•Chapter 03

63 46 14
                                    



Moira berjalan bersama Cessa, ia memasuki sebuah cafe bernama Vallery cafe. Cafe itu tampak ramai, kedua gadis itu duduk di dekat sepasang kekasih.

Cessa pergi untuk memesan pesanan mereka. Moira memainkan handphone nya dengan santai. Ariel muncul setelah Moira mengelus liontin nya. Itu adalah cara kedua memanggil Ariel selain menyebut kan namanya. Ariel muncul tentu saja tidak ada yang melihat nya, hanya Cessa dan Moira yang bisa.

"Ariel kata ayah ada buku kuno sakti yang bisa mengurung black shadow, kamu tau buku apa itu?" Tanya Moira di dalam hati nya.

"Tentu Moira aku tau. Menurut legenda yang tertulis di dunia peri, buku kuno sakti itu bernama buku kuno Evie. Buku kuno Evie adalah milik dari seorang penyihir legenda yang bernama Evie de cia, ia lah yang memberikan buku kuno miliknya pada Raja Helion. Namun buku kuno Evie sekarang entah ada dimana, rumor katanya buku itu ada di tangan penyihir Evie namun entah itu benar atau tidak dan juga walaupun penyihir Evie sudah hidup lebih dari seribu tahun ia tetap muda, ia juga bisa merubah diri nya sendiri. Tetapi tetap saja tidak ada yang tau dimana keberadaan nya, walau ada yang pernah bertemu dengan nya. Penyihir Evie pasti akan menyamarkan namanya."

Moira mengangguk kan kepalanya mengerti. "Lalu dunia Azrali? Dunia apa itu?"

"Dunia Azrali adalah dunia dimana tempat penyihir Evie, black shadow, raja Arthur dan Raja' Helion tinggal. Untuk ke dunia itu memerlukan portal, aku lupa mantra portal nya. Seperti nya keluarga mu tau. Di sana juga tinggal manusia seperti kita, di sana ada raja ratu dan juga kaisar dan permaisurinya. Di sana juga banyak hewan hewan yang sangat seram, indah dan juga langka."

"Kau pernah ke sana Ariel?" Tanya Moira. Ariel tampak menggeleng kan kepala nya. Cessa datang, ia melihat ada Ariel di sana.

"Aduhh peri kecil lucu banget lo, kaya duplikat Moira versi mini." Ucap Cessa sambil tertawa kecil.

"Kamu berbicara apa?" Moira terkekeh mendengar itu.

"Dia bilang kamu sangat lucu, kamu seperti ku versi kecil." Ariel mengangguk mengerti. Ia terbang ke hadapan Cessa.

"Kamu juga cantik, tapi lebih cantik Moira."

Wajah Cessa yang awal nya senang kini cemberut. Moira tertawa.

Cessa meminum minuman dingin yang ia pesan. Moira mengernyit heran. "Minuman gue mana?" Cessa tersenyum konyol.

"Lupa hehe." Moira memutar bola matanya malas. Ia berdiri dari duduk nya.

"Lo pulang sendiri gue ada urusan." Setelah itu Moira pergi.

"Ra Ra jangan tinggalin gue anjir." Ucap Cessa lalu menyusul Moira. Namun sayang sekali mobil Moira sudah pergi, Cessa melemas kan bahu nya.

"Awas aja lo Moira, ga gue traktir seblak lagi."

*****

Sesampainya Moira di rumah ia melihat ayahnya dan Hannes sedang berpamitan pada bunda nya. Moira menghampiri mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanya Moira. Ayah Asher dan Hannes menoleh.

"Kami mau ke dunia Azrali." Moira membulat kan mulut nya. Ia mengangguk.

"Aku mau ikut." Bunda menggeleng kan kepala nya.

"Enggak enggak, kamu ga boleh ikut di sana bahaya. Black shadow kemungkinan sebentar lagi akan ke sana."

Moira menatap bunda nya. " Karna itu aku mau ikut ndaa." Bunda sekali lagi menggeleng kan kepala nya.

"Kamu di sini saja sayang, benar kata bunda di sana bahaya untuk kamu." Hannes mengangguk ia menghampiri adik nya.

Moira |The dangerous girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang