Usai

18 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد

Selembut apapun kata yang terucap jika itu tentang pergi ya tetap saja menyakitkan

[Nuseiba]
.
.
.
.

Saat keluar dari toko kopi itu.
nuseiba melihat lelaki yang selama ini ia kagumi yaitu Zidan.

Zidan menyadari adanya sosok nuseiba ia pun berjalan menuju nuseiba.

"Hai nusei gimana kabarnya"tanya Zidan melihat nuseiba yang sedari tadi hanya menunduk.

"Alhamdulillah aku baik"ucapnya hatinya benar-benar tidak karuan bertemu dengan lelaki yang selama ini ia kagumi.

"Kamu ngapain di sini"

"emm Lagi mencari lowongan pekerjaan Zidan"

"Oh iya nusei aku mau kasih ini ke kamu"ujarnya sambil menyerahkan sebuah undangan yang sedari tadi ia pegang.

"Kaa-mu mau nikah Zidan"
Hancur sudah harapannya yang selama ini ia pertahankan dengan sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Iya nusei doain ya semoga lancar sampai hari H "

"i-ya selamat ya Zidan"

"Iya terima kasih nusei aku duluan ya mau fitting baju"setelah mengucapkan itu Zidan mulai meninggalkan nuseiba.

"Sesakit ini ya Allah ya rabb"Air mata yang sudah tadi ia tahan kini mulai jatuh.

Seorang Laki-laki yang sedari tadi mengamati dari dalam toko kopi kini melangkah kaki menuju nuseiba

"Ini ambil"ucap arka sambil menyodorkan sapu tangan

nuseiba mendongak dan menetap sangat lama laki-laki di hadapannya

"Menikahlah dengan saya agar kamu bisa memandang saya tanpa ada timbulnya dosa sekarang tundukkanlah pandanganmu nuseiba"

Seketika nuseiba menundukan pandangan nya sambil beristighfar.

"Apakah kakak mau menikahkan aku karena permintaan terakhir Abi"

"Tidak permintaan hati saya"

_Bersambung_
[Sebaik-baik bacaan ialah Al-Qur'an]

hehe Maaf ya part nya sedikit sedikit InSyaAllah part selanjutnya aku panjangin
.
.
.

penantian Nuseiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang