'kerikil'-2

1 0 0
                                    

“Hanna-kuuu, ayo kita ke kantin. Gua udah laper banget. Apalagi tadi mapel Papijo ngantuk gila! Mata gua udah lima wat. Eh pas denger bell istirahat mata gua kaya abis dicuci pake sabun mandi. Seger benerrrrrr.”

Asyila Putri. Manusia super aktif yang Hanna kenal sejak Sekolah Menengah Pertama. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Hanna. Ila yang mudah bergaul dengan siapapun dan Hanna yang terbilang cukup Introvert. Hanya Ila satu satunya teman yang Hanna miliki saat ini.
Hanna hanya menggeleng sambil tertawa kecil melihat Sila yang sudah seperti anak kecil.“Iya sila, sabarrr. Gua beresin buku duluu.”

Tiba dikantin, Sila langsung memesan makanan sementara Hanna mencari meja kosong untuk mereka tempati. Hanya tersisa meja disamping sekumpulan remaja laki-laki yang terbilang sangat terkenal di SMA Cakrabuana. SMA Cakrabuana adalah SMA yang Hanna tempati. Hanna menduduki kelas XI MIPA 3.

Sekumpulan remaja laki-laki tersebut ialah Bintang bersama printilan-nya. Bintang Naradipta Rahardja, Ketua osis SMA Cakrabuana. Lelaki kelas XI MIPA 1 yang digemari oleh kaum hawa karena bintang adalah lelaki yang hangat, ramah, Tegas namun sangat pengertian. juga lelaki yang yang Hanna kagumi sekaligus pujaan hatinya. Lelaki yang namanya selalu terselip dalam buku hariannya.
Hanna memutuskan untuk duduk disebelah meja Bintang. Tak lama kemudian Sila datang membawa makannya, tersenyum meledek melihat Hanna mendapat meja yang dekat dengan pujaan hatinya.

"ekhem, deket ni ye." Sila menurunkan makanan dari nampan dengan ekspresi lucu, meledek Hanna.

"Apa deh sil, diem ye kalo gamau gua gampar." Sila tertawa melihat ekspresi Hanna yang menurutnya lucu namun terlihat galak secara bersamaan. Menurut Sila, Hanna adalah orang yang selalu memendam perasaannya tanpa perlu ia ungkapkan. Buktinya, Sila tahu jika Hanna sudah menyimpan rasa kepada Bintang sejak lama. Tapi entah kapan dan mengapa ia mencintai Bintang, hanya Hanna yang tau.

"Makanya na, kalau demen sama orang tu diungkapin, jangan lo keep aja sendiri. Gua liat Lo ga jelek jelek amat ko. ya walaupun masih cantikan guee." Mendengar itu Hanna hanya geleng-geleng melihat Tingkah Sila. Ia sadar perkataan Sila memang ada benarnya.

Diam-diam Hanna memperhatikan bintang. Menurutnya bintang benar-benar sosok yang mendekati kata sempurna. Sangat berbeda jauh dengannya. Dalam segala hal. Membuatnya menyadari bahwa ia bak kerikil kecil yang tak terlihat.

bak SERENDIPITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang