Chapter 1.1 - Bunga

26 4 6
                                    

Senja. Sebuah pemandangan di mana kau bisa melihat langit menjadi berwarna oranye, di mana kau bisa melihat kumpulan awal yang indah. Pemandangan yang indah. Sangat indah. Lukisan Tuhan yang begitu indah.

Terkadang diriku merasa iri dengan senja. Banyak yang menyukai-nya. Baik senja yang sebuah lukisan Tuhan maupun seorang musisi di kampusku yang juga bernama Senja. Aku menyukai keduanya. Tapi aku tidak yakin apakah Senja bisa menyukai diriku ini. Kulitku berwarna cokelat dan rambutku keriting. Hahaha, aku benci penampilanku. Lagi pula, tidak mungkin seorang musisi muda yang berwajah tampan itu bisa membalas perasaanku.

Namaku Bunga. Anak yang memiliki darah keturunan Kalimantan. namun tinggal di Yogyakarta. Aku sudah tinggal di sini semenjak diriku masih bayi. Aku bahkan tidak bisa berbahasa Banjar akibat tidak pernah di ajarkan dari kecil. Keluargaku selalu menggunakan bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa. Aneh dan penuh keheranan, aku hanya berpikir kalau keluargaku sudah terlalu lama menetap di sini dan aku juga tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

Aku terkadang bingung sampai kapan diriku bisa berhenti memikirkan dirinya. Kalau boleh berteriak, diriku sudah berteriak seperti orang gila di dalam kamar ini. Aku menyukainya sejak SMA, dia memang bukan siswa berprestasi malahan bisa di bilang anak pengamen. Dari yang kudengar, dia awalnya memang bermain gitar di perempatan jalan namun sekarang dia lebih memilih untuk bermain gitar di cafe. Selain lebih aman, bayarannya pun juga lebih lumayan. Padahal dirinya dari keluarga berkecukupan.

Wajahnya, rambutnya, matanya, suaranya... Membuatku tersenyum sendiri jika memikirkannya. Menyukainya dalam diam adalah rencana terbaik yang saat ini ku miliki. Takut untuk melangkah, itulah aku. Walaupun begitu I'm still waiting until you fall for me. Mustahil? Memang.

Jika diriku lebih putih dan berambut lurus, mungkin dia sudah menyukaiku. Mungkin. Ah, aku tidak mau memusingkan masalah sepele cinta monyet ini. Persetan dengan itu semua. Tapi masih ada kemungkinan kan?





BUNGA SADARLAH!!!





Tuhan sudah menciptakan diriku seperti ini, mau bagaimana pun aku harus tetap bersyukur. Entah aku suka ataupun tidak. Tapi Tuhan selalu adil. Walaupun diriku tidak secantik perempuan lain, aku bisa melukis dengan sangat indah. Seindah namaku. Walaupun hanya satu kata tapi menurutku nama pemberian orang tuaku memiliki banyak arti.

Bunga memiliki kelopak dan daun yang sangat indah dan lembut namun juga memiliki tangkai yang kuat dan terkadang berduri. Daun dan kelopak adalah cerminan sikapku. Tangkainya adalah cerminan mentalku. Walaupun doa orangtuaku ada di dalam namaku, tapi tetap saja aku masih di ejek sebagai Bunga Rafflesia. Bunga bangkai. Walaupun aku sudah terbiasa, ejekan itu tetap akan menusukku.

"BUNGA, JANGAN MELAMUN DULU!! TUGAS DKV MU MASIH ADA!!" aku menampar pipiku dengan kedua tanganku untuk melupakan semua overthinking ku tadi. Sudah hampir jam 5 subuh dan diriku masih belum tidur. Aku sudah terbiasa juga dengan hal seperti ini. Deadlinenya enggak ngotak. Padahal 4 jam lagi aku harus pergi ke kampus untuk mengumpulkan tugas nirmana garis. TAPI INI SUDAH KE 8 KALINYA AKU MENGULANG. Stres? Banget. Ingin sekali aku untuk pindah jurusan tapi apa daya aku bodoh di semua matapelajaran selain seni. Seni bagian dari hobiku dan mungkin juga bakatku sejak kecil. Aku menyukai seni dari kakek ku. Dia seorang seniman terkenal di jogja. Tidak terlalu terkenal juga sih.

Masih banyak orang yang meremehkan seni dan menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang tidak penting. Mereka tidak salah. Tapi menurut ku dan beberapa orang yang menyukai seni, seni adalah sebuah tempat di mana kau bisa menuangkan semua jenis emosi mu dalam sebuah canvas, kertas ataupun layar. Bagi diriku pribadi seni adalah di mana ku bisa menuangkan rasa cintaku. Aku tipe orang yang hanya melukis untuk orang tersayang. Tapi terkadang aku juga melukis untuk orang lain. Dengan imbalan pastinya.

Bukan bermaksud pelit atau gimana, tapi harga canvas, cat dan kuas jaman sekarang lumayan mahal. Memang sih, harga untuk menciptakan sebuah seni itu tidak penting tapi kualitas yang di dapatkan sudah jelas tidak sepadan dengan yang menggunakan barang mahal. Waktu yang di luangkan juga lumayan. Jadi jangan kaget jika sebuah gambar saja sangat mahal. Tergantung kualitas gambar juga sih.

Setelah berjam-jam mengerjakan nirmana laknat ini, akhirnya jadi juga. Sudah sejam lagi kuliah akan di mulai dan diriku belum mandi atau bahkan sarapan. Agrhhh aku harus cepat-cepat. Mata merah, rambut acak-acakan, baju yang sangat kontras. Itulah diriku saat memasuk kampus. Kayak gembel emang iya, bodo amat yang penting enggak kena hukum sama dosen.



[Catatan Author]

HALO SEMUANYAAA >0< nama penaku adalah Lsubject tapi kalian bisa memanggilku Lisa (nama asliku) btw nama dari kedua karakter utama adalah Bunga dan Senja, dua nama ini ku ambil karena memiliki makna yang indah. Sengaja sih hehe semoga suka yah!! Untuk visual karakter nanti ada di instragram aku @hlizanwr

Terima kasih sudah mau membaca ini dan maaf jika ada kesalahan dalam penulisan yach!

>3< muach

Senja MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang