Call Out My Name [5]

967 102 8
                                    

Mature content🔞
.
.
.
Pagi itu sinar matahari menyusup masuk melalui jendala yang telah dibuka lebar, angin laut dipagi hari berhembus kedalam rumah. Rosé sudah terbangun dari tidurnya sejak pagi dan merasakan perutnya yang butuh asupan makanan. Sambil mengenakan jubah tidur berbahan sutra untuk menutupi baju lingerie yang dikenakan, sebab semalam Rosé dan Danrelle melakukan adegan panas untuk yang kedua kalinya. Ia meninggalkan kamarnya dimana Danrelle masih tertidur lelap, kala itu Rosé lebih mementingkan untuk mengisi perutnya dengan makanan terlebih dahulu.

Rosé membuka kulkas untuk mencari makanan siap saji, entah roti atau sereal yang mudah dibuat dalam waktu singkat karena perut Rosé sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Ada yang perlu dibantu, madame?" Rosé langsung menoleh kala mendengar suara itu.

Rupanya itu Marianne, seorang pembantu rumah tangga yang melayani keluarga Abellard. Wanita berusia 40 tahun itu menarik sudut bibirnya dan menawarkan bantuan kepada Rosé yang bisa dibilang sudah menjadi majikannya.

"Sebenarnya aku butuh roti dan selai, tetapi aku tidak menemukan selai di kulkas ini." Jawab Rosé sembari meletakan sebungkus roti diatas meja bar berbahan marmer.

Marianne tidak menjawab, dirinya berjalan menuju kabinet dekat kompor, dan membuka rak yang berada di atas.
Lalu Marianne mengambil botol selai strawberry dari sana serta pisau untuk mengoles selai itu ke roti, kemudian memberikan benda itu kepada Rosé.

"Aku lebih sering melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, keluarga Abellard jarang makan dirumah. Hal itu yang membuat ku jarang memasak makanan, paling ketika keluarga Abellard sedang mengadakan acara penjamuan kecil, biasanya mereka akan menyuruhku untuk memasak. Namun, jika madame perlu untuk dibuatkan sesuatu, jangan sungkan untuk bilang padaku." Marianne tersenyum hangat, setelah Rosé mengucapkan terima kasih padanya, Marianne izin pergi untuk melanjutkan pekerjaan yang lain.

Rosé menggigit dua tumpuk roti dengan selai strawberry, ia merasakan lega karena perutnya sudah tidak mengamuk seperti sebelumnya. Ponsel yang diletakkan diatas meja berdering panjang, itu berarti ada panggilan masuk.

Tertera Lisa yang melakukan panggilan video.

"Hai, chipmunk!" Sapa Lisa yang terlihat sedang berada di cafe, wanita itu juga memperlihatkan coffee dan croissant yang dia pesan.

Rosé memutar bola mata malas sebab dia membenci sebutan 'chipmunk', panggilan itu sudah melekat sejak Rosé masih anak-anak, sekitar umur tujuh tahun. Dia disebut chipmunk karena sering berteriak dengan suara nyaring dan memekik telinga, persis seperti suara chipmunk.

"Kau sendirian?" Tanya Rosé.

"Iya, aku akan pergi latihan. Seperti biasanya--"

Alis Lisa tampak berkerut yang terpampang dilayar ponsel.

"Ada apa?" Rosé kebingungan dengan sikap Lisa, mana wajahnya berada dekat sekali sehingga membuat kepala wanita berponi itu terlihat memenuhi layar.

"Rumahmu tampak fancy, dan aku tahu jubah tidur itu. Brand itu milik perusahaan ayah Frederic, Louis Vuitton bukan begitu?" Tanya Lisa penasaran karena memang jubah yang Rosé kenakan terpampang jelas memperlihatkan logo dari brand tersebut.

Rosé gelapan, ia bingung mau menjawab apa. Lalu terdengar derap langkah kaki yang mendekat ke arahnya, lalu muncul sosok Danrelle yang sudah tampak rapi dengan setelan kemeja putih dan celana bahan hitam. Refleks, Rosé mendekap ponselnya diperut agar tidak ketahuan oleh Lisa, namun tanpa perempuan itu sadari, ia tidak sengaja memencet tombol kamera belakang.

"Kau akan pergi?" Tanya Rosé pada Danrelle.

"Iya, ada urusan yang akan aku lakukan--" Danrelle mengenakan jas bewarna merah maroon.

DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang