01. In The Coast

96 16 0
                                    

Di sini, Semi Eita yang terduduk di atas bebatuan di pesisir pantai menatap laut lepas. Menghempaskan apa yang menurutnya memusingkan.

Tekanan dari keluarganya membuat ia perlu waktu tenang sendiri. Menjadi putra mahkota ke 4 tak membebaskannya dari tuntutan keluarga.

Banyak proposal yang telah Eita tolak dengan alasan "tak mau menyakiti orang itu di masa depan" dan hanya ingin bersama orang yang membuatnya menyukainya. Eita tahu kecil kemungkinannya mendapat getaran seperti di dongeng. Tapi setidaknya Eita tahu jika ia tak menyukai seseorang.

Eita bangun dari duduknya sembari melepas sepatu yang ia kenakan. Ia menggulung celananya hingga setengah dari betisnya, dan berjalan kearah laut.

Deburan ombak mengenai kakinya dan menyapu butiran pasir di sampingnya. Langit oranye merupakan lukisan alam yang kini Eita lihat. Hembusan angin laut menyapanya dengan lembut membuat Eita merentangkan kedua tangannya sembari menikmati hembusan angin.

"Eita!"

Suara itu membuyarkan fikiran Eita. Suara yang ia kenal, dan mendengarnya saat ini sangat menjengkelkan.

"Jangan ganggu, aku tidak mau kembali" jelas Eita tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bukannya kau harus menyiapkan pernikahanmu besok?" Lanjut Eita.

"Eita, ayolah... aku tidak akan berusaha mencocokkan mu dengan siapapun lagi kali ini" ungkap Tetsuro.

"Ya, seperti aku percaya... ingat saat di acara pernikahan UshiWaka? Kau dan Koutaro mengunciku di kamar dengan gadis itu" jelas Eita.

"Kau kan kabur lewat balkon, itu tak terhitung" ungkap Tetsuro.

"Hentikan Tetsuro, kembali saja... Kenma pasti menunggumu" ujar Eita.

Tetsuro hanya menatap Eita yang tak sedetik pun melihat kearahnya.

"Ya... kau tahu, Koutaro besok akan membawa Keiji, jangan lupa hadir, kita sudah janji untuk melihat Keiji" ungkap Tetsuro dan berbalik pergi.

Eita hanya tersadar akan kata-kata terakhir Tetsuro. Benar, mereka berjanji melihat Keiji. Karena saat itu Koutaro sepertinya sangat membangga banggakan sosok Keiji yang katanya adalah "belahan jiwanya".

Mendengar Koutaro berani menggunakan kata itu, tentunya membuat Tetsuro dan Eita penasaran. Orang seperti apa yang membuat sepupu bodohnya ini bisa jatuh cinta.

Lalu, suara cipratan di air terdengar. Suaranya seperti percikan air saat seseorang jatuh kedalam laut atau mulai meyelam.

Eita mengalihkan pandangannya. Seharusnya tak ada siapapun di pantai. Dermaga pun jauh dari sisi pantai ini. Fikir Eita.

Namun, dengan pemikiran skeptisnya, Eita hanya berfikir bahwa itu mungkin hanya suara air yang menabrak karang atau mungkin batu di pinggir pantai.

Eita menghembuskan nafasnya, dan berjalan kembali menjauh dari lautan sembari mengambil sepatunya yang terletak di batu yang ia duduki tadi.

Eita hanya bisa kembali untuk sekarang. Untuk menjauhi pembicaraan soal pasangan, mungkin Eita akan berusaha menghindarinya sebaik mungkin.

Pantai yang Eita tinggalkan dengan menunggangi kuda itu, terlihat sunyi sekarang. Namun yang Eita tak ketahui, apa yang ia fikirkan tentang percikan itu bukanlah hal yang benar.

Tak jauh dari pesisir pantai, di balik batu karang, seseorang sedari tadi memperhatikannya.

Sirip ungunya yang di terpa sinar oranye terlihat di permukaan air. Shirabu Kenjiro, sosok yang melihat Eita sedari awal Eita menginjakkan kaki di pantai itu hanya menopang kepalanya dengan kedua tangannya di batu karang.

Kenjiro baru pertama kali melihat Eita. Matanya tak bisa terlepas dari sosok Eita yang berdiri di pesisir pantai itu.

Kenjiro hanya bergumam.

"Tidak mungkin hal itu terjadi"
.
.
.

Eita menjauhkan dirinya dari kerumunan di hari bahagia Tetsuro itu. Cukup ia mendapat undangan undangan aneh dari para hadirin yang ingin mendekatinya.

"Eitaaaa!" Ujar Koutaro dari kejauhan.

Putra mahkota ke 3 itu berjalan ke arah Eita sembari menggandeng seseorang dengan surai hitamnya.

"Eita, ini Keiji... Keiji, ini Eita" ujar Koutaro dengan senyuman khasnya di depan Eita.

Keiji hanya menundukkan kepalanya menunjukkan rasa hormatnya. Eita hanya mengangguk mendengar ucapan Koutaro.

"Dan kau masi sendiri seperti biasanya" ujar Koutaro.

Eita hanya memasang senyumnya. Jujur saja, Eita lebih suka seperti ini. Mungkin dengan menenggelamkan pikirannya dalam buku romansa di perpustakaan istana akan membuat hari harinya menjadi lebih sempurna lagi.

Eita lebih suka membaca kisah orang lain daripada mengalaminya. Jatuh cinta pada seseorang yang tak nyata, atau mungkin berharap itu adalah dirinya.

Nyatanya, yang mendekatinya hanya orang orang yang ingin kekuasaannya, jabatannya, bahkan uangnya. Menurutnya, cukup 3 kali ia ditipu oleh  orang orang yang berusaha mendekatinya. Bahka hampir bertunangan dengannya.

"Koutaro, kau tidak ingin menyapa Tetsuro?" Tanya Eita.

"Ah ya! Akan kulakukan, sampai jumpa Eita" ujar Koitaro.

Eita hanya menggelengkan kepalanya. Sepupunya ini sangat mudah di alihkan.

Eita berjala meninggalkan acara, dan berjalan kearah perpustakaan.

Eita mencari ketenangan di perpustakaan yang sunyi dan jarang digunakan ini. Cahaya lembut menyinari dari balik jendela besar disana.

Cukup senang, karena berhasil melarikan diri, Eita mengulurkan tangannya untuk mengambil sebuah buku.

Eita membaca buku tersebut sembari bersembunyi di balik rak rak buku. Menenggelamkan pemikirannya dalam kisah indah nan sempurna yang merupakan karangan orang lain.

Menikmati cerita fiktif tanpa sejentik kenyataan dari suasana yang dibuat sang pengarang. Bisakah Eita katakan bahwa kisah yang di tulis adalah kisah yang didambakannya?

Kisah tak masuk akal yang menggambarkan bagaimana seseorang bila sedang mengalami kisah romansa. Bahkan bisa dibilang, Eita iri pada sepupu sepupunya yang dapat bertemu orang seperti di dongeng atau novel.

Menemukan seseorang yang akan mengertinya, apakah mungkin?

Eita hanya bisa melihat ilustrasi di buku yang ia genggam. Buku fantasi di tangannya ini sungguh memiliki banyak penggemar.

"Jika memang duyung itu ada, aku akan dengan senang melihatnya" ujar Eita sembari menutup buku yang ia baca.

Kisahnya sungguh tak bisa Eita bayangkan ada. Maksud Eita, bukankah duyung itu makhluk mitologi yang dapat menenggelamkan sebuah kapal.

Jika memang duyung benar benar seperti apa yang dikatakan buku yang Eita baca, mungkin memang Eita akan dengan senang hati bertemu dengannya.

To Be Continued
.
.
.
.
.

GAIS HLLOEWWWWWWWWW

EUUUUUU UDAH LAMA, gua kembali membawakan ff semishira nieh oeyyyy

Miss uuuu so muchhh

Lop kalian dah yang udah dukung cerita cerita gueeeeee!!!!

scale and feet - SemiShiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang