Ahn Ji-na melangkahkan kaki masuk ke area kantin setelah jam istirahat dimulai, tidak seperti kemarin ia hanya membaca buku didalam kelas. Dirinya mengambil nampan makanan dan mengantre pada barisan seperti murid lainnya, sementara para petugas kantin mengambilkan satu-persatu makanan kedalam nampan para murid.
"YAKK, Kim So Jung. Kenapa baru datang?" Teriak Choi Rami. Suaranya keras hingga hampir terdengar ke seluruh penjuru kantin. Tetapi agaknya murid disini sudah hafal atau bahkan takut dengan perilaku perempuan itu, sehingga kebanyakan dari merka hanya diam.
Ahn Ji-na melirik Choi Rami dan dua temannya dari ujung mata, mereka sedang duduk di salah satu meja kantin, sementara perempuan berambut pendek yang bernama Kim So Jung tersebut berdiri sembari menundukan kepala dengan ekspresi ketakutan.
"Cepat sana ambilkan kami makanan, kami tidak sudi jika harus mengantri!" Ucap perempuan satunya yang bernama Shin Dayeon dengan wajah yang tak kalah ketus.
Kim So Jung mengangguk dan langsung bergabung kedalam barisan. Wanita itu memiliki tubuh yang kecil, bayangkan saja ia harus membawa tiga nampan berisi makanan untuk mereka, jika ia boleh membawa satu-persatu maka syukurlah. Jika sekaligus, maka Choi Rami dan temannya sudah sangat keterlaluan.
Ahn Ji-na memang tidak mudah menghargai perasaan orang lain, namun kali ini tindakan Choi Rami sudah diluar batas.
"Ahjumma, apakah ada makanan yang mengandung kacang kedelai?" Tanya Ahn Ji-na ketika berada diujung meja, ia bertanya kepada ibu kantin yang menyediakan makanan penutup berupa puding dan buah semangka.
"Untuk menu kali ini tidak ada, aturan sekolah adalah tidak boleh menuruti permintaan murid. Makanan ini telah disediakan ya harus dimakan tanpa ada permintaan apapun!" Jawab ibu kantin dengan ketus.
Biasanya aku tidak bertanya dengan sopan seperti ini, jika aku tidak menahan diri, wajah keriputmu bisa saja aku tarik sampai terlepas dari dagingnya.
Begitulah batin Ahn Ji-na.
Pada akhirnya dengan perasaan kesal ia menuju kesalah satu meja makan yang kosong, lalu mulai memakan semua makanan yang berada di nampan. Ahn Ji-na memperhatikan bahwa setelah Kim So Jung membawakan ketiga orang brengsek itu makanan, mereka tidak melakukan apa-apa lagi kepadanya. Namun Kim So Jung langsung meninggalkan kantin, bukannya makan siang terlebih dahulu.
Hal itu membuat Ahn Ji-na jadi penasaran.
Setelah selesai menyantap makanan, Ahn Ji-na pergi meninggalkan kantin.
Langkahnya pergi menuju koridor yang berseberangan dengan kelasnya. Koridor tersebut menghantarkannya menuju ke lapangan outdoor sekolah. Rupanya suasana disana juga cukup ramai sebab ada ekstrakurikuler futsal yang sedang berlatih. Saat itu sorot mata Ahn Ji-na menangkap sosok Kim So Jung yang duduk seorang diri sambil memandangan ke arah murid yang sedang berlatih futsal.
Ahn Ji-na mendekati perempuan itu dan tanpa berbicara ia langsung memberikan sebungkus roti yang ia bawa dari kantin kepada Kim So Jung. Sontak wanita itu terkejut, ia langsung menatap Ahn Ji-na kebingungan.
"Aku tidak melihatmu makan dikantin!" Ucap Ahn Ji-na.
Dahi Kim So Jung berkerut.
"Bukankah kau wanita yang ditoilet waktu itu?"
Kim So Jung berdiri dari duduknya dengan kasar dan langsung menghadap Ahn Ji-na.
"Puas kau dengan apa yang kau lihat dan kau dengar? Ya, semua orang di sekolah ini tidak ada yang peduli denganku. Semua murid disini hanya menonton diriku tersiksa seperti film yang menarik, sama seperti dirimu." Kim So Jung mengatakan hal itu dengan amarah, Ahn Ji-na tahu perasaannya sedang kacau, terlebih lagi ia merupakan korban perundungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMA
Fanfiction🟢 Ongoing Rosékook Fanfiction [Publish since Dec 6, 2023] Kumpulan cerita-cerita Rosékook, chapter pendek, dan terdiri dari banyak genre. - The Sense of an Love Story - Call Out My Name - I See Red - Bad Habits