PART 05

195 17 9
                                    

Jam pulang pun tiba, Maya juga Mas Indra bersiap untuk pulang ke rumah mereka.

"Mas bentar, ada telfon deh kayanya"

Maya meraih ponselnya dari dalam tas, dan melihat siapa yg sedang menghubunginya.

"Karina mas"

"Gausah diangkat"

"Tapi mas, kalo penting gimana? Gapapa yah?"

Mas Indra tak bisa berbuat apapun, ia takut jika terlalu melarang Maya yang ada istrinya malah akan curiga.

Maya masih berada di luar mobil dan mengangkat telfon dari karina.
Sedangkan Mas Indra sudah mengambil posisi di bangkunya.

"Mas mobil karina mogok katanya di deket sini, kita samperin ya"

"Ngapain sayang, mas capek banget ini. Biarin dia pesen taxi aja lah"

"Mass, ini udah malem loh. Kasian kan karinanya. Bentar aja yuk"

Mas Indra tak bisa menolak permintaan sang istri, entah kenapa sang istri seperti terkena pelet karina.
Mau menuruti semua permintaan karina.

"Dimana dia?" Tanya mas indra dengan wajah sedikit cemberut.

"Katanya di depan gedung pertemuan itu mas"

Mas Indra melajukan mobilnya menuju ke lokasi yg disebutkan Karina.

"Itu mass" Maya menunjuk di seberang jalan.
"Ayo turun mas"

"Ngapain, kamu aja lah"

"Ihh yaudah nanti tidur di luar!"
Ucap maya sambil menutup pintu mobilnya.

"Kaya bisa aja tidur sendiri" ejek mas indra menanggapi sang istri.

"Gimana rin?" Tanya maya pada Karina yang masih terdiam di depan mobilnya.

"Ini mogok may gatau deh kenapa, aku telfon montir belum ada yg dateng"

"Yaudah pulang bareng kita aja kalo gitu"

"Sayang" Mas Indra sedikit melototkan mata ke arah maya.

"Gapapa kan mas, kasian masa karina nunggu disini sendirian"

"Terserah kamu lah"
Mas Indra semakin pasrah dengan tingkah sang istri yang terus berlaku baik kepada karina.
Padahal karina ada niat buruk kepada keluarganya.

"Ayo rin,kita anter"

"Iya may, makasih ya"

Mereka bertiga menuju ke mobil.
"Maaf ya maya,mas aku jadi ngrepotin"

"Gapapa rin, udh tenang aja"

"Mas berhenti di Alfa depan dulu yaa, stok susu di rumah habis soalnya"

"Iya sayang"

Karina yang mendengan mas indra memanggil maya dengan sebutan sayang pun semakin merasakan sesak di dadanya.
Membayangkan bagaimana jika dirinya yg dipanggil seperti itu oleh mas indra.

"Kamu tunggu sini aja ya mas"

"Gak, mas ikut aja"

"Hihh cuma bentar mass"

"Yaudah pake ini" Mas Indra menyodorkan kartu ATM dari dompetnya.

Maya hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam toko.

Sementara karina dan mas indra berada di dalam satu mobil yang sama.
"Mas...."

"Diam! Jangan bicara apapun"

"Mas, aku cuma pengen..."

"Diam karina! Kamu bisa dengar tidak?!"

"Mas kenapa sih kamu gabisa bersikap lembut ke aku seperti kamu bersikap ke maya?"

NEW CHAPTER-LIFE AFTER MARRIAGE (Maya-Mas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang