Chapter 1.3 - Bunga

10 3 3
                                    

Kami pun memasuki gedung itu dan betapa indahnya dekorasi pesta malam itu, penuh dengan dekorasi ala dunia fantasi di tambah dengan di dominasi warna ungu dan biru. Ku kira gaunku terlalu heboh untuk datang ke pesta ini tapi ternyata lebih heboh dari pada gaunku. Sebuah karpet merah menuntun kami kedalam gedung itu, semua orang terlihat seperti seorang bangsawan sedangkan diriku hanya sepeti orang biasa. Entahlah, aku hanya merasa iri dengan kecantikan mereka.

Luna berusaha menghiburnku dengan berkata, ”Apaan sih so jelek banget lu! Lu tu cantik! Lebih cantik dari pada monyet! Lihat! Aku saja seperti pembantu di sebelahmu.” aku tersenyum kembali karena mendengan perkataan itu. Tentu saja dia seperti itu karena dia hanya berpakaian ala kadarnya, baju kemeja hitam dan celana hitam. Dia malah terlihat seperti seorang kaum LGBI+ padahal mah dia udah beranak satu. Tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang menghampiriku dan berkata kalau diriku sangat cantik malam ini. Nama dia adalah Tia seorang mahasiswi kedokteran yang sangat populer dan juga dia adalah orang yang paling baik kepadaku. Aku hanya bisa terpaku melihat seorang bidadari menyapaku dan bahkan memujiku.

“woy tutup tu mulut lo, entar kemasukan lalat.”

Tampaku sadari Tia sudah tidak ada lagi di hadapanku. Aku jadi sulit bergaul kalau begini mulu. Aku sudah eneq temenan ama ni monyet dari SD sampe sekarang tapi mau tak mau aku tetap akan berteman dengannya karena aku tidak memiliki siapapun selain dia. Aku terus-terusan terjebak dalam pikiranku sampai hal itu terus mengganggu aktifitasku. Aku ingin menjadi normal seperti yang lain. Yang membuatku tambah sedih karena Tia terlihat dekat dengan Senja di pesta itu. Aku memang bukan siapa-siapanya Senja tapi aku cemburu.

Aku hanya memainkan minumanku terus menerus karena aku tidak tahu harus bagaimana di sana. Luna pun menghilang entah kemana, please seseorang selamatkan diriku dari pesta ini, aku ingin pulang. Entah mengapa aku merasa ada seseorang di belakangku, saat ku menoleh ternyata itu Senja. Aku tersontak kaget dan hampir menumpahkan minumanku. Untungnya Senja langsung sigap menahan tanganku. Tanganku bersentuhan dengan tangannya dan mata kami saling bertatapan.

“Eh! Maaf kalau gua bikin lu kaget.”

Suaranya sangat indah dan lembut membuat perutku seakan-akan mengeluarkan kupu-kupu. Jantungku terus berdetak dengan sangat kencang ku harap dia tidak bisa mendengarnya. Entahlah mungkin wajahku sudah seperti tomat saking gugupnya.

“...Hmm? lu enggakpapa kan?”

“Eh, iyah... aku enggakpapa.”

“Syukurlah kalau begitu, btw gua suka banget sama gaun lu, cocok banget buat lu.”

“Makasih hehe.”

Aku begitu gugup sampai suaraku bergetar, Senja hanya diam menatapku. Mungkin ada yang aneh dengan penampilanku. Taklama kemudian temannya memanggilnya dari kejauhan dan dia berjalan perlahan sambil membalikkan badannya dia tiba-tiba berkata “Cantik.” Dengan suara sangat pelan dan lembutnya itu membuat matakuku langsung melotot sekan tidak berkata akan perkataannya Senja tadi. Seorang Senja berkata kalau diriku cantik? Tidak mungkin! Pasti aku hanya salah dengar.




AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA




Namun tak lama setelah dia pergi, Tia menghampirinya. Senja dan Tia adalah teman dekat, sangat dekat. Bahkan orang tua mereka saling mengenal. Tidak mungkin hubungan mereka tidak lebih dari teman masa kecil saja. Itulah alasanku jaga jarak dengan Senja, aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan karena aku tahu kalau Tia menyukainya. Aku tidak ingin Tia membenciku hanya karena aku juga menyukai Senja.








[Catatan Author]

Ish ish ish miris gk sih jdi Bunga :< udh mau guling2 malah liat Tia ama Senja deketan... Kira2 selanjutnya apa yang terjadi sama bunga? Hayo tebak yang bener nanti gk dapat apa2 hehe

Di tunggu yahh! Janlup buat voteeee!

muach <3

Senja MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang