Pagi hari yang cerah dengan matahari yang hangat menyinari dunia, tampak seorang anak kecil yang bermain di ruang tamu seorang diri, dan datanglah dua pasangan paruh baya menghampiri anak kecil itu, dan mereka adalah ayah dan juga bunda nya.
"Allysa ayo segera mandi, karena kita akan pergi ke taman" ujar seorang wanita bernama Hana istri dari seorang Hasan ayah nya Allysa
Allysa yang masih kecil dan udah bisa berbicara pun dengan senyum menanggapi ucapan bundanya, dia segera berjalan ke kamar mandi dan segera mandi.
Setelah mandi dan udah siap, allysa bunda Hana dan juga ayah Hasan pergi ketaman dan menikmati pagi hari itu, mereka seperti terlihat keluarga yang bahagia, harmonis anak mana pun pasti iri melihat mereka.
Sesampainya di taman Allysa dan kedua orang tuanya langsung saja mengambil tempat gak jauh dari bangku taman, mereka pun menata tempat mereka dan mengeluarkan beberapa cemilan disana.
"Bunda bunda allysa ingin bermain disana bersama teman teman" celoteh allysa sambil menunjuk kearah beberapa anak seusianya yang sedang berkumpul, bundanya mengangguk lalu tersenyum kearahnya, allysa kecil langsung saja berlari kearah teman sebayanya itu.
"Mau sampai kapan?" suara berat itu tiba tiba saja mengalihkan perhatian hana, dia menatap sosok laki laki yang telah duduk di hadapannya, menatapnya lembut dan teduh, dengan senyum yang dikuatkan.
" tunggu allysa genap 10 tahun mas, aku janji setelah itu aku akan menceritakan semuanya ke dia"
Hasan melempar buah yang ada ditangannya itu tepat mengenai keranjang buah yang ada didepan hana
"dengar, saya sudah lelah dengan semua ini, jika saja waktu itu kamu tidak masuk keruangan saya, semua ini gak akan terjadi, allysa gak akan ada, bunda dan ayah saya juga gak akan memaksa saya menikahimu dan menyembunyikan mu dari istri pertama saya! "
Hasan saat ini benar benar lelah bingung, satu sisi dia perlahan mulai menerima hana dan allysa namun disisi lain lagi dia memiliki kristal istri pertama yang dia nikahi tanpa sepengetahuan ayah dan bundanya, jika saja waktu bisa diputar seharusnya dia bergerak cepat untuk memperkenalkan kristal sebelum bertemu hana, sialnya dia harus terjebak dengan situasi seperti ini. Hana adalah istri sah nya dihadapan kedua orang tuanya, dan kristal adalah wanita yang telah dia nikahi secara diam diam tanpa sepengetahuan ayah dan bundanya.
Kejadian dia bersama hana begitu cepat, hana adalah anak dari sahabat kedua orang tuanya yang dititipkan kepada mereka setelah kecelakaan yang merenggut kedua orang tua hana, hana sangat disayangi oleh kedua orang tua hasan bahkan udah dianggap seperti putrinya.
Malam itu hasan pulang kerumah dalam keadaan mabuk, kedua orang tuanya tidak dirumah, penyebab dia minum banyak adalah kristal, kristal memaksanya pulang namun hasan belum tau bagaimana dia bisa menemui kristal tanpa pengawasan ayahnya, kristal beberapa kali mengancamnya yah hasan dan kristal juga memiliki seorang anak bernama Melody, sayangnya melodi terlahir prematur.
Allysa dan Melody selisih 5 tahun yang dimana sekarang allysa kecil berusia 5 tahun dan Melody kecil berusia 10 tahun."Mas.. Maafkan aku telah membawamu keposisi seperti ini" tunduk hana seakan merasa bersalah, hana sudah tau semuanya dimana hasan juga memiliki istri pertama dan juga seorang putri, ini semua karenanya andai saja kecelakaan orang tuanya tidak terjadi mungkin dia dan hasan gak akan perna bertemu.
"mas jika nanti aku gak sempet menunggu 10 tahun itu, aku harap kamu bisa tetap menerima allysa biar bagaimana pun dia tetap putrimu, kamu tau kan dokter meng vonis aku memiliki kanker dikepala akibat kecelakaan waktu itu" hana tetap tertunduk sangat sedih jika mengingat kejadian itu lagi.
"Hana dengar, stop mengatakan itu kamu tau sendiri saya perlahan menerima kamu dan mencintaimu, tolong jangan menghukum saya dengan seperti itu, kita pasti akan bisa menyembuhkan penyakit kamu saya janji" hasan mencoba menenangkan hana, meski setelah semuanya terjadi hasan tetaplah menyayangi hana sebagai mana mestinya.
Ditempat lain. . .
Allysa yang sedang asik bermain bersama temannya perhatiannya kini teralihkan pada seseorang yang sedang duduk dibalik pohon yang tak jauh dari mereka dia berlari kecil menghampiri orang itu dia berdiri tepat dihadapan anak laki laki yang sedikit meringis, allysa melihat laki laki itu dan ikut duduk dihadapannya.
"Kaka kenapa?"
Anak laki laki itu sedikit bingung dan melihat sekeliling niat Melihat kemana kedua orang tua anak kecil di hadapannya ini. "Kamu nanyea? Kamu bertanya tanya? Ini ya kaka kasih tau, kaka lagi makan nasi goreng"
Allysa yang dijawab begitu malah ikut bingung, jika kaka di hadapannya ini sedang makan nasi goreng nya, lalu dimana nasi goreng itu?
"Tapi allysa gak lihat ada nasi goreng disini, tapi kenapa lutut kaka berdarah, lihat apa itu sakit? Ucap allysa dengan wajah polosnya
" gak, enak kok" ucap anak laki laki itu
"Kaka ini bodoh ya, kaka gak boleh boong, kata bunda boong itu dosa" anak laki laki itu mendengar celotehan allysa
"Ouh baiklah kaka berbohong, kamu lihat sendiri kan lutut kaka ini berdarah, jadi sekarang kaka itu terluka, gak makan nasi goreng kamu paham"
"Lalu kenapa kaka bilang tadi makan nasi goreng" bukannya menjawab pertanyaan gak penting allysa itu, anak laki laki itu kembali memperhatikan allysa yang mengeluarkan sesuatu di dalam tas kecilnya yang tergantung di lehernya
"Apa yang kamu lakukan"
"Kaka diam lah, banyak bicara"
Anak laki laki itu sedikit kesal atas jawaban allysa tapi dia membiarkan allysa melakukan apa yang dia lakukan.
Allysa membuka plaster bergambar hello kitty itu lalu menempelkan nya pada lutut kaka laki laki itu.
"Nah sudah, dengan begini luka kaka gak akan berdarah lagi, kata bunda kalau terluka harus di obati, sama seperti allysa, allysa akan selalu jadi obat untuk bunda"
"Maksud kamu" anak laki laki itu penasaran, allysa tersenyum dan menatap polos anak laki laki itu.
"Aku sering dengan bunda pingsan, bunda juga terkadang sering muntah darah, aku gak tau bunda kenapa, bu da atau ayah gak pernaemberitaukan llysa, tapi llysa mengerti jika bunda sedang sakit, dan llysa berusaha selalu ada didekat bunda untuk menjadi obatnya dengan cara selalu merawat bunda" ucap llysa panjang kali lebar.
Anak laki laki di hadapannya itu tersenyum lalu mengacak ngacak rambut allysa gemas.
"Anak kecil yang pintar, kamu pasti sangat sayang pada bundamu ya? " llysa hanya mengangguk dan tersenyum.
"Kamu beruntung bunda kamu masih ada, gak sama kayak kaka, bunda kaka udah pergi saat kaka masih seusia kamu, bunda kaka mengalami kecelakaan tabrak lari, dan sampai sekarang pelakunya belum ditemukan"
Allysa dengan wajah sedihnya mendekati anak laki laki itu lalu mengelus lembut rambutnya dan tersenyum "kaka jangan bersih ya, kata bunda orang yang pergi mereka udah gak. e rasakan sakit lagi, dan udah bahagia bersama Tuhan, dan sekarang bunda kaka pasti selalu. Melihat kaka dari rumah Tuhan"
Tanpa disadari anak laki laki itu tersenyum dan merasa tenang ketika anak kecil itu menenangkannya, dia belum perna setenang ini.
"Yaudah kak, aku mau kembali ke ayah dan bunda, semoga lukanya cepat kembali ya" saat llysa ingin beranjak pergi anak laki laki itu menahannya lalu mengeluarkan liontin dari sakunya.
"Ambil lah, anggap aja hadia dari kaka karena kamu sudah membantu dan mengobati kaka" llysa memperhatikan lioting dengan simbol bulan itu.
"Tapi kak, kata bunda menolong orang itu harus ikhlas, gak beh mengharapkan hadia atau balasan" llysa berniat ingin mengembalikannya lagi, namun ditahan anak laki laki itu, dan malah dipakaikan olehnya.
"Kaka maksa, jika kamu gak Terima kaka akan merasa tersakiti karena kamu menolak pemberian kaka, bukankah gak boleh menolak pemberian orang? "
"Humm baiklah terimakasih kak"
Anak laki laki itu tersenyum dan mengangguk memperhatikan kepergian Allysa yang perlahan menghilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allysa ( rest )
Teen Fiction"Ayah bisa kah aku sekali saja merasakan pelukan hangatmu?" ucap gadis bernama allysa dia berdiri tepat dibelakang pintu rumahnya sambil memperhatikan kehangatan diantara mereka ayah dan bunda beserta kaka tirinya. Semenjak kepergian bunda nya, all...