Bab 04

111 23 2
                                    


Komennya jangan lupa dong, duhai para besti...





***

Suasana pedesaan biasanya memang lebih asri dan sejuk, ketimbang di Kota, begitu pagi datang, Yoongi langsung membuka jendela kamarnya, ada Taehyung yang masih tertidur karena kelelahan pada hasil rapat yang mereka lakukan kemarin sore dan tadi malam, sampai ke perdebatan Yoongi dan Nayeon terhadap beberapa hal.

Rambut hitam  itu nampak acak-acakan, saat matanya menangkap Hani, yang sudah ia hafal namanya pagi-pagi sekali datang membawa pesanan Dahyun seperti biasa, baru setelahnya pergi lagi.

Yoongi berjalan keluar, melirik pintu kamar di sebelahnya yang masih tertutup sebelum mendesah panjang, tubuhnya sakit-sakitan, apalagi tenggorakan nya yang terlalu banyak berbicara saat penyuluhan dilakukan di sekolah kemarin pagi.

Ia bergerak turun menuju dapur dan menemukan empat gelas teh jahe campur madu yang sudah disediakan di atas meja, Yoongi langsung tahu siapa yang membuatnya. Lelaki itu menegak air terlebih dahulu, mengambil dua lembar roti untuk ia mengisi perut sebelum meraih teh jahe tadi membawanya ke halaman depan, di sana ia melihat Dahyun yang sedang menyirami tanaman.

Semenjak mereka datang, dan hampir mau seminggu di sini, tidak ada yang banyak berubah dari tampilan Dahyun, sederhana, kadang juga ia menemukan wanita itu dalam batas kekacauan nya, seperti rambut yang tidak disisir, bola mata yang selalu memerah karena sifat candunya pada obat-obatan juga tubuhnya yang kurus.

Sebagai seorang yang bekerja di pusat rehabilitasi, Yoongi agak terganggu melihatnya. Bukan karena jijik tapi ia tahu bagaimana dampak narkoba dan merenggut kesehatan wanita itu, itulah yang membuatnya terganggu.

"Selamat pagi, Dahyun." Sapanya ramah. Tawa renyahnya keluar setelah melihat Dahyun yang nampaknya terkejut.

Wanita itu mematikan keran air sebentar, lalu menghela nafas panjang.

"Selamat pagi juga." Matanya tertuju pada gelas yang dibawa Yoongi.

"Kau sudah meminumnya?"

Yoongi mengangkat gelas, ia masuk dan mengambil kursi di resepsionis, lalu duduk dengan tenang di depan sambil memerhatikan Dahyun yang melanjutkan kegiatannya.

"Terima kasih teh jahe madunya."

Dahyun mengangguk, ia memunggungi Yoongi karena tidak mampu menyembunyikan senyumannya.

"Aku kemarin melihat kalian kelelahan dan maaf, aku juga tidak sengaja melihat kalian bertengkar, suara kalian serak setelah penyuluhan. Jadi, aku berinisiatif membuatkan teh jahe campur madu, kata Hani, itu bagus untuk tenggorokan."

"Hani?"

Dahyun berpindah posisi, menyirami bagian lain dari tamanan.

"Iya, aku bertanya dan dia mengatakan itu."

Yoongi mengangguk mengerti, ia menyesap tehnya lagi dengan desahan nikmat. Setelahnya terlihat berpikir.

"Kau melihat kami berdebat?"

Wanita itu mengangguk, "Hanya melihat, sungguh...aku langsung pergi karena tidak ingin menguping, jangan salah paham."

Kekehan Yoongi terdengar lagi, ia mengibaskan tangannya menenangkan.

"Tidak papa, kemarin memang kami berdebat, berbeda pendapat terkait penyuluhan terakhir di balai desa."

Dahyun mengangguk mengerti.

"Aku dan Nayeon berbeda pendapat."

Ia mengangguk lagi, Yoongi tersenyum-senyum melihatnya.

"Kau sudah memikirkan ajakan ku? Dahyun? kami harus kembali ke kota tidak lama lagi."

Dear Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang