8.

273 20 0
                                    



























Pagi hari yang cerah itu, Renjun membuka matanya perlahan lalu merenggangkan ototnya. Ia melihat Haechan yang masih terlelap, Renjun kembali mengusap kepala Haechan dengan lembut.

"Ayo dong inget aku lagi..."

Dengan perlahan Renjun sedikit mengangkat kepala Haechan dan memberikan bantal untuk Haechan. Renjun pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan.

Teh hangat yang wajib ada, karena Renjun masih mengingat jika di pagi hari Haechan suka meminum teh hangat. Lalu sarapan, Renjun membuat nasi goreng.

Karena terdengar suara berisik di dapur, Haechan menjadi terbangun. Ia melihat ke sekeliling, Renjun kemana? Pertanyaan yang pertama muncul di pikirannya.

Haechan duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya yang belum 100% kembali ke raga nya.

"Njun," Panggil Haechan.

Karena tidak ada sahutan dari Renjun, Haechan pun berdiri dan menghampiri Renjun yang sibuk di dapur.

"Njun,"

"Kaget ish, kenapa??"

"Lagian dipanggil tadi ga nyaut,"

"Mana aku denger, oh iya itu teh anget,"

"Kok tau tiap pagi gua suka teh anget?"

"Emm... Itu kan kamu lagi sakit, ya minumnya yang anget dong." Renjun memutar otaknya agar tidak bingung untuk memberikan jawaban.

"Iya sih, makasih ya,"

"Iya, nih makan. Aku mau pulang du--"

"Pulang sekarang?"

"Ya iyalah,"

"Ga nantian aja?"

"Aku ada urusan Chan, ga bisa nemenin kamu jadinya."

"Tapi lo nanti balik lagi?"

"Ya paling besok, hari ini acaranya full seharian,"

Haechan menghela nafasnya, ya ia juga tak bisa melarang Renjun karena ia bukan siapa-siapa untuk Renjun. Hanya teman kan? Berharap apa jika hanya teman?

"Yaudah deh, tapi kesini lagi ya?"

"Iyaa, aman, kabarin aja kalo kenapa-napa nanti."

Renjun hendak menuju ke ruang tamu untuk mengambil tasnya, tapi terhenti karena permintaan Haechan.

"Njun,"

"Apa?"

"Peluk gua ya?"

"H-hah?"

"Emm... Gua pengen dipeluk,"

"Pacar kamu lah, kenapa aku?"

"Njun..."

Haechan mulai merengek seperti bayi, Renjun juga tak bisa menolaknya jika Haechan seperti ini.

"Iya iyaa,"

Renjun mendekat pada Haechan, lalu Haechan memeluk tubuh mungil milik Renjun. Bau tubuh Renjun seakan-akan menghipnotisnya, ia tak ingin melepaskan pelukan itu.

Renjun juga mengusap surai Haechan dengan lembut. Haechan kembali merasa jika Renjun pernah ada bersamanya, tapi Haechan tak bisa mengingatnya.

"Udah ya, nanti aku malah telat."

"Tapi beneran kesini lagi kan?"

"Iyaaa, tapi besok."

"Njun..."

Love From Childhood (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang