semesta ; 17

468 64 5
                                    

"Menit 2.43 Photograph by Ed Sheeran."

semesta ; 17

Malam hari Jagat sudah siap dengan pakaian serba hitamnya lengkap dengan kalung simbol Raja Pascal miliknya dan jaket PASCALnya berjalan menuruni tangga rumahnya. Rumah terasa lebih sepi ketika Bunda dan sang adik tidak ada di rumah. Keduanya sedang pergi bersama ke rumah salah satu teman Bunda sedangkan di rumah Jagat kira hanya dirinya saja tapi rupanya ada Artik - Ayah Jagat - yang sedang duduk di sofa sembari meminum kopi hitamnya.

"Mau kemana, Mas?" tanya Artik ketika mendapati sang putra sulungnya menuruni tangga.

"Keluar sama anak-anak," jawab Jagat meskipun sedikit merasa aneh karena jarang sekali Artik bertanya dengan nada cukup serius seperti itu.

Terjadi keheningan sebelum ayahnya kembali berucap, "Serahin urusan Araya sama Ayah, Gat. Kondisi semakin berbahaya di luar sana termasuk untuk PASCAL. Ayah akan segera bekukan PASCAL untuk sementara dan kamu sama Lava juga sebaiknya jaga jarak sama Araya dan PASCAL," kata Artik membuat Jagat mengerutkan keningnya serius.

"Nggak, Yah. Maaf kali ini Jagat nggak bisa turuti permintaan Ayah," ucap Jagat langsung membuat Artik berdiri dari duduknya.

"Tapi, Jagat -"

"Jagat bakal pergi setelah pastiin sendiri Araya baik-baik aja," kata Jagat kepada Ayahnya.

"Dia baik-baik saja dengan Raje," kata Artik terpaksa menyakiti perasaan putra kebanggaannya.

"Jagat tahu. Tapi, Jagat udah janji buat nggak pergi ninggalin Araya dalam keadaan apa pun." Jagat berucap membuat Artik sempat terdiam. Ia tahu betul apa yang putranya rasakan tapi Artik juga tidak rela jika hal buruk terjadi kepada Jagat atau pun keluarga kecilnya.

Akan tetapi, ucapan Jagat setelahnya membuat Artik tersadar bahwa ia sedang bercermin dengan dirinya yang dulu dan darah Raja PASCAL sudah mengalir pada putranya.

"Dan, untuk PASCAL. Ayah memang pendiri sekaligus tombak utama kami. Tapi, di sini dan saat ini. Aku, Yah, ketua mereka dan bagi aku PASCAL bukan hanya sebatas teman-teman yang mengisi masa muda ku tapi mereka keluarga, Yah. Mereka keluarga Jagat juga dan mereka keluarga Ayah juga kalau Ayah lupa. Apa pun keputusan PASCAL, Jagat siap untuk bertanggungjawab." Jagat menatap nanar Artik sebelum kembali berucap, "Dan, Ayah tega membekukan kami yang mau berjuang untuk hancurin orang yang udah bikin keluarga kami mati?" lanjut Jagat membuat Artik membeku di tempatnya.

"Jagat, pamit, Yah. Maaf," kata Jagat sebelum pergi meninggalkan rumahnya dan sang ayah yang masih diam mematung di tempatnya.

Setelah melihat Jagat pergi, Artik menghela napas lelahnya dan terduduk di sofa dengan pandangan yang jatuh pada bingkai foto lama dimana ada dirinya yang berdiri gagah bersama bendera PASCAL dan dikelilingi para pasukan hebatnya kala itu. Jujur, dalam lubuk hati terdalamnya Artik menyesal sekaligus merasa bersalah telah mengenalkan Jagat pada dunia itu untuk tetap menghidupkan bagian muda dalam dirinya yang telah usai.

Harusnya PASCAL sudah selesai saat di gedung itu. Di gedung dimana Ayah hampir kehilangan Bunda kamu. Batin Artik dengan mata elangnya yang terlihat sayu.

Sedangkan di tempat lain Araya juga akan pergi bersama Raje yang sudah menunggunya di bawah. Cewek itu baru saja mengganti pakaiannya sesuai apa yang Raje perintahkan padahal sebelumnya pakaian yang Araya pakai tidak seterbuka itu dan masih cukup sopan tapi tetap saja menurut Raje bagian dada Araya terlalu terbuka sehingga cewek itu mengganti pakaiannya.

Araya sudah terbiasa dengan sikap Raje setahun ini yang selalu memilihkan pakaian untuknya, jadi Araya terkadang harus menahan diri untuk memakai pakaian yang ingin ia pakai dan hanya ia simpan serta ia pakai ketika sedang tidak bersama Raje.

JAGAT RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang