Sekelompok anak sekolah menengah pertama kelas 7 tengah mengerumuni seorang gadis yang seusia mereka, gadis itu terduduk tak berdaya di atas tanah. Rambut unik nya yang berwarna merah dari lahir menutupi sebagian dari wajah nya, bola mata berwarna amber itu terlihat sedih. Salah satu anak dengan bando biru di kepalanya memandang sinis gadis itu.
"Lo jangan macem macem sama kita iblis!" Ucap anak bando biru itu yang di ketahui namanya Maya. Tangan kanan gadis yang terduduk tak berdaya itu mengepal kuat, hatinya menyuruh untuk melawan namun ia tak ada keberanian untuk itu.
"Harus nya lo itu ga di terima di sekolah ini." Seorang pemuda bernama Tio terkekeh lalu berjongkok menyamai tinggi nya dengan gadis itu, ia mengangkat tangan kanan nya untuk menyentuh dagu gadis itu lalu mengangkat nya sedikit agar gadis itu bisa melihat nya.
"Karna lo itu seorang gadis iblis! Iblis ga berhak ada di sini iblis itu di neraka!" Tio lalu menyentakkan dagu gadis itu ke samping, ia Maya dan teman teman nya yang juga tidak suka pada gadis itu tertawa keras.
"Iblis iblis mending lo pergi dari sini! Muak gua liat wajah iblis lo!" Sebelum Maya melangkah kan kaki nya ia sempat menendang tubuh gadis itu dengan kuat. Setelah nya Maya pergi bersama teman temanya sambil tertawa kembali.
Gadis yang di panggil iblis itu memiliki nama yaitu Ariellta Moira, gadis yang selalu di ledeki oleh teman teman sekolah nya dengan sebutan gadis iblis karena rambut nya yang berwarna merah seperti darah dan juga bola matanya ambernya, itu semua alami sejak ia lahir. Terkadang ia juga berpikir apakah ia bukan anak kandung dari ibu dan ayah nya? Sebab rambut ibu nya berwarna coklat sedangkan ayah nya berwarna hitam.
Siang ini Moira seperti biasa setelah pulang sekolah ia akan di seret ke belakang sekolah dan di bully oleh geng Maya. Moira sudah biasa dengan ini.
Tangan nya mengambil tas milik nya yang berwarna hitam, lalu Moira berdiri dan pergi dari belakang sekolah. Ia harus cepat cepat pulang kalau tidak ibu nya akan khawatir.
Moira merapikan rambutnya yang acak-acakan, ia mendesah kecil saat menyadari rambutnya berbau telur mentah. Ia ingat, ia sempat di lempar telur mentah oleh Kanaya salah satu antek Maya.
Moira membuka pintu dengan harapan tidak ada ibu nya yang menunggu, namun harapan nya pupus setelah melihat seorang wanita paru baya dengan baju rumahan berdiri dengan raut wajah khawatir.
"Bunda Iel pulang." Iel adalah panggilannya di rumah. Bunda Moira terlihat lega, ia menghampiri Moira lalu mengernyit tak sedap.
"Bau apa ini?" Tanyanya sambil menatap Moira, lalu mata nya menangkap kuning kuning di atas kepala Moira. Wanita itu terlihat kaget.
"Kamu ulang tahun hari ini? Perasaan lima bulan lagi deh." Bunda Moira memicingkan matanya. Moira hanya tersenyum kikuk, ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kamu di bully nak?" Moira tak menjawab bibir nya kaku untuk berbicara. Bunda Moira mengerti.
"Bersih bersih dulu ya, nanti cerita sama bunda." Moira tersenyum ia mengangguk lalu pergi menuju kamar nya.
Bunda Moira menatap punggung Moira yang mulai menaiki tangga. Tangannya mengepal kecil.
"Tunggu sebentar lagi sayang."
Moira keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai milik nya, di sofa kamar nya sudah ada sang bunda yang menunggu sambil membaca buku buku belajar nya.
"Bunda." Panggil Moira. Bunda Moira menoleh ia tersenyum lalu menyuruh Moira duduk di samping nya. Moira pun melakukan yang bunda nya suruh.
Bunda Moira mengambi sisir, ia menyisir rambut merah putri nya yang sehat.
"Rambut putri bunda bagus ya?" Moira hanya tersenyum. Setelah mengering kan rambut Moira, bunda nya menatap dalam bola mata amber miliknya.
"Mau cerita?" Tanya nya sambil tersenyum. Moira hanya diam, tak lama ia memeluk tubuh bundanya.
"Bunda kenapa warna rambut Iel merah?" Tanya Moira di dalam pelukan bundanya. Bunda Moira mengelus rambut merah yang masih basah itu.
"Kenapa? Iel ga suka rambut merah?" Moira menggeleng kan kepalanya. Ia tentu menyukai rambut merah nya yang seperti Princess Ariel.
"Iel suka di bully di sekolah karna rambut ini bun, Iel sakit hati. Mereka ngatain Iel gadis iblis karna rambut ini." Air mata Moira menetes. Bundanya terdiam, ia sedih. Siapa yang tidak sedih putri semata wayangnya di ledeki seperti itu?
"Iel dengerin bunda, mereka cuman iri sama Iel."
Bunda Moira mengusap air mata Moira sebelum melanjutkan perkataannya.
Bunda Moira tersenyum. " Mereka iri karna ga punya rambut merah alami kaya Iel, Iel tau kan? Rata rata orang Indonesia rambut nya warna hitam atau coklat. Tapi ada juga yang warnain rambut mereka agar warna rambut mereka terlihat indah. Teman teman yang meledek Iel rambut nya antara coklat sama hitam kan?" Moira mengangguk kan kepalanya.
"Nah itu mereka iri, mereka mau punya rambut berwarna cerah kaya rambut Iel."
"Benar kata bunda kamu sayang." Moira dan bunda nya menoleh ke arah pintu. Terdapat seorang pria dengan jas hitam berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Pria itu tersenyum lalu menghampiri kedua wanita yang sangat ia cintai.
"Papa." Panggil Moira.
"Iel ga boleh sedih lagi, Iel harus nya bangga punya rambut merah kaya princess Ariel. Jangan dengerin orang orang yang iri sama kamu. Kalau ada yang ngatain lagi lawan aja, kamu berhak membela diri!"
Moira tersenyum mendengar perkataan bunda dan papa nya. Ia sangat terharu, kedua orang tua nya sangat ia sayangi. Moira bergerak untuk memeluk kedua orang tua nya.
"Iel sayangg banget sama bunda papa, jangan tinggalin Iel ya?" Kedua orang tua Moira tersenyum sambil mengangguk.
Di malam hari sebelum kedua orang tua Moira tidur mereka saling tatap dengan wajah datar.
"Sampai kapan sandiwara ini berlangsung?" Tanya papa Moira.
"Bulan depan. Kita akhiri ini." Jawab bunda Moira lalu membaringkan tubuhnya di kasur.
"Siap kan berkas berkas nya." Ucap bunda Moira sebelum memejamkan matanya.
Papa Moira menghela nafasnya. "Maafin kita Iel."
Di sisi lain sepasang ayah dan anak sedang bersantai di ruang keluarga sambil meminum teh.
"Kapan kita bertemu dengan nya?" Tanya sang anak. Lelaki usia 14 tahun itu menatap ayahnya dengan datar.
Ayah nya hanya mengedikan bahunya acuh.
"Tidak tau, kita tunggu istri ku saja." Lelaki itu memutar bola matanya.
"Istri mu ibu ku juga." Sang ayah hanya membalas dengan tawaan.
••••••
Selamat membaca dari seorang penulis pemulaa
Semoga suka semuanya
Ditulis : 05-05-2024
Dipublish : 15-05-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Moira |The dangerous girl
FantasyMoira selalu di jauhi oleh teman teman nya sejak kecil dikarenakan rambutnya yang berwarna merah, teman teman di sekolah nya selalu meledek nya dengan sebutan gadis iblis padanya. Karna itu Moira menjadi takut untuk pergi ke luar, namun orang tuany...