Hari ini adalah hari yang paling sibuk bagi ku, pasalnya cafe sedang rame pengunjung, beberapa pengunjung berada dari kalangan remaja, orang tua, pembisnis mahasiswa dan masih banyak, ditengah keramaian suara bel pintu berbunyi menandakan seseorang masuk, aku langsung saja samperin orang itu dengan penuh senyum dan ramah.
"Selamat siang kak, ada yang bisa kami bantu?" Ucapku kepada orang yang duduk tepat dihadapanku, sepertinya dia agak lebih tua setahun dariku
"Pesan Americano satu" singkat dan jelas, itu yang dikatakannya, dengan cepat aku langsung menyiapkan pesanannya, tak lama kemudian ekor mataku menangkap sosok yang begitu aku kenal, dan saat pandangan kami bertemu orang itu tersenyum sinis kepadaku, ya siapa lagi kalau bukan Melodi dan kawan kawannya, aku mengantarkan pesanan orang tadi
Kemejanya namun sengaja tak sengaja aku kesandung kaki seseorang dan itu adalah melodi, semua mata memandangiku pesanan kopi yang aku bawakan juga telah tumpah ke lantai bersamaan dengan diriku, Melodi yang berdiri dan menatap mengejek kearahku."Ups sorry gak sengaja, lagian ya lo kalau jalan itu lihat lihat dong, kan jadi berantakan gini" ucapannya disusul tawa dari teman temannya, aku berdiri membereskan tumpahan kopi dilantai itu, dan menarik tangan melodi keluar dari cofe.
" Kak, lo kalo mau gangguin gue boleh tapi ngga ditempat kerja guee, gausah buat keributan. " ujarku sambil menatap kesal melodi. tapi tiba tiba temannya mendorong ku.
" heh lo gausah sok belagu deh cupu, lo tu pantes diginiin karna lo itu parasit yang harus disingkirkan dari hidup melodi. " ejek teman melodi yang ku tahu namanya blabla.
kini giliran melodi yang mendorong ku dan menyiram minuman yang dia ambil dari meja. " dengerin ini anak sampah, lo sadar atau emang bego? lo itu udah ga diharepin diduniaa ini, kenapa ga lo susul aja bunda kesayangan lo yang udah mati itu, daripada lo hidup hanya nambah beban dan karma dari bunda lo yang serakah itu, atau bisa dibilang lo anak pelakorrr iyuuuuwww jauh jauh lo dari kita ". maki melodi sambil mempermalukan alysa, saat ini mereka jadi pusat perhatian.
PLAK.
tidak, itu bukan suara melodi yang nampar alysa tapi sebaliknya.
" DENGER BAIK BAIK, JANGAN PERNAH BAWA BAWA BUNDA GUE, KALO SAMPE LO BAWA BAWA BUNDA GUE? LO BAKAL NGELIAT ALYSA LAIN YANG GA PERNAH LO PIKIRIN!!! ". teriak alysa, habis sudah kesabarannya selama ini dan entah keberanian darimana ia bisa melakukan adegan barusan.
melodi menatap alysa sengit marah dan tanpa ancang ancang ia ingin menampar alysa tapi sebelum itu alysa berhasil menepisnya.
" lo ngancem gueee hah?? " balas melodi sambil menatap alysa kesal.
Alysa tersenyum, " lo bisa ngangep itu sebagai anceman kalo lo berani bawa bunda gue. "
melodi menghempas tangan alysa, ia menatap alysa sambil tersenyum. " Liat apa yang bisa gue lakuin buat balas tamparan dan keberanian lo ini ". ujar melodi penuh penekanan sambil menginjak kaki alysa dan melangkah pergi dari sana.
semua orang kembali keduduknyaa masing masing seperti tak terjadi apa apa.
Alysa bangkit dan berusaha menahan tangisnya, ia kuat, dia gaboleh sedih nanti bundanya ikut sedih. Ia membereskan keekacauan yang terjadi dan kembali kebelakang dengan langkah pincang.
di dapur alysa masih saja memikirkan perkataan melodi, diaa benar benar lelah bahkan dia hampir gila dengaan masalah yang menimpahnya. dia sadar betul bahwa bunda nya ada dipihak salah tapi itu bukan sepenuhnya salah bunda, ini semua salah ayah coba ayah ga bohong sama bunda, mungkin bunda ga akan nerima ayah dan aku ga bakalan hadir disini menghadapi dunia yang penuh maslaah ini.
Ting!
sebuah pesanan masuk, alysa langsung menatap secarik kertas yang memang sengaja di tempelkan. Itu adalah pesanan pelanggan, tanpa menunggu lama iaa langsung membuatkan pesanan orang tersebut dan memberikannya di meja yang telah diberitahu. tiba tiba tangannya tidak sengaja tergengam oleh orang yang memesan, alis alysa naik seakan bingung ketika orang itu meenatapnya intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allysa ( rest )
Teen Fiction"Ayah bisa kah aku sekali saja merasakan pelukan hangatmu?" ucap gadis bernama allysa dia berdiri tepat dibelakang pintu rumahnya sambil memperhatikan kehangatan diantara mereka ayah dan bunda beserta kaka tirinya. Semenjak kepergian bunda nya, all...