Aku mondar mandir di dalam kamarku sambil memikirkan bagaimana caraku menyatakan perasaanku.
"Gimana yah?" Gumamku.
"Kenapa mas? Kok kaya gelisah gituh?" Tanya karina yang baru saja masuk ke dalam kamarku.
"Nda papa" Elaku.
"Jangan bohong, pasti mas lagi mikirin sesuatu yah? Kasih tau dong" Karina.
"Hhuuuffftt!! Okeh. Sebenarnya mas lagi mikirin cara nembak pita" Kataku.
"Hah!!! Serius mas? Mas mau bilang sama mba wenda? Akhirnya" Karina.
"Ssttt diem ajah jangan berisik" Kataku.
"Eh maaf mas, aku ikut seneng kalau mas juan akhirnya mau nunjukin perasaan mas pada mba wenda" Karina.
Tok tok tok
"Juan ada tamu spesial tuh!!!" Teriak ibu.
"Siapa??" Tanyaku.
"Lihat ajah sendiri" Kata ibu sambil senyam senyum.
"Mendingan temuin ajah mas dari pada penasaran" Karina.
Aku keluar dari kamar dan menuju ruang tamu yang letaknya di lantai bawah. Dari kejauhan ada seorang petempuan yang duduk membelakangiku.
"Pita!!! Kok nda ngabarin kalau mau ke sini?" Tanyaku saat menyadari kalau perempuan itu adalah pita.
"Aku udah nelfon berkali kali mas, tapi handphonenya nda aktif" Jelas pita.
"Oh yah! Nanti aku coba liat" Aku kembali ke dalam kamarku dan mengambil handphone miliku. Ternyata handphonenya mati dong, pantesan pita tellon nda aktif.
"Maaf pit, ternyata handphonenya mati" Kataku.
"Nda papa mas. Oh yah! Aku mau nganterin baju buat di pakai besok saat nyanyi mas" Pita menyerahkan paoer bag besar kepadaku.
"Wow! Boleh aku buka?" Tanyaku.
"Boleh dong" Pita
Aku membuka paper bag itu dan mengambil setelan jas dan kemeja merah sebagai kombinasinya.
"Keren banget" Kataku.
"Aku juga udah siapin dress miliku. Aku berharap penampilan kita akan menjadi penampilan yang istimewa" Pita.
"Pasti. Kamu udah hafal lagunya pit?" Tanyaku.
"Udah dong, oh yah aku juga mau ngembaliin flashdisk punya mas juan. Udah aku isi sama lagu yang aku nyanyiin" Pita.
"Nanti aku dengerin buat referensi penampilan besok"
"Eh ada mba wenda ternyata" Kata karina yang baru turun dari kamarnya.
"Hai karin. Besok jangan lupa nonton penampilan mba sama mas juan yah" Pita.
"Pastinya dong. Aku bakalan duduk di baris paling depan pokoknya" Karina.
"Emang boleh? Kan yang paling depan jurinya" Kataku.
"Iya tah! Ya udah kalau gitu nomer 2 ajah" Karina.
"Janji yah?" Pita.
"Janji mba. Nanti aku bakalan tepuk tangan paling kenceng di antara penonton" Karina.
"Percayalah, orang suara kamu kaya panci jatuh dari rak" Ledeku pada karina.
"Iihh mas juan nih" Karina.
Ibu datang dari arah dapur sambil membawa minuman dan beberapa cemilan untuk kami.
"Asyik banget ngobrolnya sih, sampai lupa tamunya nda di kasih minum" Sindir ibu padaku.