Chapter 21

11.5K 341 9
                                    

Selamat membaca semua🥰❤
Jangan lupa vote and komen yaaaaw😃😙









     Kantin sekolah tetap ramai meskipun jam pelajaran sedang berlangsung, kantin itu dipenuhi anak nakal seperti Eca dan kedua temannya.

Eca terlihat pucat dan banyak melamun, membuat dua temannya merasa heran dan bertanya tanya apa yang terjadi?

"Lo kenapa sih ca? sakit? " tanya Sherly melihat Eca menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.

Eca menggeleng pelan.

"Terus kenapa juga? dan lagi kemarin lo kemana ngga sekolah? " tanya Tasya.

"Gak kemana mana, gue cuma kesiangan, " bohong Eca.

Mereka mengangguk percaya aja. Karena bukan hal yang baru lagi Eca tak masuk karena kesiangan.

"Ohya btw nanti lo kerja ngga? gue ama Sherly mau nongkrong di sana, "

"Gue udah nggak kerja lagi, "jawaban Eca membuat Sherly dan Tasya sontak menghentikan acara makannya.

" Lo bilang benar? "Sherly tak percaya.

Eca mengangguk lalu menceritakan apa yang kemarin terjadi tanpa pengurangan atau melebihkan.

" Kalo menurut gue sih wajar ya cici lo begitu, sebenarnya itu bukan marah, dia hanya kaget aja adiknya bekerja tanpa sepengetahuan mereka, "ujar Sherly.

" Iyaa gue juga akan begitu kalo adik gue bekerja tanpa sepengetahuan gue, "sambung Tasya.

" Lo harusnya bersyukur ca, itu artinya cici lo masih sayang dan peduli sama lo, "

"Ngaco, " kekeh Eca. "Dia hanya malu bukan sayang, lo pada lupa dia udah ngga sayang gue setelah punya adik baru? posisi gue udah terganti kan," kekeh Eca sumbang.

Tanpa disadari kalo Sera berada di dekat Eca yang otomatis mendengar semua yang dikatakan Eca.

"Apa gue egois? " batin Sera. "Guys gue duluan ya, gue mau ke toilet, " pamit Sera pada teman temannya.

"Mau gue temenin? " Sera menggeleng lalu berlalu pergi.

Tujuannya sekarang adalah taman, taman adalah tempat ternyaman untuk ia merenungi semua yang telah terjadi.

Dia udah ngga sayang gue setelah punya adik baru, posisi gue udah tergantikan.

Kalimat itu terus bersarang di otak Sera, ia merasa bersalah. Selama ini ia selalu meminta cici untuk menemani nya kemana pun, ia selalu merengek pada cici untuk meluangkan waktu untuk nya hingga cici melupakan adiknya sendiri.

Sera hanya terlalu senang mempunyai kakak dan abang, karena selama ini ia hanya anak tunggal yang kesepian, jadi setelah punya saudara ia ingin seluruh perhatian tertuju padanya.

Air matanya menetes, mengingat betapa egois dirinya, berapa sering ia menyakiti Eca dengan perkataan tajamnya.

"Ngapain lo disini sendiri an? " tanya Eca sambil duduk di bangku panjang samping Sera. "Eh lo nangis? " Ada rasa khawatir yang terpancar di mata Eca dan Sera dapat melihat itu.

BUNGSU DAN LUKANYA (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang