BAB 7🥀

43 12 0
                                    

Hai readers part kali ini rada nyesek yaa  jadi dimohon tarik nafas lalu hembuskan, AWOKAWOKAWOK.


Happy reading readers tercinta ✨
*
*
*
*

"Plakk!!"

Tamparan itu kembali melayang kala gadis dengan rambut sebahu melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah mewahnya.

Bukan sekali dua kali tamparan itu melayang, ia tak dapat menghitung seberapa sering nya "lia- bundanya menampar dirinya, Bahkan tamparan itu sudah tak terasa.

"Dari mana kamu.?"
Suara dingin itu menggelegar menyapa Indra pendengaran Luna, nada suara lia terdengar tajam dan menusuk.

"Darimana?! ALUNA?!"
Suara lia meninggi, gadis itu tampak acuh memilih menunduk dalam membiarkan tangan ibunya kembali melayang.

"Plakk!!"

Tamparan itu kembali mendarat pada pipi sebelah kanan, meninggalkan bekas yang mungkin tak akan pernah Aluna lupakan.

"Luna! Bunda ngomong ini!! Dijawab jangan kaya orang bisu!" Murka lia menendang tubuh Luna yang diam, kerasnya tendagan Lia samapi membuat tubuh gadis itu terpental menghantam dinding.

Gadis itu tersenyum miris, dirasakannya cairan hangat mulai mengalir di hidung dan juga kepalanya, tangan gadis itu terangkat-memegang cairan tersebut.

darah.. ya, gadis itu berdarah.

Aluna tersenyum getir, merasakan Kepalanya  yang mulai pusing dan perih, penglihatannya juga mulai memburam namun ia tetap memaksakan kesadaran nya tetap terjaga.

"JAWAB DARI MANA KAMU HAA?!"

Gadis itu mencoba membuka mulutnya untuk berbicara namun sangat sakit, ia memaksakan untuk berbicara walupun terdengar bergetar dan terbata."A-aku dari m-makam a-ayah, bunda" jawab Luna lemah-terbata. Lia yang mendengarkan jawaban anaknya melangkah marah menunju Luna yang terduduk lemah di lantai marmer.

Dengan tidak manusiawinya, Lia menampar-menendang, mencubit-memukul tubuh anak gadisnya hingga memar dan mengeluarkan darah.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DISANA ANAK SIALAN?! SUDAH SAYA PERINGATAN KAN JANGAN PERNAH KAMU MENZIARAHI MAKAM SUAMI SAYA!! KARNA TUBUH KOTOR MU ITU TAK AKAN PERNAH SUAMIKU TERIMA?!" Teriak Lia marah, kaki jenjangnya yang mengenakan High Heels, menginjak-menendang tubuh dan kepala Aluna dengan berutal.

Luna hanya mampu melindungi bagian kepalanya menggunakan lengan, tubuhnya lemah, banyak luka memar dan darah yang mengalir di setiap anggota badan lainnya, air mata gadis itu meluruh bersama dengan ringisan kecil yang mengaluni penyiksaan sadis gadis itu.

"Saya membencimu anak tak tahu diri!! Saya muak melihat wajahmu! Mengapa kamu harus lahir hah?! Kau itu hanya manusia sampah-beban untuk ku dan almarhum suamku kau tahu itu!!!"

Aluna tersenyum getir, "a-aku tahu bunda aku hanya sampah dan beban tak berguna untukmu... T-api bagaimanapun juga sampah ini adalah manusia, berikan w-waktu untuk sampah tak berguna ini menghirup nafas sebentar saja," Luna menatap tepat pada netra Lia yang mematung. " Jujur, Tamparan dan pukulan mu sangat sakit, tapi aku tak berani untuk mengeluh, karna takdir hiduku hanya untuk mandiri, dan menjadi wanita kuat.

Gadis itu menyeka buliran kristal yang semakin deras membasahi pipinya yang memar keunguan, "ijinkan aku beristirahat sebentar Bun, aku juga manusia bukan robat yang bisa melakukan segala sesuatu yang dibawah kemampuanku, jika kau ingin membunuh sampah kotor ini, bunuh saja bunda, aku i-ikhlas. Kalimat terakhir aluna sukses menjadi penutup keterdiaman Lia yang mematung dengan hati mencelos, menyaksikan gadis penuh luka menutup netra cantiknya dengan damai.

*
🥀🥀🥀
*

Ruang Putih dengan tirai biru yang menjadi penghalangnya, bau obat-obatan tercium tajam membuat setiap orang engan berdiam bahkan tinggal sementara didalamnya.

Di atas brankar rumah sakit, terbaring seorang Gadis penuh luka, mata cantiknya belum juga terbuka semenjak beberapa jam lalu ia di dibawa ke rumah sakit untuk ditangani.

Sudah tiga jam lebih Laki-laki tinggi bermata sendu terduduk lesu di sofa ruang tunggu pasien, ia benar-benar mencemaskan keadaan gadis itu sekarang. bagaimana tidak, selepas perawatan enam jam yang lalu adiknya itu belum juga sandarkan diri hingga sekarang.

Andra beranjak dari sofa mendekat ke arah brankar Luna dengan senyum masam yang menghiasi bibirnya, laki-laki itu meraih kedua tangan pucat luna dengan perasaan kalut. "A-ayo sadar na, Kakamu ini sangat mencemaskanmu" Andra mengecup punggung tangan Luna berulangkali.

Andra tersenyum hambar, mengingat perlakuan Lia kemarin yang begitu kejam kepada anaknya yang hampiri membuat gadis lugu ini kehilangan nyawa.

"Hati mu terbuat dari apa sih Bun?" Batin Andra getir.

"Tok!"

"Tok!"

Mendengar suara ketukan Andra buru-buru mengusap cepat jejak air mata di pipinya, laki-laki itu menghembuskan nafas panjang lalu beranjak duduk di sebelah brankar adiknya.

Datang lah seorang wanita berseragam putih yang dimana sebelah lengan kanannya menenteng alat-alat medis lengkap, wanita itu tersenyum ramah "Permisi, saya perawat kamar VIIP kelas-2 saya yang bertugas untuk memeriksa keadaan nona Aluna." Jelas suster yang diketahui bernama Evi dengan ramah, Andra mengangguk sebagai jawaban.

Perawat wanita itu mulai berkutat dengan alat-alat medisnya, mulai dari memeriksa suhu badan, menyuntikan infus hingga mengisi infus yang tersisa setengah.

Perawat Evi mulai beranjak, "sudah selesai, emm maaf mau nanya ka.." Andra melirik ke arah Evi  untuk menunggu pertanyaan yang akan di lontarkan oleh perawat baru adiknya.

Andra terdiam,"Luka-luka di tubuh nona Aluna sepertinya sebagian adalah luka lama," Evi menggantung kalimatnya, "maaf, apakah sebelumnya nona Aluna mengalami kekerasan?"

Andra membatu, "t-tidak Luna tidak pernah mengalami kekerasan apapun sebelumnya" jawab Andra berdusta sungguh kebohongan ini membuat dada laki-laki itu sesak, "maafin gue na, gue kaka yang buruk" batin Andra tercekat.

Perawat wanita yang bernama Evi itu hanya mengangguk lalu tersenyum, jujur di dalam hatinya ia tak percaya dengan penuturan laki-laki 18 tahun itu, sungguh Evi penasaran dengan kisah pasien barunya ini. Tapi mau tak mau Evi hanya memendamnya, karna ia hanya seorang perawat tak lebih sebagai pembantu dan orang asing di kehidupan luna-pasiennya.

-
-
-
Ayokk hujat emaknya lulu-(Luna) woi😭 sadis bet dah nyisak anak nyampe koma ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Moga saja tidak ada yaa ibu di dunia ini yang seperti lia-acwyuu ehheeh

TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang