Bagian 1: Love Drunk

61 1 0
                                    

I used to be love drunk but now I'm hungover
I'll love you forever, forever is over
- Love Drunk (song by Boys Like Girls)

Sea memegangi perutnya dengan kedua tangan, bahunya mengangkat, saat mulutnya mulai menggembung karena ada cairan yang akan keluar dari dalamnya. Elang mengamati perempuan yang berjalan di sebelahnya itu dengan pandangan datar. Ini bukan untuk pertama kalinya Sea mabuk berat dan tentu juga bukan untuk pertama kalinya Elang menjemput sahabat perempuannya itu dari festival musik yang pasti akan berakhir lebih dari tengah malam.

"Lang, aku mau muntah..." kata Sea sambil menarik tangan Elang agar lebih mendekat ke arahnya.

Elang menggiring tubuh Sea untuk menepi, "kamu minum berapa botol?" dahinya mengernyit kesal.

"Segini, Lang!" sahut Sea seraya menunjukkan ketiga jarinya.

"Ck!" decak Elang semakin kesal, "mana mungkin kamu semabuk ini kalau hanya minum tiga botol!"

"Sebentar, Lang..." Sea mengarahkan mulutnya ke pinggir jalan.

Elang hanya mampu menghela nafas panjang saat cairan itu keluar dari mulut Sea. Dengan telaten, laki-laki itu mengurut leher Sea dan berharap agar perempuan itu mengeluarkan semua isi perutnya dan segera merasa lega.

Air mulai turun dari langit yang sudah semakin matang. Jam tangan di pergelangan tangan kanan Elang sudah menunjukkan angka dua, empat, dan tujuh. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Elang segera menarik lengan Sea. Mengajak perempuan dengan celana pendek ketat dan baju di atas pusar itu untuk segera menuju sepeda motor miliknya.

Sea mengalami sedikit kesulitan saat menaiki sepeda motor milik karibnya itu. Elang memahami bahwa perempuan ini tentu tidak akan mampu berada di atas jok sepeda motornya dengan baik karena sebagian besar kesadarannya tentu telah berhamburan keluar bersamaan dengan isi perutnya tadi. Tanpa menunggu permintaan tolong dari Sea, dia segera menurunkan standar sepeda motornya dan menggendong Sea agar bisa duduk dengan baik di atas jok. Susah payah Elang menjaga agar tubuh perempuan itu tidak jatuh dari atas sepeda motor, tapi Sea seakan tidak mau tahu atas kerja kerasnya.

"Kenapa kamu nggak punya mobil sih, Lang? Kan kalau aku mabuk seperti ini, aku nggak perlu kesulitan untuk naik ke atas sepeda motor punya kamu..." racau Sea tidak tahu diri.

Ditatapnya perempuan itu, "karena aku nggak mau kamu muntah di dalam mobilku dan mengotori joknya!" sergah Elang cepat.

Udara mulai terasa dingin karena sebentar lagi malam akan berganti pagi. Elang dapat melihat bahwa Sea merasa kedinginan, segera dia melepas jaket yang dipakainya dan membimbing perempuan itu untuk memakai jaketnya.

"Aku rasa aku mau tidur di tempat kamu saja, Lang..." pinta Sea sedikit memohon setelah keduanya berada di atas jok sepeda motor.

"Karena?" Elang mulai menyalakan mesin sepeda motornya.

Sea menempelkan ujung dagunya pada bahu kiri Elang, "karena besok pagi pasti Gara akan mencari aku."

"Seharusnya Gara nggak mencari kamu besok, tapi sekarang!" timpal Elang ketus, "dan seharusnya kamu menelepon dia untuk dijemput dan bukan malah menelepon aku!"

Pelukan Sea pada pinggang Elang semakin erat, dada perempuan itu menyentuh punggungnya. Membuat Elang nyaris kehilangan sebagian besar fokusnya. Elang tidak mau mengingkari bahwa sahabatnya sejak Sekolah Menengah Atas ini adalah perempuan yang sangat cantik. Kulitnya seputih susu, rambut ikal kecoklatannya tumbuh panjang sampai ke punggung, matanya yang bulat dengan warna coklat terang membuat wajah ayunya semakin mempesona, ditambah tubuh Sea yang tinggi semampai dengan kaki jenjang, pinggang ramping, dan payudara yang menonjol sempurna pada dadanya.

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang