اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
•
•
•فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّۚ
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)Setelah Sholat Dzuhur tubuh Ziya bersanggah di lengan Gus Rezi dan menempatkan kepala mungilnya di atas bahu kiri Gus Rezi,sembari didalam benak hatinya terpikirkan pertanyaan yang belum terjawab dengan pasti.
Matanya menatap bagian sudut dinding yang menjadi pembatas antara dalam dan luar, sesekali menatap sang suami dan menanyakan beberapa hal,namun ia hanya takut pertanyaan dapat menyinggung.
Gus Rezi hanya mengamati Ziya dengan senyuman yang sedang menatap kosong sudut kamarnya. "Ada pertanyaan?"
"Mas gak salah-kan jadiin aku sebagai istri?"
Alis Gus Rezi terangkat dan keningnya mengerut. "Kenapa emangnya?"
"Coba Mas pikir,seorang pria yang paham agama biasanya ingin mencari sosok wanita yang akan di bimbing, sedangkan Mas selama menikah denganku gak pernah berbagi ilmu,apalagi aku seorang Ning juga," jawabnya dengan memainkan seluruh jari Gus Rezi.
"Berarti udah bisa menyombongkan ilmu yang sekecil padi nih," sindirannya terhadap Ziya.
"Eh,eh, astaghfirullah mboten ngoten ya Allah niat Kulo," sadar Ziya.
"Bukan karena kamu seorang Ning,dan paham betul tentang agama,sebanyak apapun ilmu yang didapatkan oleh seorang wanita,dia juga membutuhkan sosok laki-laki yang terus membimbing bukan?"
"Nah,dengan ini kita harus lebih banyak bersyukur kepada Allah karena memberikan nikmat yang begitu diinginkan oleh orang lain,menjadi Al Ummu madrasatul ula wal abu mudiiruha."
"Mas dulu sempet berpikir 'siapa sosok laki-laki yang beruntung mendapatkan perempuan seperti kamu' yang mandiri,paham agama,bisa mengimbangi dunia dan akhirat,ketua Geng Motor ternama,dan lebih suka menjaga privasinya tanpa berharap dikenal banyak orang,kalau sosok wanita cantik ini seorang Ning juga,dan ternyata yang beruntung itu 'aku," ujar Gus Rezi sembari membalikkan badan Ziya agar berhadapan dengannya.
"Tapikan mas, beberapa laki-laki yang merasa berilmu mengatakan kalau mereka tidak ingin menikah dengan perempuan yang sekiranya sudah berilmu karena yah mungkin merasa percuma punya ilmu sebanyak pasir di pantai namun demikian itu tidak dapat di berikan kepada istrinya."
"Beberapa bukan? Yang namanya wanita berilmu ataupun tidak mereka juga membutuhkan pemimpin yang bisa menjadi nahkoda, apalagi kita sebagai manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,dan tugas kita hanya melengkapi kekurangan dan menghargai kelebihan yang kita miliki satu sama lain."
"Tidak semua laki-laki itu sama dalam berpikir,mereka memiliki hak untuk memilih pasangan hidupmu entah itu yang bernasab ataupun tidak."
Ziya memerhatikan Gus Rezi dengan kepala yang dimiringkan ke kanan.
"Dengan adanya seorang Ning atau bukan tapi sudah meng-upgrade dirinya,mereka sukses dalam pendidikan dan karier dengan basic ilmu agama sejak kecil akan menambah keturunan yang baik untuk mempertahankan dinasti pesantren."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS
أدب المراهقينDISINILAH PERTEMUAN DARI ZIYA QUROTUL A'YUN. Ziya Qurotul A'yun, seorang perempuan cantik yang mendalami ilmu agama dan juga ketua geng motor, menemukan sahabat sejatinya. Ziya bertemu dengan tiga sosok wanita yang kelak akan menjadi sahabatnya dala...