Part 3

3 1 0
                                    

"ok Lexa mulai hari ini kita sahabatan" ujar Amel semangat sambil tersenyum manis kepadaku.
*****

Sejenak Alexa pun tertegun, dia sedikit trauma dengan kata "sahabat" yang menurutnya hanya omong kosong belaka.

Ya kejadian beberapa tahun lalu membuatnya berfikir bahwa tidak ada yang namanya sahabat didunia ini, mereka hanya ada di saat kita senang dan disaat mereka membutuhkan kita.

Lain halnya saa kita sedih dan terpuruk mereka hilang bagai ditelan bumi, acuh tak acuh.

Tapi untuk membuat kesan pertama yang baik diawal masuk sekolah dan untuk teman pertamanya, Alexa pun hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Lo tinggal dimana Sa? kapan-kapan kita main ke rumah gue ya, ntar kita drakoran bareng gimana? lo suka drakor ga" cerocos Amel dengan semangat.

"mm boleh, iya gue suka kok, gue kpop stan, suka drakor, movie dan idolnya" jawab Alexa seadanya. Sebagai anak rumahan, drakor sudah menjadi teman sehari-harinya.

Cukup siapkan drakor, buku novel, dan cemilan maka Alexa akan sangat-sangat betah ditinggal sendirian dirumah. Apalagi sekarang dia sangat menggemari salah satu aplikasi bacaan berwarna orange, yang membuatnya tidak perlu lagi pergi ke toko buku jika koleksi novelnya telah habis.

Kini, Alexa sudah memutuskan untuk menjadi lebih terbuka dalam berteman, menyembunyikan sifat aslinya yang seorang introvert.

Tapi juga menjadi lebih berhati-hati agar tidak ada satupun orang yang tahu apa isi hatinya apalagi tentang rahasia terbesarnya, cukup dirinya dan yang diatas yang tahu, begitu pikirnya.

"Eh btw ketos kita ganteng ya, imut gitu, lucu aja liatnya" cerocos Amel.

Alexa pun hanya bergumam pelan menjawab argumen Amel barusan karena dia bukan tipe yang akan langsung mengatakan ganteng ke semua cowok ganteng, ganteng menurut orang belum tentu ganteng menurutnya, begitu pikir Alexa.

Dari sini Alexa bisa tahu, Amel gadis yang ceria, periang dan mudah akrab dengan siapapun, gadis cantik ini nantinya pasti akan menjadi primadona sekolah, begitu pikir Alexa.

Karna liat saja, baru beberapa jam masuk ke sekolah ini, hampir semua pasang mata baik kaum adam ataupun kaum hawa menatap ke arah mereka tepatnya kearah gadis cantik yang sedang menggandeng tangannya ini.

"Eh btw lo cantik deh Al" sahut Amel tiba-tiba, sambil meneliti wajah Alexa.

"Apaan sih lo, masih cantikan elo kali" sahut Alexa malu, karena jujur saja ini pertama kalinya ada yang mengatakan dirinya cantik.

Teman-temannya dulu tidak pernah mengatakan atau memujinya, bukannya Alexa haus akan pujian atau apa, hanya saja mereka lebih suka mengkritik Alexa, mulai dari gaya berpakaiannya, cara makannya, makeup yang dia gunakan, semuanya.

Seperti yang sebelumnya sudah dibilang, Alexa memang lebih suka memakai pakaian yang casual, hoodie hitam, celana training senada dan sepatu sneakers.
Alexa juga terkadang menggunakan kaca mata slindernya.

Alexa pun baru menyadari, mereka teman-temannya itu memang tidak pernah memujinya selama 3tahun Alexa berteman dengan mereka, mereka lebih banyak menjatuhkan Alexa daripada memujinya, entahlah dendam apa yang mereka miliki kepada Alexa.

Tak lama kemudian sang ketua osis pun mulai memberitahukan apa saja kegiatan yang akan dilakukan selama masa orientasi siswa.

*****

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB, berarti saatnya untuk istirahat pertama.

"Saa kantin kuy, gue laper nih" ajak Amel sambil menarik-narik tangan Alexa.

Dirinya terlihat sekali sudah tidak tahan menahan lapar, mungkin Amel tidak sempat sarapan, begitu pikir Alexa.

"Yuk gue juga laper banget"

Kemudian mereka berjalan keluar kelas dengan Amel yang masih setia menggandeng tangannya.

"Mau makan apa lo? mie ayam? bakso? nasgor? katanya kantin kita lengkap banget loh, gue ga sabar pingin liat" cerocos Amel lagi.

Kadang-kadang Alexa bingung apakah Amel tidak capek menyerocos setiap saat, dia saja yang mendengarkan cerocosan Amel capek.

"Liat ntar aja deh, masi bingung gue".

Mereka pun berjalan menuju kantin sekolah masih dengan cerocosan Amel yang tidak ada habisnya.

Sepanjang perjalanan banyak siswa dan siswi baik angakatannya maupun kakak kelas yang memperhatikan mereka, lebih tepatnya memperhatikan Amel. Berbagai macam tatapan dan godaan mengarah kepada mereka.

Ada yang menatap terpesona, kagum, berbinar tapi ada juga yang menatap mereka dengan tatapan iri, benci dan meremehkan. Siul siulan dari kaum adam menjadi iringan untuk mereka saat berjalan menuju kantin.

Tapi seperti tidak mempedulikan sekitar, Amel sang objek utama masih terus berkicau layaknya burung dipagi hari tanpa menghiraukan siulan orang-orang.

"Jangan dengerin mereka, anggap aja ga ada, ga penting" sahut Amel tiba-tiba. Mungkin dia menyadari ketidak-nyamanan Alexa disituasi seperti ini.

Alexa memang tidak pernah berada disituasi seperti saat ini sebelumnya. Dulu orang-orang hanya acuh tak acuh terhadap keberadaan dirinya dan teman-temannya.

Mereka sadar mereka bukan gadis yang cantik, jadi tidak ada iringan melody seperti tadi di saat Alexa SMP dulu. Apalagi Alexa tidak memiliki teman selain mereka bedua, jadi mungkin memang tidak akan ada yang akan tertarik padanya.

*****


Bersambung.....


Sampai jumpa di part selanjutnya🥺
Salam hangat dari aku❤️
Jangan lupa vote dan comment yang banyak ya
Thankyou, gomawo and xiexie😘

ALEXA'S First Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang