10.

432 26 0
                                    






















Hari demi hari berlalu, Renjun masih merasa kehilangan sampai sekarang. Yang biasanya ada suara Ibun yang menyapa, kini sunyi.

Haechan juga tidak terus tinggal bersama Renjun, ia harus mengurusi perusahaannya. Bahkan saat Renjun sakit Haechan sendiri tidak tau karena Renjun sengaja tidak memberitahu.

Dan ini, kali ke-lima Renjun demam dalam 1 bulan ini dan tanpa Haechan mengetahuinya terlebih dahulu. Masalahnya ini lebih parah daripada sebelumnya, Renjun tak berdaya di kasurnya.

Ia hanya bisa memakan roti yang pernah ia beli untuk stok, karena tidak kuat jika harus memasak nasi dan lauk pauknya.

"Telfon Echan aja apa ya? Njun ga bisa sendiri..."

Renjun pun mengambil ponselnya dan segera menelfon Haechan dengan sisa tenaga yang ia punya.

"Halo, Echan sibuk?"

"Kaga Njun, baru aja pulang, kenapa?"

"Emm... Itu..."

"Bentar, gua kesana, lagi kangen juga."

"Ah engga usah,"

"Udah, anteng 10 menit lagi gua sampe."

Haechan mematikan telfonnya lalu memakai jaketnya dan bergegas menuju ke rumah Renjun menggunakan mobilnya.

Sesibuk apapun Haechan, tapi jika itu berkaitan dengan Renjun ia sangat cekatan. Membuat Renjun sangat beruntung memiliki Haechan.

Benar saja 10 menit saja Haechan sudah sampai di rumah Renjun. Haechan memasuki rumah Renjun dan melihat sekeliling.

"Kotor amat,"

Bahkan beberapa bahan makanan di dapur sudah membusuk, stok juga masih setengah. Karena tidak menemukan Renjun dibawah, Haechan pun berjalan menuju ke lantai atas dimana kamar Renjun berada.

"Njun," Panggil Haechan.

Sudah berkali-kali Haechan memanggil namun tidak ada sahutan dari pacar mungilnya itu. Ia yakin jika Renjun di kamar, karena sepatu atau sandalnya saja ada di rumah.

Renjun membuka pintu kamarnya perlahan dan melihat Haechan yang berdiri di depan pintu. Haechan menyapa dengan senyuman hangatnya pada Renjun.

"Echan,"

Renjun pun memeluk tubuh Haechan dengan erat untuk menyalurkan rasa rindunya pada Haechan.

"Loh, demam lagi?"

"Dikit kok,"

"Udah berapa hari?"

"Tiga,"

"Kebiasaan, kalo sakit bilang aja cil, sesibuk apapun gua tapi kalo lo sakit gua bisa kok kesini."

"Ish, nanti aja ngomelnya, Njun kangen Echan."

"Iya iya,"

Haechan menggendong tubuh Renjun dan membawanya ke kasur, lalu Haechan membaringkan tubuh Renjun.

"Istirahat, kalo mau apa bilang sama gua."

"Seharian tidur terus Echann, Njun mau dipeluk sama Echan ajaa."

Renjun kembali duduk dan merengek pada Haechan, kenapa pacarnya itu tidak tau kalau dia hanya ingin dipeluk seharian ini.

"Dasar bayi, gua mandi dulu ya, nanti gua peluk."

Haechan berdiri dan mengusap kepala Renjun lembut. Setelahnya Haechan mengambil bajunya dan mandi.

"Jangan lama-lama yaa?"

Love From Childhood (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang