Tiga tahun sudah berlalu, namun rasa nyerinya masih terasa. Di saat sendiri, kenangan itu masih saja muncul. Derai air mata itu masih mengalir.
Bukan melupakan, namun berusaha mengikhlaskan. Dan itu sangat sulit. Kadang ego memuncak dan rasa tersakiti muncul.
"Hah...." Dita memegang erat dadanya. "Kenapa sulit sekali...kenapa tak semudah seperti yang orang bilang"
Dita tak mengerti, apakah ini karena egonya atau karena perasaannya yang terlalu kuat.
Dita pergi setelah kejadian itu. Pergi membawa luka. Bukan maksud menghindar atau melarikan diri, namun dia ingin menyembuhkan lukanya. Pergi ke tempat dan suasana baru, berharap kenangannya akan terhapus dan dengan berjalannya waktu lukanya akan sembuh.
"Aku memulai untuk mencintai dan membahagiakan diriku sendiri. Mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Menata hati sebelum menerima seseorang yang baru. Aku ingin benar benar selesai dengan perasaanku dan egoku. Karena tidak adil rasanya menyeret orang lain ke dalam kehidupanku namun aku tidak bisa memberikan hatiku dan membahagiakannya. Aku tidak ingin menjadi manusia egois yang tidak mau kesepian dengan membuat hubungan baru namun masih menggenggam perasaan kepada seseorang di masa lalu"
Batin Dita.Ditambah Lagi rasa percaya diri nya hilang tak berbekas, lengkap sudah. Setiap kali ada laki laki yang mendekat, setiap kali pula Dita menjauh. Dia tak percaya diri mampu menerima perasaan mereka dan membalasnya. Lebih jelasnya, tak percaya bahwa dia bisa dicintai dan mencintai.
*****
Hidup di desa yang jauh dari hiruk pikuk ibu kota kerajaan yang selalu sibuk membuat Dita lebih bisa berpikir jernih dan mulai menata hati, walau kadang hatinya suka seenaknya sendiri dengan tiba tiba merasa nyeri setiap kali ingatan Seokjin muncul. Otak dan hati sama sama tidak sopan.
Memutuskan tinggal di desa dan menjadi bangsawan sederhana menjadi pilihan keluarga. Walau ada rasa bersalah karena kepindahan mereka menyebabkan Soodam tidak bisa mendapatlan calon suami dari bangsawan tinggi di ibukota kerajaan.
Tapi perasaan itu terbayar karena Soodam telah menemukan tambatan hatinya. Mereka bertemu saat Soodam membantu di kegiatan amal yang Pak Gubernur lakukan. Mata ketemu mata, senyum berbalas senyum, Taehyung, anak Pak Gubernur jatuh hati kepada Soodam. Soodam menyembunyikan hal itu kepada keluarga, khususnya kepada Dita, Soodam tidak ingin kakaknya menjadi tertekan. Namun sepandai apapun kita menyembunyikan rahasia, akhirnya terbongkar juga. Taehyung dengan percaya diri datang ke rumah jntuk melamar, tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Semua orang kaget, termasuk Soodam.
Niat baik harus dibalas dengan cara yang baik pula, apalagi ada perasaan cinta di dalamnya, lamaran itu akhirnya diterima walau sebelumnya Soodam menolak karena menjaga perasaan Dita. Namun Dita malah marah karena penolakan Soodam. Dita memohon Soodam untuk menerima. "Aku ikhlas" ucap Dita lembut dan Soodam akhirnya percaya bahwa takdirnya dan takdir kakanya berbeda. Jodoh nya datang lebih cepat.
Dua belah pihak memutuskan pernikahan akan digelar 3 bulan kemudian. Pernikahan yang indah dan meriah. Dita tersenyum bahagia dan menyakini bahwa bahagianya adalah bersama diri sendiri. Jalan hidupnya adalah hidup sendiri dan merawat kedua orang tuanya.
*****
Soodam menikmati peran barunya sebagai istri dan Dita masih seperti biasa, melakukan kegiatan amal, mengajar anak anak perempuan merajut-membordir, dan merawat kedua orangtuanya.
Kebutuhan hidup mereka tercukupi dari sayur sayuran yang mereka hasilkan sendiri di kebun belakang rumah dan gaji ayahnya yang masih aktif mengajar. Adapun hasil Dita mengajar menyulam dan membordir dia kumpulkan sendiri. Bagaimanapun cukuonya hidupn mereka saat ini, pada akhirnya hidupnya akan sendiri saat oeang tuanya sudah tiada. Jadi Dita berusaha hidup mandiri.