Saat ini Langit dan Kara telah berada di restoran yang terkenal akan kelezatan makanannya.
"Udah gede makannya masih kayak anak kecil" Langit terkekeh melihat cara makan Kara.
"Makannya pelan pelan, jadi belepotan gini kan" ucap Langit lalu menghapus noda saos yang tertinggal di sudut bibir Kara.
Kara yang mendapatkan perlakuan seperti itu spontan berhenti mengunyah makanannya karena terkejut akan tindakan Langit yang tiba tiba.
"Rileks sayang, jangan tegang" ucap Langit terkekeh geli.
"Malu" gumam Kara yang masih bisa didengar oleh Langit.
"Gak usah malu, kan sama pacarnya sendiri" ucap Langit.
"Banyak yang liatin kita" gumam Kara.
"Biarin gak usah ditanggapi"
"Stt jangan dielus geli tau!" ucap Kara ketika merasakan tangan Langit mengelus pahanya.
"Salah sendiri cuman pakai boxer" ucap Langit yang masih setia mengelus paha mulus kekasihnya.
"Gak pakai cd lagi ya?" tanya Langit.
"Enggak sih, mau tidur nanggung banget ah"
"Emmh jangan di pegang Langit!" ucap Kara yang merasakan tangan Langit sedang memegang alat vitalnya.
"Gak papa biar bangun" bisik Langit tepat di telinga Kara.
"Jangan! Diem deh kita ini lagi di luar" ucap Kara.
"Kenapa malah diurut urut gitu!!" kesal Kara karena miliknya telah diurut oleh Langit.
"Kan biar bangun"
"Gak usah gitu deh, kita ini lagi diluar!"
"Gak papa kan bisa ke kamar mandi" ucap Langit santai.
"Nanti ada yang lihat!"
"Gak ada mereka lagi sibuk sama aktifitasnya sendiri"
"Jangan ngeyel Langit!" ucap Kara.
"Nikmatin aja sih!"
"Stt ahh" Kara menahan desahannya karena ia sadar mereka masih berada di tempat umum.
"Kan jadi bangun!" rengek Kara, Langit yang mengetahui itu tersenyum puas.
"Gak papa, ayo ke kamar mandi!" ajak Langit.
"Tapi..."
"Kenapa hm?" tanya Langit.
"Jalannya..."
Langit yang peka pun langsung memberikan jaket yang sedang ia pakai untuk menutupi area yang menonjol itu.
"Ayo, jalan sekarang. Nunggu apa lagi?"
"Mau digendong?"
"Enggak!!"
"Serius?"
"Iya!!"
Mereka berdua pun berjalan menuju kamar mandi yang telah disediakan.
"Ini aman kan?" tanya Kara ketika mereka berdua telah masuk di salah satu bilik kamar mandi.
"Aku jamin aman"
"Buka boxer kamu" perintah Langit, Kara pun langsung membuka boxernya dan benda yang ada didalamnya langsung keluar dengan keadaan yang sudah tegang.
"Kaki kamu taruh dipundak aku biar gak ada orang yang curiga" ucap Langit yang langsung dituruti oleh Kara.
Setelah berjongkok dihadapan Kara yang tidak memakai boxer Langit mulai memainkan alat vital Kara dengan tempo pelan.
"Stt emhh" desah Kara tertahan.
Langit mulai memasukkan alat vital Kara kedalam mulutnya.
"Ahhh emhh" desah Kara yang tak bisa lagi ia tahan.
30 menit berlalu mereka telah selesai dengan urusannya, Langit yang melakukan oral seks begitu juga dengan Kara. Mereka menikmati satu sama lain, dan saat ingin keluar dari bilik kamar mandi Langit dan Kara dikejutkan dengan remaja perempuan yang sedang berdiri dihadapannya dengan raut wajah tak terbaca.
"Kalian... Gay?" tanya remaja perempuan itu terkejut ketika mendapati kedua manusia dengan gender yang sama keluar dari dalam kamar mandi dan yang lebih membuatnya lebih terkejut yaitu salah satu diantara mereka telah membenarkan celananya.
Langit dan Kara tidak menjawab, mereka hanya memandang satu sama lain yang membuat remaja didepannya itu yakin bahwa kedua manusia dengan gender yang sama itu sepasang kekasih lebih tepatnya gay. Dan si remaja perempuan langsung mengetahui mana yang uke dan mana yang seme dalam sekali lihat.
"Gay kan?" tanya remaja itu sekali lagi.
"Hm kenapa?" Langit balik bertanya.
"Serius gay?!!"
"Kenapa? Mau hina?" tanya Kara dengan ekspresi datarnya.
"Gak ya!!" ucap remaja perempuan itu.
"Terus?" tanya keduanya.
"Minta fotonya boleh??" tanya remaja perempuan itu.
"Lo... Gak jijik?" Kara bertanya.
"Gak lah!! Gw ini fujoshi!"
"Pantes" gumam Langit.
"So, bolehkah gw foto berdua sama kalian?" tanya remaja perempuan.
"For what?" tanya Langit dan Kara.
"Ya mau gw jadikan kenangan aja! Nanti buat cerita ke anak anak gw kalau dulu gw waktu masih remaja pernah ketemu sama pasangan gay yang ganteng ganteng terus gw ajak foto!" jelas remaja perempuan itu.
"Boleh kan?!"
"Hm ya, tapi sekali aja" ucap Langit.
"Yahh masa sekali sih" keluh remaja perempuan.
"Sekali atau gak jadi?" tanya Kara.
"Iya deh iya sekali" pasrah remaja perempuan itu.
"Oke makasih!!" ucap remaja perempuan itu ketika berhasil mendapatkan fotonya.
"Cewek aneh" gumam Kara.
—————
"Mau mampir?" tanya Kara.
"Gak dulu deh, udah malam ibu aku pasti nyariin"
"Oh ya udah, hati hati di jalan ya!. Jangan berbuat!"
"Iya, aku pulang dulu ya sayang" ucap Langit.
Setelah melewati sedikit drama tadi mereka akhirnya memutuskan untuk langsung pulang karena sudah hampir tengah malam.
"Darimana kamu Langit?" tanya Rembulan yang ketika mendapati anaknya baru saja pulang.
"Langit main sama teman bu" balas Langit.
"Gak bohong kan?!"
"Enggak bu serius deh"
"Ya udah kalau gitu cepat bersih bersih terus tidur" ucap Rembulan.
"Ya bu nanti, ibu belum sembuh kan?" tanya Langit.
"Belum lah!, kata dokter Alvin kan dua mingguan lagi"
"Kenapa? Kamu pengen ya?" tanya Rembulan.
"Enggak bu"
"Yakin?"
"Iya sayang"
"Ya udah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Adalah Pacarku
Teen FictionTentang laki-laki bernama Blue Sky atau yang kerap di panggil Langit, laki-laki berusia 23 tahun yang harus mendekam di penjara disebabkan karena perbuatan buruknya. Langit yang menjalin hubungan gelap dengan ibunya sendiri selama 6 tahun tanpa sepe...