POLOS TAPI BINAL

1.1K 10 0
                                    


 "Dengan meeting kali ini, saya sengaja mengumpulkan kalian semua. Perjalanan kita cukup Panjang. Dan itu semua berkat perjuangan kalian juga. Dengan keadaan sekarang, dengan berat hati saya menyatakan kita bangkrut"

Kesedihan orang-orang penanggung jawab kedai terlihat jelas di layer laptop Atep. Perusahaannya dinyatakan Bankrut. Kemerosotan yang dialaminya sangat signifikan.

Hampir dua bulan sudah Atep tinggal dikampung halamannya. Menemani Ibunya. Sesekali juga pergi ke Metropolitan untuk memantau bisnisnya. Disaat saat kepulangannya di kampung juga Atep mencari peluang baru untuk dirinya bisa kembangkan. Dikampung juga dia jadi lebih banyak bersosialisasi dengan orang, tidak seperti saat di Kota. Itung-itung itu jadi healing buat Atep

Dulunya Bapaknya Atep adalah orang yang dihormati yang kerap membantu petani dalam memberikan penyuluhan untuk mendapat hasil yang maksimal. Selama ini Sangaji juga turut ikut membantu Bapak jadi kenal sekali dengan banyak petani.

"Dua tahun terakhir, kamu juga aktif bantu bapak ya Ji? Hebat euy" puji Atep

"Iyah kang, sedikit-sedikit aja. Aji juga jadi sering nginep disini semenjak ibu sama bapak Aji meninggal. Gapapa ya kang?"

"Gapapa dong, malah akang seneng ada yang nemenin Ibu sama Bapak"

Saat itu mereka sedang santai mengenakan kolor saja. Sangaji dari tadi tidak fokus. Matanya selalu penasaran dengan jendolan dari isi diantara selangkangan Atep. Selama sebulan itu juga , desir nafsu Sangaji mengalir dengan Deras kepada Atep

"Badan Atletis, muka ganteng, ketek lebat, kulit putih, jendolan juga gede. Duuuh bikin nafsu aja duda satu itu"

Wajah polos dan badan kecil Sangaji ternyata menyimpan Nafsu yang teramat besar. Ada kalanya desir Nafsu Sangaji tidak bisa ditahan dan harus melampiaskannya sendirian.

Malam itu, Sangaji tidak menginap dirumah Ibu. Dia tidur dirumahnya untuk melepas Nafsunya dengan perintilan alat seksnya.

Bayangan tentang ketelanjangan Atep membuatnya selalu bernafsu. Pernah sekali Sangaji curi-curi pandang saat Atep mencuci mobil kesayangannya. Hanya menggunakan kolor dihalaman rumah Ibu. Nafsunya langsung membara

Lampu remang-remang menyoroti badan Sangaji yang telanjang malam itu. Tangannya mengocok batang kontolnya yang besar. Ukuran 19 cm menjadi kebanggaan Sangaji. Sambil berdiri, tangan kanan mengocok Kontol kebanggaannya sedangkan tangan kiri memainkan putting nya. Matanya terpejam menikmati irama kocokannya

"Aaaaah kang Ateep enaaaak kang.... Aaaaahhh MMMmmmmpphhh Terusin kang" nafasnya tak beraturan. Tangannya semakin lihai mengocok batang besarnya.

"Ooooh yeaah kang, pengen dientot kang Atep Aji teeeeh kang.... Aaaarrgghhht pengen ngentotin kang Atep juga Kang.... Mmmppphhhh plis entot kang"

Posisinya kini berubah. Sangaji mengambil pelumas dan membalurkan ke jari-jarinya. Posisi nya kini Nungging diatas kasurnya. Jemari tangan kirinya satu-persatu masuk ke Lubang Bool Sangaji. Maju mundur, keluar masuk hingga tiga jarinya masuk ke lubang pantat sangaji

Sngaji meracau kenikmatan . Matanya merem melek seiring keluar masuk jarinya

"Aaaah iya kang, begitu,... disithuuuuh ... mmmppphhh Kang Atee....ppph. Entotin Bool Aji Terus kang"

Gerakannya semakin erotis, lekuk tubuhnya mengkilap karena keringat dan deru Nafsu derasnya

Tidak puas dengan tangannya sendiri. Sangaji teringat menyimpan dildo dilemarinya. Semenjak Bapak-Ibunya tidak dirumah, Sangaji makin berani menyimpan benda-benda untuk memuaskan nafsunya. Termasuk Dildo yang ukurannya mirip dengan kontol sangaji.

Dildo ditempelkan diatas Lantai. Sangaji jongkok diatas dildo itu. Perlahan masuk dengan lembut

"Mmmmppphhhhh... hmmmmmmhhhh... ahhhhhh"

Desahnya antara enak dan kesakitan. Kemudian...

"Aaaaaaa.....aaaaahhhh yaaaaaah masuuukkkk"

Seluruh dildo terbenam kedalam lubang bool sangaji. Sangaji mulai bergoyang liar diatasnya

Naik-Turun. Maju Mundur

"Ooooohhhh yeaaaah... fuck.... Ngeunah pisaaan diewe kontol... Aaaaaahhhh mmmppphhh Apalagi kontol beneran"

Goyangannya semakin cepat dan Liar. Kontol jumbonya semakin tegang dan keras

"Aaaah yeaaah kang Ateeep. Aduuuhhh kontol,,,, mppphhhh Aji suka Kontol kang Aaaah apalagi kontol akang"

Semakin cepat gerakannya , semakin cepat kcocokan Sangaji

"Aaaah iyah ... ewe terus aaaah yeaaaaah OOoooooooohhhhhh....oooooooohhhhhhh ooooohhhhhhh"

Desahannya menjadi, Sangaji tidak sadar kalau suaranya tidak terkontrol

Crot...crot...crot....crooooot....croooooot

Sperma segar tertembak dari kontol besar Sangaji. Tubuhnya mengejang kenikmatan brutal. Badannya rebah diatas lantai

Nafasnya masih belum teratur. Dildomasih menempel dalam bool seksi sangaji. Badannya bermandikan pejuhnya sendiri.

Tangannya meraba seluruh badan . Dari perut, dada leher kemudian kebiji pelernya yang besar.

"Ploooop" Tangan kirinya mencabut dildo dari boolnya

Kemudian dilso itu dimasukan kembali ke mulutnya, berharap yang diisap adalah kontol Atep.

Di balik ketidaksadarannya saat memuaskan nafsunya sendiri, ternyata sangaji lupa untuk menutup rapat gordeng jendela kamarnya. Sepasang mata dari tadi memperhatikan permainan Sangaji.

Sperma berhampuran ke dinding diluar kamar Sangaji 

PULANG KAMPUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang