05. White Rose

19 2 1
                                    


Jangan menyerah, semua perlu waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan menyerah, semua perlu waktu.

- Arumi Larasati -

Untuk dirinya yang mencoba untuk bangkit, Ali.

Demi mengambil satu langkah lebih cepat, mungkin perlu waktu yang tak sebentar. Juga perjuangan yang tak mudah baginya.

Tapi bukannya berhenti tuk menyerah, dan malah semakin kuat pula dalam mencoba.

Inilah kisahnya, sang pembawa bahagia bagi dunia...

...juga pembawa luka mendalam dihati.

-----{0}-----

Lagi dan lagi, mereka berdua menyusuri kembali setiap kota, hingga sampai disebuah lahan luas yang indah dan menawan.

Disebuah tempat, berada ditengah-tengah diantara hamparan rumput luas yang berada didunia.

Disini sangat sejuk. Walaupun tak terlihat oleh mata telanjang, semilir angin serasa memeluk dan mengelus tubuhnya. Hingga gaun yang sang gadis pakai ber kibas indah serasa menggoyahkan pikirannya.

Begitu banyaknya bunga dengan berbagai macam jenisnya, juga para kupu-kupu yang terbang dengan sayap yang tak kenal lelah, demi mencari sari madu yang berada di pucuk bunga untuk melanjutkan hidupnya.

Langit pagi tampak sangat indah bila diperhatikan, dengan awan-awan putih tampak selaras dengan birunya langit luas. Juga sang mentari yang tepat berada ditengah-tengah kepala.

Burung-burung mulai berterbangan melebarkan sayapnya mencoba terbang ke atas langit.

“Kita dimana, Aru?” Tanya Ali yang tangannya masih betah digenggam oleh sang gadis.

Arumi menoleh menghadap Ali. Lalu tersenyum.

“Ini tempatnya, sebuah lahan luas bekas lapangan udara. Karena tak menghasilkan keuntungan tak pernah digunakan. Bagaimana, bagus, 'kan?”

Iya, tempat yang luas ini sangatlah indah. Begitu menyejukkan ketika melihatnya. Terlebih bunyi tonggeret yang bersahut-sahutan di pohon rindang karena panasnya mentari siang.

Saat memandangnya, semua keluh kesah dan beban yang berada di pundak serasa hilang ditelan waktu.

Tempat ini sangat indah, mengagumkan.

“Ya, ini sangat bagus.” Ungkap Ali yang masih melihat sekeliling dengan mata yang berbinar-binar. Bagai tersihir, Ali tak bisa melepaskan pandangannya hanya untuk sekedar berbicara pada Arumi.

Sejuk bila dipandang mata, mungkin hanya ini yang bisa diungkapkan saat pertama kali melihat tempat ini. Indah sekali, menyejukkan hati.

“Jadi, Ali. Disini kita akan melakukan sebuah ritual untuk menemukan tubuhmu.” Ucap Arumi menatap netra Ali dengan ukiran senyum smirk, mencoba menggoda Ali.

Spirit Rail Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang