1.

830 51 0
                                    






















Di siang yang terik itu, terlihat pemuda berpawakan tidak terlalu tinggi, berkulit putih dan rambut hitamnya sedikit lebih panjang daripada laki-laki pada umumnya. Wajahnya yang manis dan cantik membuat dirinya sering dikira perempuan.

Namun ia sudah terbiasa dengan ucapan seperti itu karena ia sendiri juga menyadari itu. Ia juga bingung, ia itu laki-laki loh kenapa malah seperti perempuan?

brukk..

"Aduh, maaf maaf." Ucap pemuda manis itu pada pemuda yang lebih tinggi darinya.

"Jalan luas, ga semuanya jalan lo." Sahut pemuda itu dan langsung meninggalkannya.

"Ihh, kok gitu, kan aku udah minta maaf." Gumannya.

"Ah iya, hampir telat." Pemuda itu kembali berlari kecil menuju cafe dimana ia bekerja.

Ini hari pertamanya bekerja, namun sudah terlambat saja.

Setelah sampai di cafe, pemuda itu menuju ke toilet untuk berganti pakaian. Lalu ia kembali ke tempat peristirahatan para pekerja.

"Maaf, aku terlambat."

"Untung aja bos lagi ga ada, kalo ada habis kamu." Sahut temannya.

Panggil saja pemuda manis itu dengan nama Renjun atau Njun, dan temannya bernama Guanlin. Mereka teman dekat sejak Renjun melamar pekerjaan ke cafe itu, jadi Renjun tidak kesepian.

"Lagian, kenapa bisa telat?" Tanya Guanlin.

"Aku lupa kalo udah ga serumah sama Ibun, ya aku mikir palingan juga dibangunin nanti." Jelas Renjun.

"Terus terus,"

"Terus yaudah kan siap-siap mode cepat gitu, ehh dijalan pake acara nabrak orang. Untung ga diomelin lama, dia langsung pergi habis bicara sekalimat."

"Kamu ni, makanya kalo buru-buru tetep fokus lahh."

"Ya maap, panik tadi tu."

Tak lama, terdengar suara lonceng yang menandakan ada orang yang datang ke cafe mereka. Renjun bersiap di meja kasir dan Guanlin berada di dapur.

"Selamat pagi, selamat datang di cafe kami." Sapa Renjun dengan senyuman manisnya.

"Iya, selamat pagi."

"Mau pesan apa kak?"

"Sandwich sama americano."

"Baik, ditunggu ya kak."

Renjun kebelakang untuk memberitahu Guanlin, dan orang tadi berjalan menuju salah satu meja.

Dengan tangan Guanlin yang cekatan, ia menyelesaikan pesanan dengan cepat. Lalu memberikannya pada Renjun untuk dibawa ke meja pelanggan.

"Ini kak pesanannya, selamat menikmati."

"Renjun?" Guman pelan orang itu.

"Iya? Manggil saya?"

"Engga."

"A-aaa, okay saya permisi."

Renjun menatap wajah pelanggannya itu, pemuda yang sepertinya lebih tinggi daripada dia dengan kulit tan nya yang terlihat menarik. Rahangnya yang tajam dan tatapan mata yang seakan-akan menghipnotisnya.

"Ih, kenapa sih? Tapi kenapa aku kaya pernah tau dia ya?" Batin Renjun.

"Kamu kenal dia ga?" Tanya Renjun saat berada di dapur.

"Siapa?" Sahut Guanlin setelah membereskan kotoran yang ia perbuat.

"Itu diluar, aku kaya ga asing sama dia, tapi siapa ya?"

Love From Childhood (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang