08

103 18 8
                                    




Ada yang kangen? Komen jangan lupa
Terima kasih banyak yang sudah mau meninggalkan jejak




***





Semua bermula di desa, seperti itulah gambaran awal semuanya terjadi, bagi Yoongi saat itu, Dahyun hanya wanita biasa yang tidak menarik, sopan santun adalah hal dasar yang memang harus diterapkan pada apapun kondisinya begitu juga saat ia bertanya tentang penginapan.

Tapi, Nayeon berbeda, Yoongi tidak tahu kenapa sedari awal, perhatian kekasih nya itu tertuju pada Dahyun, Nayeon sudah bisa melihat jika Dahyun adalah pemakai, dan dihari selanjutnya mereka di sana, Nayeon meminta hal yang bagi Yoongi tidak masuk diakal

"Nayeon-ah, tidak begitu caranya."

"Yoongi-ah, aku mohon, aku lihat dia sepertinya menyukaimu, Mungkin dengan sedikit bujukan, dia mau ikut dengan kita nanti."

Yoongi terdiam saat itu, saat semalaman harus berdebat dengan Nayeon karena ia tidak mau terlibat, walau pada akhirnya ia mengalah, ia menyelam dalam peran lelaki penuh perhatian dan ramah, meski sejatinya sifat alaminya juga seperti itu, tapi kali ini ia agak berbeda.

Dengan Dahyun yang mulai membuka diri, membagi lukannya, saat wanita itu sakau di air terjun dan segala rasa sakitnya keluar. Saat itu Yoongi menjadi terikat, rasa iba dan kasihan itu datang menghujam jantungnya, tentang bagaimana hari yang sudah dilewati Dahyun, tentang bagaimana wanita itu tertekan dengan hidupnya sendiri, kencanduan, tidak sehat, semuanya terasa menyesakkan.

Dan disinilah ia sekarang, terjebak dengan perasaannya sendiri, tidak hanya terbawa suasana karena rasa iba atau kasihan, Yoongi menyadari Dahyun juga membawa hatinya, mungkin masih separuh, Yoongi tidak tahu, tapi yang jelas. Ia menyukai binar bahagia wanita itu saat menatap ke arahnya.

Karena itu juga, dihari Dahyun mengatakan untuk tidak meninggalkannya, Yoongi mendapat tugas untuk kembali melakukan kunjungan ke tempat lain, sebagai konselor, bedanya tidak dengan Nayeon ataupun Jihyo, karena mereka punya tugas lain.

Yoongi beryukur untuk itu, ia merasa ia memang memerlukan waktu sendiri untuk berpikir, menjauh dari Nayeon ataupun Dahyun dengan harapan selama dua minggu itu, otaknya ataupun hatinya bisa memberikan kesimpulan pada dermaga mana untuk ia berlabuh.

Berlebihan memang, tapi, jika sudah urusan hati, tidak ada yang berlebihan, seperti kata Dahyun, semuanya harus jelas, ia tidak bisa menggenggam dua wanita dalam satu waktu.

Serakah, namanya.




***





Pagi ini, Dahyun kedatangan tamu, ia agak terkejut saat Taehyung mendatanginya dan bilang ada pengunjung, saat wanita itu keluar, ia menemukan Hani yang sedang duduk di kursi tunggu, sementara Taehyung duduk menemani.

"Eonniiii..."

Senyuman Dahyun mengembang.

"Kau ke sini, bersama siapa?"

Kepala Dahyun mengintip dari luar, ada harapan Jungkook juga ikut bersama Hani.

"Sendiri..." balas gadis itu menghentikan gerakan Dahyun, ia duduk di samping Hani dan tersenyum.

"Kau mau ke mana, ke kota?"

"Aku datang karena urusan minimarket juga, masalah persediaan di gudang, kebetulan karena dekat, aku berkunjung saja."

"Maksudku, kau tahu alamat tempat ini?"

Hani mengangguk lalu menunjuk Taehyung dengan dagunya.

"Dia yang memberitahu."

Dear Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang