pria itu membawanya ke taman yang amat indah,di sana banyak sekali orang yang berjualan
"ikut gue."pria itu membawanya ke toko baju yang ada di taman ini, ia menyuruh zilfia untuk mengganti bajunya
zilfia tak banyak bicara dia langsung pergi untuk mengganti baju ke dalam toko tersebut
selang beberapa menit zilfia keluar dari toko dan menemui pria itu yang sedang duduk di taman yang penuh bunga-bunga dan dedaunan
jari-jemari yang sama lentiknya dengan sepasang bulu matanya, hijab yang berayun sama anggunnya dengan sepasang gamis berbunga-bunga, dan pipi yang lebih ranum dari buah persik dalam genggamannya. wujudnya yang bermandikan cahaya matahari mengalahkan gemulai bebungaan di sekitarnya.
"Berkat kehadirannya, semilir angin terasa lebih sejuk, lantai batu terlihat lebih mengkilat, dan dinding-dinding kelabu yang telah berumur terlihat berwarna."
dan tak lama dari itu hujan dari atas langitpun turun, air yang mengalir di hijab cantik miliknya kini menjadi basah dan lusuh
zilfia tersenyum ke atas langit"NIKMAT MANA YANG KAU DUSTAKAN." teriak zilfia
hujan itu hanya sebentar saja lalu panas kini sudah kembali, zilfia menyipitkan matanya ke atas"pelangi?"
"lihat deh, itu pelangi kan?." girang zilfia ke pria itu
pria itu hanya merespon dengan senyuman dan anggukan saja
"pelangi hanya sementara tetapi langit akan selamanya sampai di antara kita ada yang meninggal." ketus pria itu lalu tersenyum ke hadapan zilfia
"gue panggil lo langit ya? mau dong."
"terus gue? panggil lo pelangi gitu." ucap pria itu tidak suka, aneh-aneh saja
"panggil gue dengan namanya aja,nanti kalok gue tau cara bikin novel gue bakalan ceritain gimana senengnya pelangi ada di dekat langit.''
"so? lu seneng gue ada di dekat u?."pria itu mengerutkan keningnya, dirinya tidak bisa berkata-kata apa lagi
"sebatas langit dan pelangi."zilfia menatap pria itu dengan lama
"jangan berani menatapku seperti itu, aku pernah menatap seorang wanita dengan begitu lama tetapi Allah berkehendak lain." tegas langit
"mama?.''
wajahnya menunduk ke bawah, satu perkataan itu seperti peluru, telapak tangannya terkepal erat sampai tangannya memutih.
langit berjalan dan lupa jika dia membawa seorang wanita"ikut."lantang langit
zilfia hampir jatuh di beberapa jalan itu, dirinya tidak bisa jika di seret-seret seperti sapi
*****
"udah malem zil apalagi sekarang maghrib, Lo ga mau sholat dulu terus itu pulang."
"nanti aja gue lagi males."menatap tidak senang terhadap langit
"nih reminder dari Ahmad Arqom, matahari yang tidak pernah mendapatkan janji surga oleh Tuhan tidak pernah berhenti berputar menerangi kehidupan. Sementara kita manusia yang justru dijanjikan surga oleh-Nya mengapa lebih sering memilih santai dalam hidup ini."ujar langit kepada zilfia.
selang beberapa menit zilfia keluar dari tempat ibadah yang ada di rumah langit
“lo mau nginep apa mau pulang?“pinta langit kepada zilfia sambil mengangkat satu alisnya.
“gue mu nginep, ga baik perempuan keluar malem-malem ga apa-apa, kan?"
"iya ga apa-apa kok, gue bisa tidur di ruang tamu sambil buka pintu takut ada yang ngefitnah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAKU DI 2022
Teen Fiction۞﷽۞ kamu memang bukan cinta pertamaku tetapi kamu adalah orang pertama yang sangat menghargaiku • . aku membuat karyaku ini bukan hanya untuk bergaya karena aku mencintaimu tetapi aku membuat karyaku karena aku ingin mengabadikan namamu di dalam kar...