Prolog

11 2 2
                                    

PLAKK!!

sebuah tamparan baru saja dilayangkan.

"Kau!!! Anak tidak tahu di untung. Mati kau!!" kata nya dengan suara tinggi menghiasi ruangan. Wanita itu bernama Sabrina Launica Labella. Seorang Duchess  di negri Vauthliout.

"I-ibu..." lirih seorang gadis yang memegangi pipinya yang panas. Gadis itu bernama Claudie Avantie Labellea. Seorang putri dari kerajaan Vauthliout.

"Bagaimana bisa kau menolak lamaran seorang putra mahkota negri Vior, sialan." teriak Sabrina sampai suaranya menggelegar sampai ke pojok ruangan itu.

Claudie menundukkan kepalanya dengan takut. Ibunya yang gila kekuasaan dan harta itu terus menerus memaksa gadis malang itu untuk menikah dengan seorang bangsawan yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

"Maaf bu..."Claudie dengan suara yang bergetar, menahan tangisanya. Sambil terus memegang pipi nya yang memerah, Claudie memohon ampun kepada sang ibu.

"Angkat wajahmu." ucap Sabrina dengan dingin. Pancaran mata dinginnya seolah menusuk seluruh jiwa dan raga lemah Claudie dan meremukannya.

Sabrina mendekati Claudie yang sedang menahan tangis. Mengangkat wajah mungil gadis malang itu dan mengusap pipi bekas lukisan merah karyanya.

"Claudie, Claudie. Apa kau tahu, mengapa aku merawatmu?" Claudie menggelengkan kepalanya. Sabrina mengangkat tepi bibirnya sedikit. "Untuk menjadi alat."  lanjutnya dengan tenang. Claudie  sudah tahu bahwa  ibunya akan berkata seperti itu, namun dia tetap sedih.

Claudie menampilkan wajah terkejutnya itu. Ia sangat sakit hati dan kecewa dengan apa yang ia dengar dari ibu kandungnya sendiri.

"Cuci wajahmu itu dan tutupi bekasnya. Sebentar lagi pangeran dari Lutchia akan datang. Dan pastikan kau melakukan nya dengan baik, apa kau mengerti?" Sabrina berbalik dan berjalan meninggalkan Claudie yang sedang menangis tanpa suara.

"I-ya ibu..." dengan kaki kurusnya yang bagaikan ranting pohon kecil yang mudah hancur, Claudie berjalan keluar dari ruang kerja ibunya itu.

____••••____

Dikamar

Claudie kini tengah menatap wajahnya di cermin. Memegangi wajahnya sambil menangis.

Claudie seorang gadis kecil malang yang menjadi seorang putri di keluarga duke. Dia adalah putri satu-satunya, dan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Dahulu ibunya melahirkan dia bersama saudara kembar perempuannya. Hanya saja saudara nya itu mati setelah dilahirkan. Dan hanya tersisa dirinya saja.

Claudie memiliki paras yang cantik dan kulit yang putih bersinar dan mulus. Mata hijau bagaikan hutan musim semi itu memiliki sifat yang ramah hati. Claudie memiliki rambut cokelat seperti anggota keluarga nya yang lain. Semua orang menyukainya, semua orang mendambakannya, semua orang menyukainya kecuali...

Keluarganya sendiri.

Keluarganya menganggap ia sebagai boneka untuk mendapat kekuasan dan harta. Keluarganya memanfaatkan paras cantik nya itu sebagai mainan mereka.

Claudie selalu mendapatkan kekerasan dari keluarganya dan selalu menderita setiap harinya. Keluarga Claudie selalu memperlakukan Claudie dengan sangat baik jika berada di media dan luar saja. Mereka ingin mendapat pengakuan dari orang-orang jika keluarga mereka adalah keluarga idaman semua orang.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu menyadarkan Claudie yang sedang termenung. Buru-buru ia mengusap air matanya itu dan bangkit dari tempat duduknya. Lalu membukakan pintu kamarnya.

My obsession with my canary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang