🐈‍⬛ Chapter 2 🐈‍⬛

250 29 0
                                    

"Aku Po! Kucingmu!"

**✿❀ ❀✿**

Mile dan Kitty Po berada di balkon belakang, sejak tadi Mile memperhatikan si kucing yang makan lahap, agaknya Kitty Po takut masuk kediaman sejak kejadian tadi. Terbukti Kitty Po memaksa turun dari pangkuan Mile dan berlari kabur ke balkon belakang. "Kau sangat lapar, ya?" tanya Mile sembari mengusap bulunya.

"Miaw, iya aku sangat lapar."

"Kalau lapar, lain kali mintalah padaku. Jangan ke dapur sendirian seperti tadi, bagaimana jika mereka memukulmu."

"Miaw, miaw. Mereka memang memukulku. Kenapa manusia sangat pemarah dan menyeramkan, Mile."

Kucing itu berhenti makan seolah tidak nafsu lagi.

"Good boy."

Beberapa saat kemudian, makanan itu justru habis tak bersisa.

"Miaw, kenyang!"

"Jika sudah, sekarang ikut aku."

"Miaw, kemana Mile?"

"Ikut saja."

Mile melangkahkan kakinya masuk kediaman, dengan terburu-buru Kitty Po pun ikut dari belakang. "Waktunya mandi," katanya sambil menginjak satu anak tangga. Namun itu membuat Kitty Po menghentikan langkah. "Pooo, ayo." Karena kucingnya hanya diam, Mile pun menggendong dan mendekapnya. "Kau harus mandi sebelum berangkat sekolah."

"Miaww, mandi? Sekolah? Hei, aku ini kucing, Mile. Tidak perlu mandi dan sekolah!"

"Kau sudah kudaftarkan sekolah khusus kucing."

"Miaw, tidak mau."

Kitty Po melompat dari pelukan Mile lalu lari berlawanan arah. Dia menolak untuk dimandikan, apalagi pergi sekolah. Sungguh bukan tipe kucing jalanan yang melakukan ritual di pagi hari.

"Pooo, tunggu kau mau kemana?" Mile mengejar Kitty Po hingga ke taman belakang. "Kitty Po, aku bilang kembali!"

"Miaw, tidak mau!" Kitty Po terus berlari. Dia melewati seorang tukang yang sedang menyiram bunga, si kucing pun menghentikan langkah karena menemukan jalan buntu. "Sial."

"Ma-u la-ri ke-ma-na la-gi, Kitty Po!" ucap Mile dengan napas terengah-engah. "A-ku bi-lang man-di se-karang!"

"Miaw, aku bilang tidak mau ya tidak mau!"

"Hei, kau sudah janji menjadi kucing penurut kan?"

"Miaw, tapi tidak dengan sekolah!"

Kitty Po meluaskan pandangan untuk mencari celah melarikan diri. Dia tidak mood meladeni ocehan Mile, tapi karena tidak menemukan jalan keluar Kitty Po memutuskan memanjat pagar tembok di depan rumahnya. Jika berhasil melompat, maka dia akan melarikan diri dan mencari keluarganya di kota. Setelah menghitung sampai tiga, dia naik ke sebuah pohon. Kucing itu memanjat dengan cepat, kakinya melewati ranting dan tembok di depan mata. Naas bagi Kitty Po, pagar tembok itu justru licin. Dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke genangan air.

***

Setelah melewati drama pagi ini, akhirnya aku mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah. Aku sudah terlihat tampan dengan-tunggu, tunggu. Setelah kuperhatikan diriku di depan cermin, aku tidak terlihat tampan malahan cantik! Ya, aku adalah kucing jantan yang cantik!

Ternyata parasku makin berubah, padahal ketika bercermin di genangan air masih tampan, meski teman-teman bilang aku manis. Saat ini Mile dan aku dalam perjalanan, kami mengenakan pakaian yang senada hitam-putih. Astaga, dasi kupu-kupu ini sungguh menggangguku. Tahukah kalian kenapa pada akhirnya aku menuruti ucapan Mile? Itu karena dia mengiming-imingiku dengan hadiah! Katanya aku akan diberikan makanan lezat jika pergi ke sekolah, ya sudah aku mengiyakan dengan harapan ikan salmon. Aku sangat ingin mencicipi ikan mahal itu.

𝐓𝐇𝐄 𝐇𝐎𝐏𝐄 𝐎𝐅 𝐒𝐇𝐎𝐎𝐓𝐈𝐍𝐆 𝐒𝐓𝐀𝐑 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang