05

13 1 0
                                    

HAPPY READING

<<<<<<<<<<

Sudah hampir 2 minggu lebih Amora berada di rumah sakit, selama itu juga Bara dan kedua orang tuanya selalu mengunjungi Amora. Bahkan tidak ada satu hari pun mereka lewati tanpa mengunjungi Amora. Jullie begitu menyayangi Amora, begitupun dengan Justin. Mereka sudah menganggap Amora seperti anak sendiri, terlebih mereka begitu sangat menginginkan anak perempuan. Tapi mengingat Jullie yang tidak bisa memiliki anak lagi karna kandungannya yang lemah tidak membuat Justin berpaling atau meninggalkan istrinya sedikitpun. Baginya satu anak saja sudah cukup, asalkan sang istri tercinta tidak pernah meninggalkannya dan selalu berada di sampingnya.

Amora menatap lekat Bara yang sedang mengupaskan buah untuknya,
"Bara, kenapa ga sekolah?"

Bara menghentikan kegiatannya dan beralih menatap Amora,
"Males gue mah sekolah terus, mending di sini nemenin lo sekalian ngadem." Bara terkekeh pelan saat melihat wajah kesal dari Amora.

"Dasar!" cibir Amora.

"Nih," Bara menyodorkan potongan buah apel, mangga dan kiwi kehadapan Amora.

"Mama sama papa ke sini?" tanya Amora dengan mulut yang penuh.

Bara menyentil pelan kening Amora,
"Telen dulu Ra," ucap Bara lembut.

Amora buru buru menelan buah yang ada di mulutnya. Melihat itu, Bara tak kuasa menahan senyumnya.

"Mereka udah dijalan," jawab Bara kemudian.

"Lo lagi pengen sesuatu ga? Kalo ada gue kasih tau mama biar sekalian nanti dibawa ke sini," Amora menggelengkan kepalanya.

"Ga ada," ucap Amora.

Bara menatap Amora yang memakan potongan buah darinya. Rasanya dia begitu sangat menyayangi gadis keras kepala di depannya. Mungkin karna dari kecil selalu bersama membuat Bara terbiasa akan kebersamaan mereka. Suka dan duka selalu mereka lewati bersama sama membuat perasaan takut akan kehilangan tumbuh di dalam dirinya.

"Huh, rasanya begitu menyebalkan saat liat lo nangis Ra! Apalagi penyebab luka lo itu orang yang paling lo sayang dan lo harapin kasih sayangnya!" batin Bara saat tidak sengaja mengingat kenangan yang membuat sahabatnya sering menangis karna luka yang tidak pernah sembuh.

Amora mengernyitkan keningnya bingung saat melihat Bara yang terus menatapnya,
"Kenapa Bar?" Bara tersentak kaget dari lamunannya, dia menggelengkan kepalanya.

Bunyi pintu yang terbuka mengalihkan atensi kedua orang yang berada di dalam ruangan itu. Ternyata itu orang tua dari Bara, Justin dan Jullie.

"Ihhh anak mama ternyata lagi makan buah ya," Jullie berjalan begitu cepat menghampiri Amora dan memeluknya dengan hangat.

"Ma jangan erat erat meluknya, kasian anak papa baru sembuh itu!" tegur Justin lembut.

"Ga kok pa, Rora udah sembuh! Kata Bara hari ini Rora juga udah boleh pulang." ucap Amora semangat.

"Beneran?" Jullie menatap intens Amora, memastikan ucapan gadis tersebut.

"Yaudah, tapi nanti mama sama papa juga mau ikut nganterin Rora!" ucapnya kemudian membuat Amora tersenyum melihatnya.

"Andai Papa, mama sama bang Nio juga gini." batin Amora lirih menatap betapa baiknya kedua orang tua Bara kepadanya.

PLAIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang