|06| Tantangan

9 1 0
                                    

Happy Reading

(𝙺𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚐𝚛𝚊𝚏 𝚗𝚢𝚊)

oOo

Naya terkikik pelan melihat itu, lalu mencondongkan badannya pada Kevin "pacar Lo kok kayak ondel-ondel sih?" ucap Naya mengejek, sengaja membuat Kevin kesal.

Menghiraukan ucapan Naya, Kevin pun menatap Jessica dengan tatapan tajam.

"Pergi!" Ucapnya penuh penekanan membuat Jessica tanpa sadar bergetar ketakutan.

"Ihhh sayang, tapi kan aku masih pengen sama kamu" jawab Jessica manja, walau harus menekan rasa takutnya.

Brak!

"PERGI!" Bentak Kevin keras yang membuat semua orang terkejut dan menolehkan perhatiannya kearahnya. Tak berbeda jauh dengan Naya yang juga kaget refleks memegang dadanya, "untung gue nggak jantungan, bisa-bisa mati beneran gue" gerutunya kesal. Namun setelah menyadari keadaannya ia menggaruk kepalanya bingung eh arwah bisa mati lagi nggak sih? Batinnya bertanya-tanya.

Para murid yang menyaksikan itu pun seketika berbisik-bisik membicarakan Jessica yang menurut mereka tidak tau malu. Sudah seringkali Kevin menolak bahkan dengan cara kasar sekalipun namun dengan gigihnya Jessica masih mengejar-ngejarnya.

"Dasar cewek gatel udah ditolak masih aja ngejer-ngejer Kevin"

"Iya kayak nggak ada harga dirinya aja"

"Apa nggak malu ya dibentak kek gitu"

"Mungkin urat malunya udah putus" timpal yang lainnya sambil mengendikkan bahunya acuh.

Dan masih banyak bisik-bisik lain yang membuat Jessica malu. Gadis itu menundukkan kepalanya dengan ekspresi dalam sambil mengepalkan tangannya kuat. Antara marah dan sedih, marah karena perkataan murid-murid yang menghinanya dan sedih karena lagi-lagi Kevin menolak kehadirannya. namun ekspresi itu hanya sebentar sebelum menatap semua murid dengan kesal, "DIAM NGGAK! AWAS AJA KALIAN BERANI SAMA GUE!" ancamnya yang dibalas sorakan ramai oleh siswa-siswi disana.

"Nggak tau malu" ucapan itu membuat perhatian Jessica beralih kearah Kevin yang mengatakannya.

Tanpa kata Jessica langsung pergi dari meja Kevin dkk sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal, tangannya mengepal kuat penuh amarah, "awas aja Lo semua" batinnya.

"Udah Vin tenang" ucap bagus menenangkan.

Kevin pun segera mendudukkan dirinya kembali, meraih minuman yang ada dimeja lalu meminumnya hingga tandas.

"Jangan galak-galak napa bang" ucap naya setelah lama terdiam menyimak drama klasik antara Kevin dan Jessica. Mendengar itu Kevin hanya melirik sekilas menghiraukan Naya yang menampilkan raut wajah cemberut ketika Kevin mengacuhkannya.

Klunting!

Bunyi notifikasi yang terbilang cukup keras itu pun membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah bagus sang pemilik ponsel.

"Gus, kecilin notif Lo Napa" protes ivan sambil memutar matanya jengah, bukannya apa-apa karena setiap notif ponsel bagus berbunyi itu membuat mereka semua terkejut apalagi ketika sedang tidur.

"Biarin hp hp gue kok Lo yang sewot" jawab bagus sekenanya, lalu Ia pun dibuat mengerutkan keningnya ketika melihat pesan dari nomor yang tidak dikenal. Segera ia membuka pesan tersebut yang membuat ekspresi nya berubah menjadi serius.

"Kenapa?" Tanya ivan penasaran akan perubahan ekspresi temannya itu, karena kepo ia pun mencondongkan badannya untuk melirik layar ponsel bagus.

+6267396.......
Datang ke lokasi ini, gue Raki mau nantang Kevin buat balapan.

Kalau Sampek nggak Dateng berarti bos Lo itu pengecut

"CK nggak ada kapok-kapoknya tu bocah nantang bos mulu, udah tau akhirnya bakalan kalah juga" ujar ivan kesal yang diangguki setuju oleh bagus.

"Bos si daki mau nantang Lo lagi, terima atau nggak? Dia juga ngomong katanya kalo Lo nggak terima berarti Lo pengecut" lanjutnya bertanya pada Kevin dihadapannya.

"Raki bego kenapa jadi daki" protes bagus tak lupa mengeplak kepala ivan yang langsung ditatap penuh permusuhan oleh sang empu. "Tolong ya pak itu tangan dikondisikan nggak usah geplak-geplak pala gue" sungut Ivan tak terima.

"Dimana?" Tanya Kevin menghentikan pertengkaran unfaedah dari kedua curut didepannya yang sayangnya adalah temannya.

"Ditempat biasanya, gimana mau Lo terima?" jawab bagus.

Kevin hanya berdehem sebagai jawaban lalu menyeringai yang membuat bagus maupun ivan bergidik ngeri. Karena ketika Kevin sudah menampilkan senyuman itu maka tidak ada yang bisa menjamin target akan baik-baik saja.

"Semoga aja tu si daki bisa selamat" batin ivan prihatin.

oOo

Hari sudah malam waktunya semua orang beristirahat setelah seharian penuh melakukan aktivitas yang melelahkan, namun berbeda dengan para pemuda yang memakai jaket hitam kebanggaannya. Jaket dengan lambang dua kepala singa yang dipisahkan oleh pedang yang ada di tengah-tengahnya. pukul 21.00 mereka malah berkumpul di suatu tempat yang ternyata tidak hanya ada mereka sendiri namun orang-orang ramai yang ingin menyaksikan balapan malam ini.

Suara motor berderu berisik diiringi sorakan-sorakan semangat para penonton, Kevin dkk yang baru sampai di area mengundang pekikan oleh para gadis yang melihatnya. Seperti biasa Kevin dan putra berjalan berdampingan dengan menampilkan ekspresi datar, berbeda dengan ivan dan bagus yang ditempat manapun selalu tebar pesona.

Naya pun tak ingin ketinggalan, ia yang penasaran dengan balapan tersebut memutuskan untuk mengikuti Kevin, ia tak sendiri tentunya ada Susi yang menemani.

Suara berisik tiba-tiba hening ketika seorang pemuda menghampiri tempat Kevin berada, pemuda itu menampilkan senyum remeh seiring mengikisnya jarak antara mereka. Pemuda itu adalah Raki sang lawan tanding Kevin malam ini.

"Gimana bajingan ini siap kalah?" Ucapnya dengan nada meremehkan, diikuti suara tawa dari teman-teman dibelakangnya.

Mendengar itu tentu saja ivan hendak marah namun segera ditahan oleh bagus yang ada disampingnya, "sampah" jawab Kevin tenang namun berhasil memancing amarah Raki.

Raki memandang Kevin tajam, mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.

"Awas aja gue jamin malam ini Lo bakalan kalah" ancamnya sambil menunjuk wajah Kevin sebelum berlalu dari sana diikuti oleh teman-temannya.

"Huuu dasar rontokan daki, sok-sokan ngancem segala kayak yakin bakal menang aja" cibir Ivan julid sambil memperagakan gaya menonjok kearah Raki dkk yang mulai menjauh.

Sementara itu Kevin menatap punggung Raki dengan tatapan yang sulit diartikan, "Awasi gerak-geriknya, pastikan rencana curangnya gagal" ujar Kevin yang langsung diangguki oleh putra yang mendengarnya.

______________________________________

TBC

Follow Ig aku ya @ans_fitrithv, kalau mau aku follback DM "readers wattpad" gitu oke👌


#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih

~16 Mei 2024~

EFEMERAL (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang