happy reading readers ✨
*
*
*
*Kini Dua hari sudah pasca siuman dari komanya gadis berambut itu sudah diperbolehkan pulang dikarenakan kondisinya yang sudah pulih, luka-luka ditubuhnya sudah membaik, kakinya juga sudah mulai bisa digerakkan aktif.
Mereka berdua tak langsung pulang melainkan melipir sebentar ke arah stand penjual ice Boba, guna menuruti permintaan sang adik yang menginginkan minuman dingin.
Gadis itu berada di samping kanan Andra, tangan Munggilnya ia selipkan ke cela tangan Kakanya yang kini hanya dapat terkekeh gemes akan tingkah lakunya. Lihatlah, bagaimana kedua Kakak beradik ini sangat serasai, tinggi mereka yang sangat kentara antara si Yakult dalam tiang listrik dapat membuat orang-orang tersebut gemes dengan kesempurnaan satu sama lain.
"Kak!" Teriak Luna memberhentikan pergerakan jalannya, andra berdehem tanda merespon. gadis itu menunjuk dengan semangat ke stand penjual makanan berminyak, yupz martabak!!
Andra menggeleng, "gak,! Lo gak boleh makan berminyak" tegasnya bersedekap dada.
Aluna mencebikan bibir cemberut, "Lo bohong! Katanya apapun yang gue ingin bakal Lo kabulin!" Kesal luna menggembungkan pipi chubby kemerah-merahan lucu.
Andra terkekeh kecil, tangannya beralih mencubit gemas pipi putih bak papau adiknya, "makanan itu gak baik buat Lo na" jelas Andra lembut.
Luna mencebikan bibir kesal, "padahal gue pengen makan martabak telur" ucapnya menghela nafas panjang.
Andra mengeleng, ia terkekeh sembari menangkup kedua pipi chubby adiknya untuk menatap tepat pada netra hitam sehitam kelam miliknya, "tatap mata gue," Luna menatap dalam netra hitam Kakanya. "Apa mata ini berbohong Hem?" Luna menatap intens bola mata hitam itu, namun ia tak menemukan ada kebohongan di dalamnya, Luna Tersenyum..hanya ada ketulusan yang ia lihat di dalam mata Andra.
Perlahan Luna menganguk, laki-laki itu tersenyum simpul ia menarik lembut pergelangan tangan Luna yang hanya pasra bak arus di aliran air.
"Kita beli buah aja ya?" Gadis itu mengangguk, toh ini demi kesehatan dan masa pemulihannya juga kan,
"Dek mau ini?" Tunjuk Andra ke arah buah stroberi besar nan segar, Aluna mengangguk semangat, lihatlah buah berwarna merah dengan berbentuk bulat sempurna itu kini menggoda mulut Luna Untuk segera mencicipinya.
Ia menarik ujung baju Andra yang langsung menatap ke arah adiknya, "kenapa?" Luna menunjuk buah yang berada didalam genggamnya.
Laki-laki itu terkekeh kecil, "mau coba?" Luna menganguk antusias.
Andra memberikan dua buah besar stroberi manis ke arah adiknya dan secepat kilat gadis itu mengambil lalu memakannya lahap, Luna menganguk antusias.
"Mwanwis bwgat kak!" andra tertawa kecil ia mengusap lembut Pucuk kepala Aluna yang kini mengambil satu buah stroberi lagi di dalam paper bag.
"Kak! Lain kali beli buah stroberi lagi yang banyak gue suka!" Girang Luna nyegir menampakan gingsulnya.
"Iya nanti gue belin," Andra menarik pergelangan tangan adiknya menjauh dari rak buah, ia membawa tangan kecil itu menuju kasir pembayaran untuk membayar buah-buahan yang Luna inginkan.
"Mba ini ya" wanita yang menjabat sebagai tukang kasir itu membatu, wajah sempat cengo saat menatap dari dekat wajah tampan Andra, Luna yang melihat hal tersebut merasa kesal, sekalabat ide gila mulai muncul di otak cantiknya.
Gadis itu tersenyum jahat,"Mba kasir tolong ya dibungkus buahnya saya sama PACAR saya buru-buru ni." Andra yang berada di sampingnya mendelik terkejut, apa-apaan Yakult satu ini?!
"Lun-"
Akh! sakit njir!" Andra mengusap-usap bekas kemerahan di lengannya karena ulah cubitan maut Luna, bisa dilihat sekarang gadis itu kini melotot ke arahnya dengan wajah yang siap menerkam siapapun yang mengusiknya.
"Ayo mba dibungkus ini loh pacar saya udah kelamaan nunggu" ucap Luna Tersenyum mengejek ke arah si kasir wanita, mungkin candaan itu berkerja? Terbukti dari wajah wanita kasir itu yang kini tertekuk sebal.
"Ah, ini tip nya mba makasih ya" Luan secepat mungkin menarik lengan Andra keluar dari tokoh perbelanjaan buah, laki-laki itu hanya dapat geleng-geleng kepala akan sikap absurd adiknya.
Laki-laki itu menarik pelan kuping Luna yang kini berteriak meminta ampun. lihat, Andra sekarang mirip dengan emak-emak yang sedang memarahi anak kecil, Hhhh.
Ia berkacak pinggang, menatap penuh selidik adiknya yang hanya dapat tersenyum tak berdosa, "ngapain Lo tadi bilang gue pacar lo hah bocil!" Luna mengerjap polos, "gabut kak" Andra mengeleng tak habis pikir.
"Gabut-gabut! Lain kali jangan dilakuin lagi, Sekarang ayo pulang!" Laki-laki itu menarik pergelangan tangan adiknya yang hanya pasra tak melawan.
*
🥀🥀🥀
*Brakk!
"Anjir memang Delon baj**an! Mau ngerasain digebukin pakek parang kali ya?" Sungut Gendra kesal ia sampai mengprek meja kayu-kasar, laki-laki yang memakai kaca mata bulat itu terlihat emosi saat inti Zerlover bercerita tentang tragedi penusukan ketua mereka angkasa beberapa hari yang lalu.
Andika mengeleng, "alah sok-sokan mau gebukin orang! Lo aja gak pernah berantem kampret!" Semprotnya yang mendapat gelar tawa seisi meja pecah tak terkecuali, saat ini ada 7 inti anggota Zerlover, mereka semua tengah berkumpul di kedai warung kopi pinggir jalan yang jauh dari kawasan SMA lentera harapan.
"Ken!" Panggil Dika, keano merespon dengan deheman, "ngapa Lo kok ngelamun?" Tanya Dika penuh selidik.
Keanu menggeleng, "gak apa-apa gue kepikiran sama kondisi angkasa aja" jelasnya, Dika yang mendapat penjelasan ber-oh oh ria.
Laki-laki berkulit sawo matang namun memiliki visual tampan menjentikkan jari, dia adalah delvino Mananta dan laki-laki yang memiliki wajah sama dengannya hanya saja sifat dan warna fisik yang membedakan adalah delvin mananta.
"Giman kalo kita jenguk keadaan angkasa ntar sore?" Mereka yang berada di dalam warung sontak menatap satu sama lain.
Laki-laki tinggi dengan Seragam SMA acak-acakan dia adalah arwana sabintang, laki-laki itu mengacungkan jari telunjuk, "setuju" seseorang yang berada di sampingnya ikut menganguk dia adalah devanata, "setuju"
Mereka semua yang berada di dalam satu kedai kompak mengangguk, "ok semuanya setuju, ntar sore kita gas jalan ke rumah sakit!"
TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Aluna [Tamat]
Teen Fiction❛❛dan pada akhirnya, aku telah kalah sebelum memulai❜❜ *** Sinopsis: Di paksa tumbuh dewasa di usia yang seharusnya masih memerlukan bimbingan orang tua bukan hal yang mudah untuk seorang "Aluna layara kayzee Dritama" Di usia nya yang baru 16 tahun...