04. A Beautiful Person

42 10 1
                                    

Kenjiro mengendap endap melewati karang dipinggir pantai. Ia melihat Eita disana, terduduk di pasir sembari membaca buku dengan kakinya yang terbasuh air laut.

Apa yang ia fikirkan, dan kenapa ia datang??!

Saat Kenjiro ingin pergi dan kembali saja, Eita tak sengaja melihat Kenjiro yang ingin melarikan diri.

"Kenjiro!" Panggil Eita.

Kenjiro melihat kearah Eita yang kini berdiri dan berjalan kearahnya. Saat tiba di hadapannya, Eita mengulurkan tangannya. Kenjiro sedikit tersentak, namun dengan ragu menerima uluran tangan Eita.

"Kau menepati janjimu" ujar Eita sambik tersenyum dan sedikit tertawa.

Kenjiro hanya melihat wajah Eita. Rambutnya yang tertiup angin, dan senyumannya membuat Kenjiro terlarut dalam benaknya.

"Ayo, kita kesana" ungkap Eita sembari menunjuk tempat dimana tadi ia terduduk.

Kenjiro hanya mengangguk, dan mengikuti Eita.

Ia terduduk di samping Eita yang kembali membaca bukunya. Entah apa yang harus Kenjiro lakukan, maksudnya... situasi yang ia alami sungguh canggung.

Kenjiro hanya melirik kearah benda yang Eita bawa. Eita yang menyadari lirikan Kenjiro, hanya tertawa kecil.

"Ini buku" ungkap Eita.

"Buku itu adalah cerita, yang di tulis, bukan hanya diucapkan, agar dapat tersimpan dan tak mengubah alurnya" ujar Eita.

Kenjiro melihat Eita yang membalik halaman berikutnya. Matanya berbinar saat melihat ilustrasi di buku tersebut menggambarkan kaumnya.

"Oh ya, aku belum selesai membacanya, jadi kubawa kesini" ujar Eita.

"Kau mau tau apa yang tertulis?" Tanya Eita dan diangguki Kenjiro.

Eita sekali lagi hanya tersenyum. Ia membacakan tulisan demi tulisan yang ada di dalam buku. Kenjiro mendengar suara Eita yang menerjemahkan tulisan demi tulisan itu kedalam suara hanya bisa mendengarnya dengan tenang.

Kenjiro menjatuhkan kepalanya di pundak Eita. Eita hanya terkejut dengan perilaku Kenjiro. Lalu menjatuhkan senyuman diwajahnya.

Surai Kenjiro yang di sinari cahaya oranye dari matahari, seperti berkilauan di mata Eita. Sangat cocok untuk dibandingkan dengan kilauan laut sekarang.

Mata Eita berbinar, saat Kenjiro memekik kecil. Namun, setelah pekikan kecil, muncullah beberapa kata.

"E...Ei..." ujar Kenjiro pelan.

"Ei... Eita!" Lanjut Kenjiro dengan perlahan, namun senyuman kecil terukir di wajahnya.

Surai Kenjiro yang tertiup angin laut dan berkilau dibawah sinar oranye matahari membuat Kenjiro sungguh cantik dimata Eita.

Eita mengulurkan tangannya dan meraih pipi kanan Kenjiro. Eita tersenyum melihat makhluk cantik dihadapannya saat ini.

"Kau cantik Kenjiro" ujar Eita tanpa sadar.

Kenjiro hanya tersipu mendengarnya, dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Aneh" ungkap Kenjiro.

Eita kini menggenggam kedua tangan Kenjiro, dan menurunkan kedua tangan Kenjiro dari wajahnya.

"Tidak, aku bersungguh sungguh" ujar Eita.

Kenjiro hanya mengalihkan pandangannya dari Eita. Sedangkan Eita tertawa kecil melihat tingkah laku Kenjiro.

Tapi, Kenjiro teringat akan luka Eita yang saat itu. Apakah Eita sudah baik baik saja?

scale and feet - SemiShiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang