03. Can't Believe My Eyes

62 14 1
                                    

Di bawah gelapnya malam, Keiji mengendap endap di pelabuhan bersama Eita.

Apa boleh buat? Keiji sudah berjanji akan mempertemukan Eita dengan orang yang menyelamatkannya. Dan Eita berjanji untuk tak memberi tahu siapapun tentang teman Keiji.

"Oh... itu mengingatkanku, kenapa kau menemuinya di dermaga?" Ungkap Eita.

"Apakah tempat ini adalah tempat pertemuan kalian? Seperti tempat biasanya kalian bermain?" Tanya Eita.

"Karena ini satu satunya tempat dimana kita bisa bertemu, tanpa aku harus berjalan jauh" ujar Keiji saat tiba di ujung dermaga sembari melihat kearah laut dibawahnya.

Eita hanya melihat Keiji, lalu melihat sekitarnya, mencari seseorang yang akan datang.

"Kenjiro" panggil Keiji.

Suara cipratan air terdengar. Mata Eita membulat melihat apa yang muncul dari air. Seseorang dengan surai cokelat muda, dengan wajahnya yang rupawan, membuat dada Eita tersentak sebentar.

Kenjiro menenggelamkan dirinya di air, menyisakan bagian matanya hingga ujung rambutnya di permukaan setelah melihat Eita dibelakang Keiji.

"Hei Kenjiro, tenang saja, aku menyuruhnya untuk tidak bilang siapa pun" ungkap Keiji.

Kenjiro hanya mengerang kecil.

"Aku membuatnya berjanji" ujar Keiji yang mengerti Kenjiro.

Kenjiro memunculkan seluruh kepalanya dari air. Dengan wajahnya yang khawatir, ia melihat Eita yang sedang menatapnya.

Eita merasa lucu melihat Kenjiro. Kalau bisa, ia akan mencubit pipi Kenjiro sekarang juga.

"Euh... halo, aku Eita" ungkap Eita.

Kenjiro lansung memeluk kaki dermaga. Entah, ia takut tapi ingin mengenalnya juga.

"Dia tidak biasa denganmu" ungkap Keiji.

"Lalu Keiji, kenapa kau bisa mengenalnya?" Tanya Eita.

"Bukankah mereka, ehem... katanya tinggal di laut dalam?" Tanya Eita kembali.

"Dan, seberapa banyak yang kau tahu?" Ujar Keiji.

"Tidak... itu hanya yang kubaca" ungkap Eita.

Keiji diam sejenak.

"Ibu ku seperti Kenjiro" ujar Keiji membuat Eita tak percaya perkataannya.

"Tunggu... bukankah..."

"Tidak, tak sepenuhnya" ungkap Keiji.

"Aku punya insang seperti Kenjiro, tapi tak terlalu bekerja" lanjutnya.

"Lihat, mereka ada... cuman berbeda dengan milik Kenjiro" jelas Keiji kembali sambil menunjukkan pinggangnya yang terdapat 3 baris kulit terbuka disana, namun samar.

"Apakah Kou..."

"Ia tahu... ia yang menyelamatkanku" ungkap Keiji lalu menatap Kenjiro.

"Meski begitu aku manusia, kaki tak akan berubah dengan sirip, hanya dapat bernafas lebih lama dan mengerti Kenjiro" ujar Keiji.

Kenjiro memekik kecil kearah Keiji.

"Aku tidak terlalu bisa berenang kau tahu" ujar Keiji.

Kenjiro kembali memekik, kemudian melihat kearah Eita.

Eita tak tahu apa yang dibicarakan Kenjiro. Eita hanya menatap Kenjiro yang sedang menatapnya.

Terlalu lama di tatap Eita, Kenjiro bersembunyi di balik kaki dermaga.

"Tunggu... begitukah mereka berbicara??" Ujar Eita.

"Memang" jawab Keiji.

"Mereka menggunakan insang, mereka hanya akan menggunakan pita suara jika insang mereka kering" ujar Keiji.

Eita sekali lagi hanya menatap Kenjiro yang bersembunyi di balik kaki kaki dermaga.

"Kenjiro, perkenalkan dirimu dengan benar" ungkap Keiji.

Kenjiro menggeleng di balik kaki kaki dermaga, lalu mencuri pandang ke arah Keiji. Keiji hanya menatapnya, sudahlah jika Kenjiro tidak mau, ia akan membawa Eita kembali.

Kenjiro menggeleng kembali, lalu keluar dari persembunyiannya.

Ia menatap Eita beberapa lama, kemudian mengulurkan tangannya. Eita hanya tersenyum lalu meraih tangan Kenjiro.

"Senang berkenalan denganmu Kenjiro, dan terimakasih telah menyelamatkanku" ungkap Eita.

Kenjiro menggeleng, lalu bersuara memekik seperti lumba lumba.

"Ia bilang, tidak apa, dia senang membantu" ujar Keiji.

"Tidaakk, aku benar benar berterimakasih, jika tidak ada kau, mungkin aku sudah tiada" ujar Eita.

Kenjiro hanya melihat kearah Eita, kemudian melihat kearah pinggang Eita. Sembari menunjuk pinggang Eita, ia memekik kecil.

"Ia bertanya, apakah sudah lebih baik?" Ujar Keiji.

"Ah! Ya, terimakasih... berkatmu ini lebih baik" ujar Eita.

Kenjiro hanya tersenyum kearah Eita, kemudian mengangguk saja.

"Baiklah, sepertinya aku harus meninggalkan kalian berdua, maaf, oh ya... Kenjiro, jangan lupa kerang yang kuminta itu" ungkap Keiji sambil berdiri.

"Aku harus kembali" ungkap Keiji sembari mendekatkan tubuhnya ke Kenjiro.

Kenjiro mengangguk, dan memekik kecil.

"Ya, sampai jumpa Kenjiro" ujar Keiji dan pergi dari dermaga.

Kini, hanya Eita dan Kenjiro yang tersisa.

Entahlah, sungguh canggung rasanya hanya berdua dengan Kenjiro. Ia tak mengerti apa yang Kenjiro bicarakan, dan Kenjiro tak mengatakan apa apa dari tadi.

"Eum... Kenjiro, jika kau mau... kita bisa bertemu lagi?" Ungkap Eita.

Kenjiro menatap Eita tak tahu harus merespon apa.

"Ah, tenang saja, aku tidak akan memberitahu siapa siapa tentang keberadaanmu" ujar Eita lagi.

Kenjiro masih terdiam.

"Aku ingin dekat denganmu juga, bagaimana?" Tanya Eita.

Kenjiro kali ini mengangguk.

"Baiklah, bagaimana kalau besok bertemu di pantai waktu itu?" Ujar Eita.

Kenjiro kembali mengangguk.

"Jadi, itu janji okay?" Kata Eita sembari menjulurkan jari kelingkingnya kearah Kenjiro.

Kenjiro dengan perlahan meraih kelingking Eita dengan kelingkingnya.

"Baiklah! Itu janji" ujar Eita.

"Temui aku saat sore hari okay!" Ungkap Eita.

Kenjiro hanya mengangguk kembali.

"Kalau begitu, aku harus kembali, kalau tidak, mereka akan membuat keributan" ujar Eita dan berdiri.

"Aku senang berkenalan denganmu Kenjiro" lanjut Eita.

Kenjiro memekik kecil. Eita tak tahu artinya, tapi mungkin Kenjiro juga senang berkenalan dengannya.

Eita hanya melambaikan tangannya, dan pergi dari dermaga. Kenjiro hanya menatap punggung Eita yang lambat laun menghilang dari pandangannya.

Kenjiro kembali kedalam air, kemudian menutup mulutnya dengan keduatangan tak percaya.

"Tunggu... kenapa aku senang sekali??!" Ujar Kenjiro.

"Tenang Kenjiro" lanjutnya lagi.

"Sebaiknya aku pulang, sebelum mereka mencariku"

Setelah bergumam, Kenjiro menggerakkan siripnya, dan kembali ke rumahnya.

To Be Continued
.
.
.
.
.

Gua gatauu mau bahas apa, jadii langsung aja

See you!!

scale and feet - SemiShiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang