3. Dunia Luar

99 9 0
                                    

Mata Avan dan Yamato berbinar saat melihat lampu gedung-gedung menyala ditemani dengan langit malam yang indah, angin dingin yang meniup helai rambut mereka membuat mereka semakin bahagia dengan perasaan yang pertama kali mereka rasakan 

"Waaaaaaaaaaaahhh!!!" Teriak girang Avan dan Yamato

"Anginnya dingin!" Teriak Yamato dengan senang

"Iya!" Balas Avan tak kalah kencang 

"Lampunya banyak yang nyala!" Teriak Yamato lagi

"Iya!" Balas Avan lagi

kegiatan itu saling teriak itu direkam oleh Biru yang entah kenapa ia rasa, ia harus menunjukannya kepada Daddy atau Papanya suatu saat nanti. "Lo yakin. Ru" Tanya Langit yang melihat Biru sedang merekam 

Biru tersenyum mengangguk, "Gua yakin" Ujarnya. Angkasa menatap kedua  bocah itu yang kini sedang tertawa riang "Padahal mereka berdua dulu udah pernah keluar" Ujar Angkasa 

Biru dan Langit mengangguk sambil tersenyum, "Maka dari itu kita sebagai kakaknya harus bantu mereka" Ujar Biru. Angkasa mengangguk setuju

"Hah~~ Avan, Yamato ayo kita berangkat keburu telat" Panggil Angkasa dengan nada sedikit tinggi 

"OKE" Ujar Avan dan Yamto bersamaan sambil tertawa 

"Seneng banget ya kalian padahal cuma kaya gini doang" Ujar Langit, Avan dan Yamato menatap tajam Langit karena tidak terima. "kaya gini doang, iya buat Kak Langit mah, kalo buat kita kan ini pertama kali" Balas Yamato 

"Yamato, Avan coba kalian inget-inget ini bukan pertama kalinya kalian keluar gini kok" Ujar Angkasa perlahan 

Avan dan Yamato mengangkat sebelah alis, mereka mulai menutup mata mereka berusaha mengingat kembali dengan keras. "Ga, Yama ga ingat" Ujar Yamato dengan datar. Angkasa dan yang lain tertawa kemudian menatap Avan yang masih berfikir keras

Tiba-tiba mata Avan terbuka membuat semua yang menatapnya penasaran. "Avan sedikit ingat rumah Avan dan kak Angkasa dulu" Ujar Avan membuat Angkasa tersenyum lebar

"Nah kan, kalau gitu ayo kalian pilih mau naik motor sama siapa?" Ujar Angkasa. Avan dan Yamato mulai menatap ketiga motor berbeda warna itu, motor berwarna biru milik Langit, motor hitam milik Biru dan Angkasa yang berwarna hijau army 

"Yama mau naik yang biru" Ujar Yamato sambil berlari kearah motor Langit 

"Kalau gitu Avan mau naik bareng kak Angkasa" Ujar Avan yang dibalas senyuman oleh Angkasa

"Él es quien siempre se pega a ti." Ujar Biru membuat Angkasa terkekeh mengangguk 

(Dia selalu nempel pada mu) 

Biru berjalan menuju motor nya meninggalkan kedua adik kakak itu. Angkasa yang saat itu sedang memastikan helm Avan tidak kendor membuat sepintas lewat di pikiran Avan. "Kak Angkasa, dulu kita juga pernah naik motorkan ya sebelum motornya dijual" Ujar Avan membuat Angkasa terkejut 

"Kamu ingat?!" Ujar nya terkejut. Avan mengangguk pelan sebagai jawabannya, Angkasa yang senang langsung memeluknya dengan erat 

"Ayo, kita buat memori baru diluar rumah dan didalam rumah" Ujar Angkasa menggendong Avan ke motor 

"Ka-kak, tapi sebelum itu Avan boleh minta sesuatu?" Tanya Avan yang langsung diangguki oleh Angkasa. "Pertama Avan mau mulai sekarang jangan gendong Avan boleh?" Ujarnya malu-malu

Angkasa terkekeh kemudian menurunkannya "Terus?" Tanya Angkasa

Avan menggeleng sambil tersenyum "Nanti saja" Ujarnya kemudian berlari kemotor Angkasa. Angkasa tersenyum sambil menggeleng dan menyusul Avan 

Ketiga motor itu melaju menembus jalan yang cukup sepi. Mereka menyadari ada banyak motor yang mengikuti mereka

"Hah~~ dejavu" Gumam Biru dan Langit

Motor Langit dan Biru berbelok dengan mendadak membuat Angkasa terkejut dan tak sempat ikut berbelok. "Mereka ngapain coba?!" ujarnya

Angkasa melihat kearah sepion motornya dan melihat dua motor berwarna hitam melaju mengikutinya, Angkasa tersenyum tipis dan menyuruh Avan untuk memeluknya kencang. Kecepatan motornya bertambah dan saat kedua motor yang mengikutinya itu ikut bertambah kecepatannya dengan cepat Angkasa putar balik membuat dua motor itu harus rem mendadak 

Tak berhenti disitu, Angkasa juga langsung berbelok kearah gang yang sama seperti Biru dan Langit. Angkasa sempat terkejut saat berpapasan dengan motor-motor yang mengikuti Langit dan Biru 

"Kenapa...?" Gumam Angkasa 

Baru saja Angkasa akan menghentikan motornya, ia tau orang-orang itu adalah orang yang dikirim oleh Papa nya atau mungkin Papinya. Saat motor itu sudah hampir berhenti sepenuhnya tiba-tiba motor Biru dan Langit melaju melewati motor Angkasa 

Melihat itu Angkasa tak jadi menurunkan kakinya dan malah melaju menyusul Langit dan Biru 

"ANGKASA!! MEREKA DIKIRIM PAPA" Teriak Biru membuat Angkasa menoleh kearah Biru 

"LO TAU DARI MANA?" Balas Angkasa

"GUA SAMA LANGIT UDAH NANYA SAMA MEREKA.... YA LO TAU LAH GIMANA" Ujar Biru membuat Angkasa sedikit terkejut 

"YAMATO LIAT?" 

"YA KAGAK LAH GILA, NTAR GUA KASIH TAU" Final Biru menambah kecepatan motornya 

Angkasa menghela nafas kasar dan sedikit menoleh kebelakang untuk memeriksa Avan, mata Angkasa berubah tajam karena kesal ketika mellihat motor-motor itu. "AAAKH ELAH" Teriak Angkasa kesal 

Avan sedikit terkekeh saat mendengar teriakan Angkasa, ia tau saat ini kakaknya sedang kesal karena lelah. Ia juga tau siapa orang-orang yang mengejar mereka saat mendengar percakapan Biru dan Angkasa 

Setelah melaju cukup lama akhirnya mereka saat di arena balapan motor, mata Avan terbuka lebar saat melihat ada banyak orang yang berbeda-beda. Tak sedikit juga orang-orang yang berpakaian sedikit kain 

Ketiga motor itu berhenti di sekumpulan orang-orang  yang tengah bermain kartu poker. Avan dan Yamato turun dan langsung berlari kearah sekumpulan orang-orang itu 

"Avan! Yamato!" Ujar Angga terkejut 

Seluruh Anggota Gagatara langsung menatap kedua bocah itu dan menatap ketiga orang yang tengah berjalan kearah mereka sambil membawa helmnya masing-masing. Angkasa yang merasa Kelvin menatapnya meminta penjelasan menghela nafas panjang "Jangan tanya gua" Ujar Angkasa dengan datar 

"Sama jangan tanya gua" Ujar Biru 

"Mohon maaf, nomor yang anda tuju saat ini sedang tidak aktif jadi jangan tanya lagi" Ujar Langit 

"Ya intinya mereka yang minta dan mari kita rayakan hari pertama mereka keluar" Ujar Biru 

Kelvin menghela nafas kemudian tersenyum tipis "Yaudah lah apa boleh buat" Ujar Kelvin membuka kaleng soda dan memberikan kepada Avan dan Yamato 

Avan dan Yamato saling tatap saat diberikan sekaleng soda itu kemudian saling tersenyum, perlahan mereka meminum dan sedikit terkejut dengan rasanya. Avan tersedak saat pertama namun kemudian ia tersenyum senang 

Malam itu pertama kalinya mereka meminum minuman berkarbonasi dan pertama kalinya mereka melihat ada banyak nya orang yang berbeda 

"Avan, Avan, Avan suka?" Tanya Faisal sambil tersenyum 

Avan mengangguk "Avan suka banget" Balasnya 

"Kalo Yamato?" Tanya Semesta 

"Yamato sangat, sangat suka" Balasnya dengan girang 

................................................................................................................................................................

Timun ga tau harus minta maaf gimana lagi: Timun





Duo TuyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang