Bab 7

131 32 2
                                    

Matt terpaksa mengikuti Ms. Umber yang pergi ke kafe. Kafe tersebut tidak terlalu jauh, hanya sekitar tiga blok dari rumah Ms. Umber. Matt dan Ms. Umber duduk di meja teras kafe karena di bagian dalam kafe penuh. Matt mengamati Ms. Umber yang ada di hadapannya. Ms. Umber hanya mengenakan sweter hitam dan celana jins, sangat kontras dengan pakaian yang biasa Ms. Umber kenakan saat bekerja di kantor. Walaupun kasual, Ms. Umber masih tampak rapi begitu.

"Ms. Umber, saya—"

Perkataan Matt dipotong Ms. Umber. "Aku minta maaf karena membuatmu tidak nyaman soal tadi. Kamu sudah melihatnya. Aku dan ayah tiriku memang sering cekcok."

"Ayah ... tiri?"

"Ya."

Matt menelan liurnya. "Ms. Umber, saya mengerti. Saya minta maaf juga karena saya melihat Anda berdebat dengan ayah tiri Anda di depan rumah Anda, yang itu juga mengakibatkan ketidaknyamanan untuk Anda."

"Alice."

"Hah?"

"Kau bisa panggil aku Alice di luar waktu bekerja."

"Baik, Alice, aku mengerti. Maafkan aku."

Alice mengembuskan napasnya. "Apa pula salahmu? Namun, mengapa kamu ke rumahku?"

"Oh, ini ...," Matt meletakkan tote bag berisi pantyhose dan sepatu hak, "dan ini." Matt mengeluarkan laptop Alice dari dalam tas kerjanya. "Dan, ya, sekotak donat ini yang kubawa-bawa."

"Kamu membawakan barang-barangku dari kantor?" tanya Alice. "Untuk apa donat ini?"

"Aku berterima kasih kepadamu karena kau menyelamatkanku dari kebakaran," jawab Matt, "Alice."

Alice mendengus lalu terkekek. "Yah. Tanggung jawabku."

"Tapi, Alice, ...."

"Apakah kalian mau memesan sesuatu?" Seorang pramusaji mendatangi meja Matt dan Alice.

"Oh, iya. Tolong satu cangkir white coffee," balas Alice. Alice berpaling ke Matt. "Matt? Kau mau long black? Atau yang lain?"

"Eum," Matt berpikir. Perkataannya sudah dipotong dua kali, tetapi Matt akhirnya turut memesan, "Aku mau minum teh saja."

"Ada teh Earl Grey, teh bunga telang, teh kamomil, teh lavender, teh pu'er, dan teh English breakfast," kata pramusaji memberi tahu.

"Teh pu'er untukku, tolong."

"Baik." Pramusaji mencatat pesanan.

"Oh, aku mau tanya. Apakah Mrs. Hart, pemilik kafe, sedang ada di sini? Aku ingin menemuinya," kata Alice. "Beliau temanku. Jika beliau sedang tidak ada, akan aku hubungi sendiri. Aku punya kontaknya."

"Mrs. Hart ada di kantornya," jawab pramusaji itu. "Mau dipanggilkan?"

"Ya, boleh. Terima kasih."

"Baik. Akan dipanggilkan juga."

Pramusaji itu meninggalkan meja mereka. Setelah itu, Alice mengangkat sebelah alisnya sejenak. "Teh pu'er?"

"Oh, aku menyukai teh-teh Asia," tanggap Matt. "Aku juga suka ocha, matcha, ryokucha, 'teh-teh hijau', genmaicha, teh-teh hitam seperti Darjeeling, Ceylon, dan lain-lain."

"Menarik. Kamu punya kesukaan lain selain kopi long black."

Matt bertanya, "Selain white coffee, apa lagi yang kausuka?"

"Kopi-kopi dengan tingkat kafein rendah," jawab Alice. "Bir. Anggur. Wiski."

"Well, aku suka gin, mezcal, dan absinthe juga."

Adjacent ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang