d u a p u l u h e n a m

2K 10 0
                                    

"Akan tetapi hal yang membuat saya lebih sakit hati itu ketika pemuda biadab memberikan uang nominal lima juta kepada saya"

"Dari situ saya berpikir 'apakah terlihat seperti wanita bayaran?' 'apakah saya serendah itu sehingga mengalami hal sekeji itu?".

"Apa salah saya sehingga saya mendapatkan hal sekeji itu?"

Suster Adel menjelaskan secara detail akan kronologi kekerasan seksual itu terjadi tanpa ia lebih lebihkan maupun kurangi.

"Jika kalian tidak percaya maka lihatlah video yang terekam di kamera handphonenya" ucap suster Adel.

"Pria biadab itu merekam dengan jelas semua kegiatan yang telah dia lakukan terhadap saya"

Ala dan Daniel yang syok setelah mendengarkan penjelasan dari pihak korban hanya terdiam membisu karena terlalu syok akan apa yang ia dengar.

Sedangkan dokter Alvin sendiri tidak terlalu syok karena ia sudah tahu akan hal tersebut karena telah di ceritakan terlebih dahulu oleh suster Adel setelah 2 hari kejadian itu.

Hal yang membuat mereka tidak habis pikir yaitu kenapa kegiatan panas seperti itu di rekam?, apa tujuan si perekam?. Dan kenapa suster yang tidak salah apa apa menjadi korban kekerasan seksual dari Langit?. Apakah Langit berpikir bahwa suster itu pemuas nafsu sehingga memakainya dan meninggalkan uang untuk menutupi apa yang ia perbuat kepada suster tersebut?.

Sungguh kejam, pikir mereka.

"Langit, kenapa lo sebiadab itu?" batin Ala.

"Ternyata anak bos sebejat itu" batin Daniel.

"Masih muda kenapa sampai tega merusak masa depan orang lain?" batin dokter Alvin.

"Maaf tadi suster bilang pemuda itu merekam kegiatan panasnya?" tanya Daniel.

"Iya dan saya yakin video itu belum di hapus"

"Bolehkah kami menyimpan video itu untuk di jadikan barang bukti?" tanya Ala.

"Silahkan tetapi bolehkah saya meminta tubuh saya diblur nantinya?"

"Ya boleh jika itu kemauanmu"

Ala dan Daniel tidak bertanya lebih lanjut lagi seperti saran dari dokter Alvin karena mereka takut akan psikis suster Adel yang terguncang itu.

Setelah selesai dengan urusannya, Daniel dan Ala berpamit untuk pulang menuju apartemennya. Sebelum itu mereka sudah meminta nomor telepon dokter Alvin dan suster Adel karena mereka berfikir bahwa suster dan dokter itu akan berguna nantinya.

—————

"Gw gak nyangka sih kalau anak bos sebejat itu" ucap Daniel.

"Ternyata kalau orangtuanya baik anaknya belum tentu baik juga ya" sahut Ala.

"Itulah sebabnya kita  jangan menilai orang dari cover luarnya aja" ucap Daniel.

"Langit itu biseksual, gw gak tau apa penyebabnya kenapa Langit bisa biseksual".

"Pacaran sama ibunya sendiri selama enam tahun, ngegay sama teman kampusnya si Kara selama kurang lebih dua tahun temannya Kara si Ilham Langit embat juga" ucap Ala.

"Dan sekarang malah memperkosa suster di salah satu rumah sakit Singapura" sahut Daniel.

"Ada masalah apa sih si Langit"

"Mana gw tau, emang gw bapaknya?"

"Udah empat orang jadi korban kebejatan Langit" ucap Ala.

"Dan gw rasa masih ada korban lainnya yang gw sendiri belum tau"

"Oh ini yang lo maksud 'kalau gak mau jadi korban selanjutnya'?" tanya Daniel.

"Udah tau kan?"

"Hm seram juga"

"Ngegay iya nanti Langit ada niatan buat jadi gigolo gak ya?" tanya Daniel.

"Mana gw tau" ucap Ala.

"Pasti berat banget sih hukuman Langit nanti"

"Gw gak peduli sih, berani berbuat berani tanggung jawab"

—————

"Halo om" sapa Ala kepada Bintang yang masih berada di panggilan telepon.

"Kenapa?"

"Anak om bejat banget sumpah!!"

"Maksudnya?" tanya Bintang yang tidak paham.

"Om tau?!! Anak om itu udah memperkosa salah satu suster di rumah sakit tempat tante Rembulan melakukan operasi!" ucap Ala.

"Yang benar kamu?!"

"100% benar om, bahkan saya sama Daniel udah tau kronologi jelasnya gimana"

"Sumpah si kejam banget si Langit"

"Benar kata Ala tuan, Langit memang benar benar biadab. Menurut saya ini sudah keterlaluan tuan dan juga pihak korban ingin menuntut Langit ke pihak yang berwenang, korban ingin pelaku mendapatkan hukuman yang seberat beratnya" sahut Daniel.

"Daniel?"

"Ya tuan?, saya disini"

"Tadi sepertinya kamu menyebut nama 'Ala' siapa itu?"

"..... ..... tuan atau biasa yang dipanggil ..., Ala itu nama samarannya tuan" jelas Daniel.

"Oh begitu, baiklah jangan sampai nama dia terbongkar"

"Baik tuan"

"Jadi bagaimana tanggapan anda tentang Langit dan suster itu tuan?" tanya Daniel.

"Ya memang sudah melewati batas, saya sangat setuju jika Langit dilaporkan ke pihak yang berwenang" ucap Bintang.

"Loh kok om setuju?!!" pekik Ala.

"Kenapa memang?, apa tindakan yang saya ambil itu salah?"

"Gak salah om, maksud saya itu om kan ayahnya jadi gak mau bantu Langit biar dapat keringanan gitu?"

"Saya memang ayahnya akan tetapi saya tidak mungkin dan tidak akan pernah membela orang yang salah, saya tidak peduli mau itu kerabat atau anak istri saya. Salah maka akan tetap salah" jelas Bintang.

"Benar banget om!! Kita itu harus adil jadi orang jangan cuman karena pihak pelaku itu kerabat kita atau saudara kita, kita malah berperilaku tidak adil yang mana itu akan membuat pihak korban maupun keluarganya lebih sakit hati lagi"

"Oh iya om saya punya bukti perekam suara yang sengaja saya bawa dan itu isinya percakapan antara kami dengan dokter Alvin dan suster Adel" ucap Ala memberitahu.

"Kiriman ke saya"

"Baik om"

"Oh iya tuan, untuk bukti pemerkosaan itu ada di handphone milik Langit. Suster itu bilang bahwa Langit merekam kegiatan panasnya ke kamera ponselnya" sahut Daniel.

"Bukti pemerkosaan ada di handphone Langit?"

"Ya tuan, untuk itu nanti akan saya kirimkan setelah saya berhasil meretas handphone Langit"

"Kerja bagus, uang akan saya tf nanti malam"

"Saya tutup"

"Baik om/tuan" ucap Daniel dan Ala bersamaan dan Bintang pun memutuskan panggilan teleponnya.

"Jadi lo bisa meretas handphone orang?" tanya Ala.

"Ya"

"Kok lo gak bilang?"

"Lo gak tanya"

"Gak salah sih" gumam Ala.

"Tapi serius lo bisa meretas handphone orang?"

"Ya, bukan handphone doang. Bisa dibilang gw itu hacker" ucap Daniel.

"Wihh keren keren, kayaknya lo apa aja bisa ya" ucap Ala.

"Gak juga"

"Selain itu lo bisa apa aja?" tanya Ala yang penasaran.

"Lihat aja nanti" ucap Daniel.

Ibuku Adalah Pacarku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang