Hai, aku kembali membawa cerita baru.
Aku akan membuat kalian senang, menangis, dan campur aduk dalam cerita baruku.Happy Reading 📖
Ayna Lavanya anak bungsu dari 4 bersaudara, dia anak perempuan satu-satunya di keluarga Mahendra. Ayna bersekolah di SMA NEVADA kelas 10.
Ke-dua abangnya sudah menikah dan sudah memiliki anak, dan dua abangnya belum menikah, mereka yang sudah menikah mempunyai rumah lain selain Ayah dan Ibu.
Banyak yang bilang menjadi anak bungsu apalagi perempuan satu-satunya sangatlah menyenangkan, itu benar. Tapi apa mereka tau apa luka yang ditanggung oleh anak bungsu itu? Apa mereka merasakan rasanya ketakutan ketika usia bertambah? Apa mereka merasakan masa kejayaan orang tua yang telah habis? Apa mereka merasakan bagaimana rasanya mendapat sisa rasa sayang dari kedua orang tuanya?
Mereka hanya tau rasa senang bukan rasa sedih, banyak sekali orang bilang bahwa anak pertama dan anak tengah bebannya lebih banyak, apa mereka pikir beban anak bungsu sedikit? Tidak. Beban anak bungsu sama seperti anak pertama maupun anak tengah, menjadi satu-satunya harapan orang tua terakhir, berlomba-lomba mencapai kesuksesan disaat umur kedua orang tuanya tak lagi muda, orang tua memang tak menuntut apapun tapi dalam lubuk hati terdalamnya mereka ingin anak bungsunya menjadi anak yang sukses.
"Jangan marahin aku terus, aku baru pertama kali jadi anak apalagi jadi anak bungsu. Aku juga gak mau jadi anak bungsu kalau bukan takdir." Ayna Lavanya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Dan ini lah kisah seorang anak bungsu dengan berbagai lukanya, mari baca dan ikuti kisah senang serta sedih dari anak bungsu.
Aku harap kalian bisa merasakan apa yang aku ketik ya, jangan lupa untuk vote, komen, dan follow ayuyayyy serta instagram ku @ayuyayyy._ dan @wattpad.ayuyayyy
Selamat membaca !
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu dan Lukanya
Fiksi RemajaSi Bungsu dan Lukanya. Bungsu, satu kata berjuta luka. "Jangan marahin aku terus, aku baru pertama kali jadi anak apalagi jadi anak bungsu. Aku juga gak mau jadi anak bungsu kalau bukan takdir." Ayra Lavanya dengan air mata yang sudah membasahi pi...