0.4. Awal hari

104 10 1
                                    

Arshaka berdoa terus, ia berharap awal harinya sebagai bodyguard berjalan penuh kelancaran. Mengingat jika pekerjaan ini tak begitu gampang seperti ia bekerja di sebuah cafe atau resto. Dia harus bersikap tegas, melawan musuh yang memiliki tingkat tinggi, menggunakan senjata. Arshaka harus mampu menguasai semuanya.

Baju yang kemarin di kasih pak Batri sudah ia pakai. Ternyata jika dia memotong rambutnya gaya classic, mungkin perawakan benar-benar seperti laki-laki. Gak beda jauh sama ini, walau rambut sebahu yang di ikat asal hingga anak rambutnya di biarkan seperti itu.

Kaca full body itu menampilkan sosok barunya. Dia terlihat menawan dengan seragam bodyguard itu. Arshaka kalau menggunakan make-up cuman lipbalm sama bedak bayi doang. Dia gak ribet-ribet orangnya, lagian kulitnya udah putih bersih gitu. Bahkan perawatan wanita saja ia gak tau, entah itu skincer? Sincer? Skin apa sih? Pokonya buat perawatan wajah dan badan gitu deh ampe numpuk tuh meja rias ama meja kamar mandi.

Parfum milik Arshaka aja model cowok, karena parfum cewek tuh nyengatnya nauzubillah ampe kempis tuh hidung. Arshaka tuh modelan kalem di kasih yang rame. Bentrok sudah dirinya itu.

Bahkan dari sd, smp ampe kini. Dia kagak kenal yang namanya perawatan, make-up, parfum cewek. Kalau menanyakan apakah dia haid? Jawabannya tidak! Entah sih, seharusnya dia haid walau punya anu. Tapi waktu itu pas pengecekan ke dokter teman sahabatnya. Arshaka tak bisa haid karena dia memiliki dua gender, dan salah satunya gak berfungsi. Cuman batang nya aja yang berfungsi.

Sudah, jangan bahas hal itu, sekarang dia harus fokus bekerja. Karena hari ini awal tugas dirinya mengantar sang nona Nayla ke sekolah, lepas itu ia harus latihan. Pokonya padat banget ampe adzan magrib kata Kaivan; teman baru sepekerjaan nya. Latihan awal untuk bodyguard baru tuh lumayan mengcapekan. Harus sabar walau badan kena banting beberapa kali.

Tapi hal itu mungkin sudah terbiasa bagi Arshaka, dia mantan pemenang bela diri internasional maupun nasional. Tapi kalau masalah memakai senjata, mungkin harus belajar. Apalagi handal dalam menggunakan pistol. Kalau salah bidik gimana? Bisa berabe tuh masalahnya. Kena hukum negera.

Setelah sudah siap semuanya, Arshaka keluar sambil membenarkan kancing lengan jas hitamnya. Dia bahkan memasang earphones yang sudah menyala. Dirinya sudah tau apa yang ia lakukan pada earphones itu, cuman pencet sebanyak dua kali. Maka earphones itu akan tersambung pada seseorang sesuai yang sudah tertera dalam beda kecil itu.

Pas pintu kamar miliknya terbuka, bersama pintu kamar di depannya. Sejenak, dia terdiam memandangi bidadari cantik di pagi hari. Kalau begini, Arshaka akan grogi mulu bawaannya. Nona Nayla terlihat seperti dewi kecantikan tujuh langit. Cewek blasteran itu sangat-sangat memukau walau menggunakan seragam sekolah menengah akhir.

Nayla tersenyum walau tak di respon oleh Arshaka. Sepertinya bodyguard baru itu memiliki wajah dingin dan tegas. Tapi pas ingin menyapa, dia malah memekik. "Arsha! Idung lo berdarah! Astaga!" tentu saja dia kaget pas ngelihat darah keluar dari salah satu lubang hidung bodyguard nya itu.

Arshaka yang kesadaran nya kembali, dia dengan gercep memegang hidungnya. Ia bisa merasakan basah dia sana, dan melihat apakah itu darah atau cuman air ingus doang. Tapi bener! Idungnya berdarah, dia kembali gercep mengambil sapu tangan untuk mengelap idung darahnya.

"Lo gak papa? Apakah lo sakit?" Nayla entah kenapa jadi khawatir sama bodyguard nya itu. Seharusnya dirinyalah yang dikhawatir karena orang yang harus di jaga. Tapi bagaimana pun, Nayla harus mencemaskan bodyguard pribadinya. Kalau ada apa-apa gimana coba, kan cuman Arshaka yang ia percayai.

"Saya gak papa non, sepertinya efek kelelahan kemarin." Arshaka sudah mengelap idungnya sampe bersih, dia memasukkan kembali sapu tangan itu kedalam kantong jas hitamnya.

𝘼𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙔𝙤𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang