LIKE AND COMMENTS JUSEYO 😉
*****
Kau tak tahu, tak akan pernah tahu bahwa hati ku juga sakit, sama sakitnya dengan hati mu. Dan parahnya aku harus juga menanggung rasa penyesalan yang dalam. Dua hal yang sampai hari ini kutanggung.... patah hati dan rasa penyesalan.
Aku ingin meraung, namun aku tak bisa menampakkannya karena aku laki laki. Orang melihat ku baik baik saja. Namun di dalam diriku, hati ku menjerit sakit.
Aku tahu kau tak percaya padaku. Aku tahu kau terluka. Tapi...aku bukanlah laki laki yang mampu membuang perasaan nya, cinta nya, dan hanya mementingkan diri nya, memberi makan ego nya. Aku tidak seperti itu. Aku punya karakterku sendiri, aku laki laki setia, dan menghafgai sebuah kesetiaan.
Aku salah..aku salah...aku salah karena terlambat untuk menolak permintaan ayah ku dan memperjuangkan mu.
Seokjin memandang Dita yang semakin menjauh dan hilang dari pandangannya. Tolong...kasihanilah diriku kali ini. Kembalilah...kembalilah padaku. Peluklah aku lagi, cintai aku lagi, sayangi aku lagi, tersenyumlah kepadaku lagi.
Aku tidak pernah menangis, namun karenamu aku selalu meneteskan airmata. Selalu...seperti itu.....
*****
Perempuan itu hatinya selembut puding poyo poyo. Ketika jatuh maka akan hancur berantakan.
Menenangkan hati perempuan itu mudah. Puji, turuti, sayangi maka kau akan mendapatkan balasan dua kali lipat dari apa yang kau lakukan. Kau beri 100 maka kau akan mendapatkan balasan 200 dan begitu seterusnya.
Mengenali apakah laki laki mencintai - serius terhadap perempuan adalah dengan melihat seberapa besar effort - upaya yang dia lakukan. Kalau dia tak kunjung menunjukkan keseriusannya, maka kau bukanlah prioritas, ada hal lain yang dia pertimbangankan. Karena pada dasarnya laki laki tidak suka menunda hal yang dia inginkan.
Ya...seperti itu yang Dita yakini.
Dita memandang langit sore dengan sendu. Dusta bila kehadiran Seokjin kembali tidak membuat dia bahagia. Namun, rasa kecewa dan takut begitu kuat tertanam di hatinya. Takut ditinggalkan kembali.
"Apa artinya datang dan hadir kembali ketika yang kau tanamkan adalah perasaan ditinggalkan. Apa kau hadir karena akhirnya kau sadar dengan perasaanmu san membutuhkan ku. Lalu kemudian akan kau buang dan tinggalkan kembali ketika kau tak butuh lagi."
"Tidak......aku tidak mau menjadi orang bodoh lagi." Dita menggeleng kuat.
*****
"Dita....." Seokjin berjalan tergesa menghampiri Dita yang sibuk berbelanja.
Dita melirik dan hanya terdiam acuh, mengabaikan keberadaan Seokjin.
"Aku bawa kan belanjaan mu" Seokjin meraih kantong belanja Dita, dan merebut paksa dari nya hingga berpindah tangan.
Dita menatap tajam Seokjin menunjukkan ketidaksukaan nya.
"Kau....."
"Jangan marah....aku hanya berniat membantumu." Seokjin berucap singkat kemudian berlalu dari hadapan Dita.
"Pencu...." teriakan Dita tertahan saat mulutnya di bekap dengan tangan Seokjin
"Berhenti....jangan bicara apapun, atau aku akan ikut teriak bahwa kau adalah istriku yang kabur" bisik Seokjin pelan namun tegas.
Dita terbelalak dengan kenekatan Seokjin. Dan tanpa sadar mengikuti langkah Seokjin karena tangannya yang digandeng erat oleh Seokjin.
"Mau belanja apa lagi????" Tanya Seokjin lembut dengan senyum merekah