Setelah kejadian di jumat maghrib hari itu. Sunghoon dan Jongseong jadi lumayan dekat. Bahkan Jongseong sudah dikenalkan pada kucing oren gendut pohon beringin yang ternyata bernama Wonwon. Sunghoon sendiri yang memberi nama.18 tahun hidup Jongseong tak pernah merasa sebahagia ini. Tiap pagi bertemu Sunghoon, memberi makan Wonwon bersama, menunggu jemputan di halte hingga maghrib berkumandang. Dan banyak lagi lainnya. Hingga tak sadar ternyata 4 bulan sudah berlalu sejak hari itu.
Padahal Jongseong merasa bahwa mereka baru dekat. Tapi sepertinya kelanjutan hubungan mereka bakal tersendat karena Ujian tiba tiba melanda. Sunghoon susah dikabari, anak itu katanya tengah sibuk belajar saat ini.
Jongseong kan rindu, ia kangen setengah mati. Tapi si Sagi nampaknya ga peduli. Atau firasatnya saja tapi Sunghoon memang nampak menjauhi nya. Alasan belajar itu sepertinya cuma mengada ada.
"Seung, Sunghoon lagi ngapain ya?"
"Mana gue tau bego, tanyain lah ke orang nya. Kaya yang kemarin ga dempet dempetan di pohon beringin aja."
"Ah lo jangan gitu dong Seung!"
"Kenapa? Malu ya?"
"Pengen dempet dempetan lagi."
Heeseung melempar pilus ke kepala Jongseong. Otak temannya makin lama makin sengklek karena jatuh cinta.
"Kayanya Sunghoon ga suka gue deh."
"Jangan pesimis gitu dong meskipun fakta."
"Aaaaaaaaaa"
Jongseong menenggelamkan kepalanya ke bantal Heeseung. Mereka tengah main seperti biasa. Tapi kali ini di rumah Heeseung. Gantian, soalnya kipas Jongseong mati minggu kemarin.
Heeseung diam saja ga menghiraukan Jongseong. Ia sibuk menscroll akun instagram mantannya, Kazuha. Ga lihat 4 bulan kok makin cantik saja ternyata.
"Lo sama Karina gimana deh Seung?" Jongseong bertanya, tiba tiba merasa penasaran.
Kalau hubungan Heeseung dengan Karina berjalan lancar berarti Jongseong sendiri masalah utama Sunghoon menjauhinya. Tapi kalau hubungan Heeseung dengan Karina gagal berarti Heeseung yang salah karena ia tak jago memberi saran. Jangankan memberi saran, hubungannya saja ga karuan.
"Jangan ditanya deh."
"Kenapa?"
"Mau balikan aja gue sama Kazuha, Karina ribet banget ternyata."
Jongseong mendengus. Heeseung ini memang buaya cap kadal. Waktu itu memaki maki Kazuha, mana katanya mau mematahkan kakinya. Eh tau tau sekarang malah ingin balikan. Kalo Jongseong jadi Kazuha mana sudi dia berpacaran dengan laki laki modelan Heeseung.
Memikirkan Kazuha Jongseong kadi ingat Sunghoon. Dulu katanya Sunghoon juga sempat ikut ballet. Sayangnya sekarang tidak lagi. Andai Jongseong bisa lihat Sunghoon menari ballet diatas panggung seperti Kazuha. Pasti ia senang sekali.
"Sunghoon tuh lucu banget tau, katanya dia ga punya temen selama ini. Terus dia bilang seneng banget bisa deket sama gue, gue kan jadi gimana gitu ya dijadiin alesan dia bisa sesenang itu," Jongseong terkikik geli diakhir.
Ia memandang langit langit kamar Heeseung saat bicara. Telinganya memerah karena malu. Pikirannya mengawang mengingat bagaimana kedekatannya dengan Sunghoon akhir akhir ini.
"Terus lo tau ga Seung, tebakan gue tentang dia suka tiramisu sama vanilla latte itu ternyata bener. Dia beneran suka banget. Hampir tiap hari gue bawa di ke tempatnya Wonyoung."
"Lo sedih ga sih Jjong?"
Eh kenapa tiba tiba?
Jongseong menoleh kearah Heeseung. Kenapa ia harus sedih, Jongseong kan sedang cerita betapa senangnya ia dekat dengan Sunghoon.
"Sunghoon selama ini butuh temen, tapi gada yang mau deket sama dia. Dan lo tiba tiba dateng, gimana dia ga seneng coba."
"Ya gue seneng kalo dia seneng?"
"Lo deketin dia karena naksir kan? Tapi Sunghoon cuma nganggep lo temen, ga lebih."
-
Bruk
Sunghoon mendongak saat seseorang menabrak bahunya. Dahinya mengkerut heran saat tahu kalau Ningning yang melakukannya.
"Sorry aku buru buru," Sunghoon menunduk merapihkan bukunya yang berserakan.
Tapi gerakannya terhenti saat kaki Ningning menginjak salah satu bukunya. Sunghoon kembali mendongak, kali ini ia bisa lihat wajah Ningning yang tersenyum culas.
"Kenapa?" Sunghoon bertanya heran, sepertinya ia tak pernah mencari masalah dengan wanita itu.
"Hoon lo pengen punya temen kan?"
Ningning jongkok dihadapan Sunghoon. Saat ini tinggi mereka sama rata. Tangan Ningning mengusap lembut dagu Sunghoon membuat laki laki kulit pucat itu merinding.
"Kalo lo mikir Jongseong bisa jadi temen lo, lo salah besar. Gue kenal dia udah lama, hoon."
"Terus?" Sunghoon beranikan diri buat bertanya.
Ningning tertawa kecil. Sebenarnya ia suka Sunghoon. Sudah dari lama tapi laki laki susah sekali di dekati.
"Jongseong naksir lo, dia deketin lo karena pengen pacaran bukan temenan."
"Gausah sok tau, Ningning."
Sunghoon bangkit dari posisinya. Ia memeluk buku bukunya erat supaya tak jatuh lagi. Ningning ikut bangkit sedetik setelah Sunghoon.
"Gue berani taruhan dia bakal nembak lo sebentar lagi. Jongseong gabakal bisa jadi temen lo, kalo lo emang pengen punya temen lo bisa gabung gue hoon."
"Kalo emang dia bakal nembak juga aku tinggal nolak?"
"Lo pikir dia masih sudi deket sama lo setelah ditolak? Daripada nyesel mending lo jauhin dia sekarang, hoon. Makin lama bareng dia lo bakalan makin bergantung."
Sunghoon menghela nafas. Jujur saja ia tak nyaman dengan pembahasan ini. Jantungnya jadi berdetak cepat sekali. Perkataan Ningning amat menakutkan. Bagaimana kalau benar Jongseong tak berbuat berteman dengannya.
"Percaya sama gue, gue ga bakal jahatin lo, hoon. Kita temenan sekelas hampir tiga tahun. Gue gamau lo sedih pas Jongseong ninggalin lo nanti."
"Kenapa kamu yakin Jongseong bakal ninggalin aku?"
"Karena lo ga bakal nerima cintanya dia, lo cuma butuh temen, Sunghoon."
tbc
guys reminder cerita ini aku targetin kisaran 10 part tamat jadi alurnya emang sengaja aku buat cepet ya, maaf kalo ada yang bingung atau tulisan aku susah di mengerti. but i hope you guys will like it💕
KAMU SEDANG MEMBACA
the apartemen we won't share
Short StoryIni sedikit cerita mengenai kisah cinta Jongseong dan Sunghoon yang tak semuanya tentang romansa. Bagaimana dari awal mereka menaruh hati hingga akhirnya menyerah dan memilih pergi. Tinggalkan penyesalan mendalam yang sampai sekarang masih belum bis...