Part 5

64 9 0
                                    

Rolf menggandeng luna kearah halaman depan, beberapa murid mulai berbisik rusuh didekat mereka.

"Kalau ada Crumple-Horned Scorkac, nanti aku akan memfotonya dan mengirimkan kepadamu"

"Crumple-Horned Scorkac ?" Luna menatap heran dan melihat ekspresi luna selalu membuatnya gemas.

"Aku tau kamu sedang mencari Magical creatures itu, bukan ?" Tanya Rolf dan Luna mengangguk, tetapi tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah.

"Aku ikut kamu saja kalau begitu" ucap luna bersemangat.

"Tidak, ini perjalanan berbahaya"

"Tapi .. "

"Nanti saat aku sudah menyelesaikan masalahku, kita berkeliling dunia mencari Crumple-Horned Scorkac. Bagaimana ?" Tanya Rolf, luna terlihat terdiam dan mengangguk.

"Janji ?" Luna melepaskan genggaman Rolf dan dia menyodorkan jari kelingkingnya ke arah rolf. Rolf tertawa dan menautkan jari kelingkingnya ke jari luna.

"2 tahun lagi" ucap Rolf mengecup pipi luna "jaga dirimu, dan kabari kalau ada masalah"

"Kamu akan berangkat sekarang ?" luna mengegam tangan Rolf, rolf mengangguk.

"Lebih cepat lebih baik, aku berangkat" Rolf mulai mecium puncak kepala luna.

"Kamu kekasih rolf ?" tanya Newt menatap luna, dan wajah luna memerah.

"I-iya" jawab luna pelan dengan menunduk, rolf mengacak-ngacak rambut luna.

"Ayo kita pergi"

--------------

Kediaman Scamander

Scamander manor cukup besar, terdapat tembok besar menjadi pagar. Newt menggerakkan tongkatnya dan tembok itu bergerak terbelah menjadi dua. Terlihat beberapa Magical Creatures berlarian di taman.

"Kamu sudah sampai ? Istirahat dulu sebelum berangkat" ucap tina berlari kearah Rolf.

"Tunggu, Aku ingin bicara denganmu" ucap Newt menahan tangan Rolf yang akan masuk ke kamarnya.

"Kalau kakek ingin mencegahku, keputusanku tetap sama" ucap Rolf menatap Newt.

"Apa yang terjadi pada Justin itu hanya kecelakaan rolf" ucap Newt pelan, mencoba untuk menyakinkan Rolf.

"Kecelakaan ? Maka kecelakaan itu juga alasan Mom meninggal" ucap Rolf, amarahnya benar-benar memuncak.

"Rolf, itu Salah Justin .. " ucap Newt pelan dan Rolf menggeleng.

"Tidak, bagaimana pun aku akan membunuh makluk itu karena membunuh Dad. Makhluk itu hanya kehilangan lidahnya tapi Dad kehilangan nyawanya" Teriak Rolf marah, tubuh Rolf bergetar.

"Jangan lakukan itu, Kakek tidak pernah mengajari hal itu kepadamu. Kekerasan ? Pembunuhan ? Kamu tau, kita tidak bisa membunuh hewan-hewan itu. Mereka punya keluarga ... dan mereka .." ucapan Newt terpotong karena teriakan Rolf.

"BAGAIMANA DENGANKU ? BAGAIMANA DENGANKU ? AKU KEHILANGAN DAD KARENA DIA, AKU JUGA KEHILANGAN MOM KARENA DIA" Teriak Rolf, wajahnya memerah. Air matanya mengalir, Rolf selalu sensitif saat membahas hal ini.

"Sudah-sudah, Rolf ayo masuk kamarmu" ucap Tina menarik tangan rolf masuk ke kamarnya. Rolf memeluk tina, dia menangis dengan sangat kencang.

Rolf teridur beberapa menit kemudian, Tina menarik selimut rolf dan mengusap kepala rolf sejenak. Tina melihat Newt yang duduk dengan menyandarkan kepala di sandaran sofa dengan Teddy yang meringkuk di pangkuannya.

"Biarkan dia melakukan hal itu, biarkan dia mencerna apa yang kamu katakan. Biarkan dia mengetahui kenyataannya sendiri" ucap Tina duduk disamping Newt, dan mulai menyandarkan kepalanya ke Newt.

"Kita juga kehilangan anak kita karena itu, tapi aku berusaha untuk merelakan apa yang terjadi karena Rolf" ucap Newt pelan, tangan Newt yang sudah mulai mengeriput mulai menggegam tangan tina. Newt tau, tidak hanya dirinya yang merindukan sosok Justin tapi istrinya juga merindukan sosok anak mereka.

"Aku merindukan justin" ucap tina dengan mencengkram tangan newt, air mata juga mulai menetes membasahi kain yang tersampir di pundak Tina.

"Cukup tatap Rolf, Rolf sangat persis dengan Justin" jawab Newt mencoba menenangkan Tina.

"Besok kita ke makam Justin dan Ema" ucap Tina pelan dan terdiam di pelukan Newt.

-------------

Perjalan ke New York merupakan perjalanan yang panjang, London ke New York membutuhkan waktu seminggu. Rolf memandang hamparan laut, dia menatap beberapa ikan yang melompat-lompat dengan memakan Sandwich terakhirnya. Daratan New York mulai terlihat dari kejauhan.

Tepat kemarin Rolf menginjakkan umur ke 17-nya, membuat dia bisa menggunakan sihir dengan leluasa. Rolf menghela nafas dan memejamkan mata sejenak menunggu Kapal mulai berhenti di dermaga.

Kabar Luna ? Leo dan Eifal ?

Rolf baru saja mendapatkan surat dari Eifal dan luna kemarin, saat ulang tahunnya. Dia mendapatkan sebuah Buku Mantra Standar kelas 7 ciptaan Miranda Goshawk.

Dear Rolf,
Selamat Ulang Tahun!!
Aku mengirimkan Buku Mantra yang sebenarnya harus kamu pelajari tahun depan, kamu harus bisa menghafal banyak mantra untuk mempertahankan diri, bukan ?

Hogwarts sangat sepi tanpamu, aku lebih banyak di Ruang Quidditch Hufflepuff dan bertemu luna. Jangan salah faham, aku hanya mengandarkan Leo kepadanya setelah itu aku kembali ke Asrama.

Gryffindor menang dari slytherin, aku tidak tau apakah akan memenangkan Final Quidditch, tapi aku bertekat untuk memenangkan Final Quidditch tahun ini.

Draco Malfoy masuk ke Hospital Wings karena berduel mantra dengan Harry Potter, dan Harry Potter mendapatkan Ditensi.

Kabari aku kalau kau sampai di New York, dan Nikmati Hari-harimu tanpa Tugas-tugas menumpuk.

Eifal

Luna sendiri memberinya sebuah foto dirinya dan Leo, Leo terlihat sangat senang bersama Luna. Sekarang dirinya memiliki satu koleksi lagi foto Luna dan Leo, juga terdapat Quibbler edisi terbaru.

Dear Rolf,
Happy Birtday!!!
Leo akhir-akhir ini sepertinya merindukanmu, dan aku mengirimkan Quibbler edisi terbaru. Gryffindor menang melawan Slytherin, dan terlihat Eifal yang sibuk dengan latihan akhir-akhir ini.

Terdengar suara peluit dan membuat Rolf membuka mata, dan terlihat di dermaga sangat ramai. Rolf mulai turun dan dia berjalan kearah pengecekan dibagian Muggle. Setelah tasnya di cek, Rolf melihat Sekitat, Akhirnya Rolf bisa kesini lagi setelah 6 tahun lalu.

"ROLFF!!" Teriak seseorang berambut hitam, dan Rolf berjalan kearah pria itu. Pria yang tingginya diatas Rolf dengan memnggunakan setelan kaos dan celana.

"Harvey!"

"Kamu memang keras kepala" ucap Harvey dengan wajah sedikit marah, dia menghela nafas kasar dan berjalan disamping Rolf.

"Tenang aku hanya menginap dirumahmu cuma 2 hari sebelum aku melanjutkan perjalananku ke Arizona" ucap Rolf, dan sebuah pukulan mengenai kepala Rolf. Rolf memegang kepalanya karena merasa sakit.

"Kakekmu memintaku menemanimu, merepotkan saja"

"Kamu tidak perlu mengantar, aku akan ke arizona sendiri"

"Lebih baik menguncimu dirumahku daripada membiarkanmu pergi sendirian ke Arizona" ucap Harvey dengan mengusap matanya yang terkena sedikit debu.

"Katamu, aku merepotkan"

"Kamu tidak tau lelucon ?"

My Happy ending (Rolf Scamander & Luna Lovegood)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang