EPS 31 : Friend To Lover

48 8 0
                                    

Telah direvisi pada 12 Mei 2024
Dipublikasikan pada 15 Mei 2024

"Tidakkah cukup yang engkau lihat pertemanan ini sungguh berat, tidakkah indah bila kita bersama tapi tidak di mimpi saja"
—Friendzone, Budi Doremi

『✎﹏

"GUE SUKA BANGET SAMA HARI INI!"

"Hati-hati di jalan guys!"

Hadiah kejutan yang diberikan oleh Gavin, Naren, Elina, Jovan dan Dhara berjalan sesuai rencana. Kelas sudah dibersihkan, masih ada yang memakan kue bertuliskan "hutang lo jangan lupa dibayar!!" hingga habis. Untuk penulisan kuenya tolong jangan salahkan Jovan yang mempunyai tugas mengambil pesanan, karena kue mereka tertukar dengan pelanggan yang lain, dan karena tergesa-gesa Jovan tidak sempat meminta menukar dengan yang lain.

Naren menggerakkan bahunya yang berasa kaku lantaran berlindung di bawah meja guru saat yang lain memusatkan perhatian ke layar proyektor. Dia bertugas menyalakan proyektor dan memutarkan video. Diam-diam keluar dari ruangan kecil tersebut, menyisakan laptopnya di bawah meja.

Pemuda itu menoleh ke segala arah, Elina tidak ada di sekitar kelas akselerasi IPS 5. Padahal barusan ada di sebelahnya.

"Kalian liat Elina nggak?" tanya Naren ke Hania, Gavin dan Jiya yang sedang memakan kue.

Ketika tiga remaja itu menoleh ke arahnya berbarengan, saat itu juga Naren merasa jijik akan mereka yang makan berlepotan. Jiya menyebutkan kalau dia barusan melihat Elina dan Ardika pergi lebih awal, mungkin saja pergi ke arah lapangan.

Setelah mendengar penjelasan dari Jiya, Naren berlari anjing mengarah ke lapangan untuk bertemu dengan Elina, namun langkahnya mendadak terhenti melihat Elina dan Ardika seperti sedang membicarakan sesuatu.

"Oh iya, lo mau bilang apa?" tanya Ardika sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Elina menelan ludahnya, melihat kedua mata laki-laki itu saja sudah berhasil membuat tubuhnya sulit bergerak seperti sedang merasai ketindihan. Sekiranya, cara yang Dhara lakukan untuk menarik hati Devan bisa dia gunakan. Walaupun harus bertaruh harga diri, namun apa salahnya mencoba? Dan lagi, masa remaja harus ada plot twist-nya agar tambah seru.

"Gue suka sama lo," ucap Elina lalu terkekeh sambil mengusap tengkuknya, "Jadi, tolak gue please ...."

"Biar perasaan aneh ini hilang, jadi gue masih bisa temenan sama lo hehehe ...." tambah Elina membuat Ardika bungkam.

Ardika mengusap tengkuknya, netranya berpindah memperhatikan Naren yang berdiri sedikit jauh dari ia dan Elina berdiri sekarang. Pemuda itu kelihatan terkejut melihat Elina sudah menunjukkan perasaannya kepada orang lain. Ardika juga sudah tahu jika Naren suka akan Elina, bahkan pemuda itu sudah memberitahunya tadi pagi bahwa dia akan mengungkapkan perasaannya ke Elina.

Jadi, Ardika memilih cara aman agar tidak ada yang merasa dilukai hatinya. Dari cara Elina berbicara saja dia sudah tahu kalau gadis itu tidak benar-benar menyukainya. Seolah-olah, Rachael Elina Putri hanya penasaran saja.

"Gue ... nggak bisa nerima lo, maaf ya," lirih Ardika.

Elina menggeleng. "Nggak papa. Lagian udah gue bilangin, kan, barusan. Tolak gue aja nggak papa, biar gue bisa tetap temenan sama lo."

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang