BAB 13🥀

30 9 0
                                    

Happy reading readers ✨
*
*
*
*

"Gimana Ken bagus gak?" Tanya Dika cengengesan bak orang setres, keanu tersadar dari lamunannya laki-laki itu menatap datar kearah Dika yang tersenyum lebar menunggu jawaban darinya.

Keanu menggeleng, "gak!" Bohong. padahal nada dan suara Dika memang sangat bagus tapi hanya karna lagu yang dibawakannya membuat ia mengingat seseorang, menjadikan poin kurang untuk lagu yang dibawakan Andika.

Keanu beranjak dari duduk, ia membersihkan celana abu-abu yang sedikit kotor itu. "Gue mau samperin yang lainnya" ucap keanu meninggalkan Dika yang ikut buru-buru beranjak dari duduknya juga.

"Gue ikut!" Teriaknya mensejajarkan jalan dengan keanu.

Kondisi koridor kelas 11-12 nampak senggang, tak banyak murid-murid yang berlalu-lalang, kini tibalah ia pada kelas MIPA. Laki-laki itu memelankan langkahnya guna mengintip seseorang yang tengah belajar dengan serius.

Keanu Tersenyum tipis, "kapan gue bisa ngungkapin perasaan gue ke Lo?" Batinya.

Dika yang berada di samping kanan keanu menatap dalam, laki-laki itu menepuk pundak sahabatnya guna menyadarkan nya ke kenyataan. "Lo kenapa Ken? Ada masalah?" Tanya Dika dengan tatapan menyelidik.

Keanu tertawa kecil, "gak, gak apa-apa gue cuman liat kelas ini." Jelas keanu ia kembali melangkah santai menuju ke arah belakang sekolah.

Andika mengerutkan dahi, "ada yang salah sama tu anak!" Dika laki-laki itu menggeleng kecil"gue harus cari tau!!"

"Euyyy, dari mana aja bang?" tanya Gendra yang duduk asik di bangku warung kopi, laki-laki itu terlihat sedang memakan sebuah bakso berukuran sedang.

"Sekolah" jawab Keanu lugas, laki-laki itu berjalan ke arah nata yang duduk bangku paling ujung.

"Kondisi angkasa gimana guyss?? Gue belum sempat jenguk dia," tanya laki-laki berambut ikal, ya dia raffasyah Adiningrat cowo terkaya ke tiga setelah Angkasa, devanata, dan juga Keanu.

"Katanya sih udah baik-baik aja dia juga udah siuman, Tapi ya itu badannya masih sakit dan kaku katanya buat di gerakin" jawab Dika sembari memainkan gitar di pangkuannya.

Rafa menganguk, "Lo pada ada rencana buat jengukin dia lagi gak?" Tanyanya.

Laki-laki itu melirik satu persatu wajah teman-temannya yang nampak lempeng seperti tak ada gairah hidup, Dika mengangkat telunjuknya.

"Ayo sih gue mah"

Nata menganguk tanda setuju, "nanti malam?" Tanyanya yang mendapat anggukan kompak dari semua Anggota inti Zerlover.

"Nata, Kemarin gue ngeliat Lo masuk ke kelas MIPA 11 pas jam istirahat" Andika menggantung ucapnya, "Lo ngapin kesana?" Ucap Andika menatap penuh selidik ke arah devanata.

Laki-laki yang tengah bersandar Damai di bangku itu berdehem singkat, "gue disuruh buat manggil Bu Dewi ke kantor kepala sekolah" jelasnya tanpa ada keraguan sedikitpun.

Andika mengangguk-angguk saja, toh alibi devanata memang masuk akal sih, secara nata adalah anggota OSIS yang pastinya akan menjadi babu kepala sekolah hhh.

"Gue mau cabut ke kelas" nata beranjak dari duduknya, ia melangkah pergi disusul Keanu dibelakangnya.

"Ikut!!"  Teriak Gendra menyusul langkah lebar nata dan Keanu.

Sedangkan raffasyah dan Andika kedua manusia sejenis itu tetap duduk dan memilih menghabiskan kopi yang mereka pesan, kalau kata gandra "gak baik buang-buang minuman, habisin."

*
🥀🥀🥀
*

Lonceng pertanda istirahat telah berbunyi, seluruh penghuni sekola mulai keluar satu-persatu dengan tertib.

Diujung kelas tepatnya bangku paling kiri nomor dua, seorang gadis tersebut tengah menatap serius ke arah buku tulisnya, Lily yang berada di samping Sampai tak ia hiraukan keberadaannya.

"Una.." Aluna tak menjawab, gadis berambut sepinggang itu menghela nafas panjang ia beranjak dari duduknya. "Yaudah Lo sibuk banget kayanya ya? Gue pergi ya? Mau titip gak?" Luna menggeleng kecil.

Lily hanya menganguk saja, "sudah biasa gue mah!"

Namun baru beberapa langkah, tubuh Lily mematung ditempatnya, gadis itu menatap seseorang yang tengah bersandar di pintu masuk kelas.

Buru-buru ia berjalan cepat ke arah bangku kembali, Luna yang sadar pun heran, "kenapa Lo balik?" Tanyanya Lily mengalihkan perhatian ke arah gadis disampingnya.

"Itu, ada ka Alyandra dipintu" bisik Lily, seketika itu juga tubuh Luna mematung,  kepala gadis itu berputar ke arah pintu dan benar saja, ada laki-laki tinggi tengah memasukkan tangan nya ke dalam saku celana abu-abunya.

Andra Tersenyum tipis, dan itu semua tak luput dari penglihatan Lily, dan lihat sekarang gadis berambut sepinggang itu kini terlihat mengipasi wajah nya yang memerah.

"Astaga ka Andra! Una gue mau pingsan ini?!" Heboh Lily, gadis itu bersandar lemas di bangkunya, buka lemas apa, tapi lemas karna tatapan laki-laki bermarga dritama itu yang membuat pikiran nya kacauu.

Luna menggeleng datar, gadis itu buru-buru beranjak dari kursinya untuk menghampiri Kakanya yang terlihat menentang satu cup soda.

Asli!! Luna benar-benar tak membayangkan ini! Kakanya benar-benar membuat dirinya dalam masalah sekarang?!

"KA! Ngapain sih Lo datang ke sini?!" Kesal luna berbisik.

Andra memutar bola mata malas, "kan gue udah bilang tadi dirumah, kalo gue bakal temuin Lo setiap istirahat dan pulangan." Gadis itu mendelik.

"Gak perlu ka! Gue gak bakal kenapa-kenapa kok, mending Lo sekarang ke kantin ke atao ke kelas sekarang!" Usirnya mendorong punggung tegap Andra yang tak bergeser sedikit pun dari tempatnya berdiri.

"Gue gak mau!" Tegas Andra menggeleng.

Luna menatap sengit, benar-benar keras kepala! "PLEASEE!!" Mohon Luna sembari bersedekap tangan.

Andra yang menatap mata Luna akhirnya mengalah, ia tak tahana dengan ekspresi gadis itu yang memohon.

"Oky! Fine gue pergi." Andra melengang pergi, Luna menghela napas lega sekarang kayaknya telah pergi ia aman sekarang.

Namun Luna melupakan sesuatu bahwa ada seseorang gadis yang tengah menatap lurus dari kejauhan interaksi antara Kaka beradik itu.

"What is this? Kok mereka kelihatan Deket banget ya? Apakah Una Memiliki hubungan dengan ka Andra?

TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang