0.0. Story awal.

530 15 0
                                    

"Arshaka, maafkan saya. Tapi saya harus memecat beberapa karyawan karna keuangan kafe menurun. Saya tak mampu membayar gaji lebih, apalagi cafe mulai sepi."

Arshaka meremas lap meja dengan erat. Dia tak menyangka akan mendapatkan hal ini di siang hari. "Bu, s-saya terima kok kalo gajinya nurun. T-tapi jangan pecat saya."

Arshaka tidak tau harus kemana lagi, hanya pekerja ini yang menjadi jalan satu-satunya membantu ekonomi keluarga. Walau sekolah sma nya tidak lancar, dia masih di terima kerja disini tanpa ijazah sma.

"Arshaka, maafkan ibu. Tapi mau gimana lagi, bukan kamu saja yang berhenti karena ini. Pekerjaan kamu sangat baik, tapi ibu tak bisa."

Arshaka menghela nafasnya. "Baik bu, kalo begitu makasihnya untuk nerima Arshaka kerja disini. Seneng rasanya bisa kerja di cafe ini."

Bu Indah mengangguk lesu. "Sekali lagi maafin ibunya."

Setelah percakapan itu, Arshaka mengganti bajunya dengan santai. Dia menyapa beberapa teman sebagai perpisahan, walau hanya ada dua teman yang akrab dengan. Sedangkan lainnya bersikap acuh.

"Gak papa, masih banyak lowongan kerja yang mungkin aja nerima kelulusan smp," gumam Arshaka setelah keluar dari cafe.

Arshaka berjalan di trotoar dengan ekspresi sedih. Dia memikirkan bagaimana membicarakan hal ini pada kedua orangtuanya. Pasti lagi-lagi akan dimarahin, bahkan tak ayal jika nanti ada perkataan yang nyelekit buat dirinya.

"Nyari kerja dimana coba." Arshaka menatap langit siang yang begitu cerah. Dia berjalan dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku jeans hitam.

"T-tolong! Sialan! Lepasin gue bangsat!"

Langkah Arshaka berhenti di sebuah gang kecil, dia mendengar jelas jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Suara itu seperti perempuan, dan Arshaka mulai memikirkan hal negatif pada perempuan itu.

"WOYYY!!"

Dukk!!

Benar saja, saat ia masuk. Terlebih seorang gadis yang dipaksa oleh seorang pria bertubuh gendut. Arshaka dengan gerakan cepat menendang pria itu hingga tersungkur ke tanah.

"Apa yang anda lakuin hah!" Arshaka segera melindungi gadis itu. Dia sempat mengecek kondisi gadis itu yang masih terlihat baik-baik saja.

Pria gendut itu menggeram emosi. "Siapa lo hah?! Jangan ikut campur nya!" bentaknya.

"Anda mencoba untuk melecehkannya?! Siang seperti ini anda bikin ulah!" balas Arshaka.

"Sialan! Gue hajar lo ampe mampus nya!" Pria gendut itu segera berlari menghampiri Arshaka. Sebelum tinjuan itu mengenai wajah Arshaka, dia segera menghindar. Dan memutar memukul belakang punggung pria itu.

Belum sampai disitu, pria itu mengambil balok kayu. Dia kembali menyerang Arshaka dengan brutal. Arshaka awalnya sedikit lengah karena serangan pria itu terlihat acak, hingga balok kayu itu memukul keras keningnya.

"Astaga!" Gadis itu terkejut saat Arshaka terjatuh ke tanah dengan luka di keningnya. "Lo baik-baik saja?" Dia mencoba untuk membantu, tapi di tolak halus oleh Arshaka.

"Anda lebih baik pergi dari sini. Biar saya yang bereskan dia," kata Arshaka pada gadis itu.

Gadis itu awalnya ragu. "Tapi bagaimana dengan lo? Gak mungkin gue biarin gitu aja saat lo nyelametin gue," balasnya.

"Saya akan baik-baik saja, yang penting anda selamat. Sekarang pergilah. Sebelum pria itu melecehkan anda kembali," ucap Arshaka mencoba mengusir gadis itu. Dia dengan menahan sakit di keningnya mulai kembali berdiri.

𝘼𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙔𝙤𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang