Pagi-pagi Atep keliling kampung halamannya, menyusuri sawah dan menyapa para petani. Atep mudah dikenali karena semua petani pasti mengenal bapaknya. Banyak petani yang terbantu karena Bapaknya. Dia turut ikut meneruskan perjuangan Bapak, karena dulu sekolah di SMK Pertanian. Menjelang sore Atep duduk di sebuah Gubuk aga tertutup ditengah sawah. Menjelang siang seperti ini, sawah biasanya sudah sepi. Setelah makan siang petani juga istirahat sebentar lalu pulang.
Sesosok pemuda remaja kira-kira umurnya 18 Tahun menghampiri Atep. Mata mereka saling tatap seakan familiar satu sama lain
"Mang Atep lain ini teh?" tanya anak itu
"Iyaaaah... kamu the siapa ? mukanya familiar"
"Astaga mamang pulang ? ini Bagja atuh Mang. Meni lupa sombong"
"Astaga Bagja, udah gede gini kamu sekarang?, udah jadi kasep manis, keker badannya, lebih tinggi dari mamang sekarang mah. Jadi pangling"
"Iya mang, hehehe Namanya juga bantu bantu disawah sama jadi kuli di pasar kadang"
"Oooooh... tapi kamu sekolah ?"
"Udah lulus mang, sekarang lagi bantu-bantu Uwak aja disawah. Kadang juga bantu-bantu di Pasar"
Waktu kecil dulu, kadang Bagja sering datang kerumah Ibu. Hanya untuk bermain dengan Atep. Tapi semenjak Atep Kuliah ke Kota, batang hidung Bagja juga jarang kelihatan
Mungkin kalau bisa dibilang, Bagja sudah dari kecil suka terhadap pria. Dia selalu suka terhadap lelaki-lelaki tampan. Waktu SMP malah mendambakan guru muda di sekolahnya. Namun karena hidup di kampung, sangat sulit menemukan yang sama sepertinya. Apalagi teknologi yang Bagja punya juga terbatas.
Melihat Atep yang semakin dewasa dan semakin Tampan , rasanya Bagja suka sekali. Terlebih tubuh atletis Atep membuat atep makin seksi
"Mau kemana kamu Ja?"
"Mau ke Sungai Mang, Biar badan Seger. Sekalian mandi sambal Ngojay"
"Oooh sok atuh"
"Mang Atep mau ikut ?"
"Mamang udah lama sih gak ke sungai sana. Boleh deh"
"Gaskeun"
Langkah kaki mereka menyusuri jalan setapak diantara sawah. Dulu waktu remaja juga Atep kadang ke Sungai hanya sekedar untuk peenyegaran saat sore sepulang sekolah.
Mereka tiba di sungai. Aga sedikit berubah sekarang. Sekarang ada tempat khusus untuk ibu-ibu nyuci. Pun ada bilik mandinya juga. Beda seperti ketika dulu Asep terakhir mandi di sungai. Hnya ada bilik terbuka seadanya untuk orang mandi. Otomatis kalau orang mandi telanjang disana, pasti keliatan.
Mereka membuka Baju dan menyisakan celan kolor sebagai dalaman mereka saja. Kalau Bagja hanya memakai Celana Dalam Saja. Walaupun kulitnya coklat, seing panas-panasan, paras Jamet tidak terlihat pada diri Bagja. Kulitnya coklat tapi bersih. Sangat menggoda
Atep tidak sadar kalau diperhatikan terus oleh Bagja. Kontol Bagja mengembang besar hingga keluar dari celana dalamnya.
Atep acuh dan tetap mandi menikmati air sungai. Sebetulnya kalau mandi betulan bisa didalam bilik. Namun Atep ingin mengenang masa-masa dulunya mandi di Sungai
Bagja menutupi kontolnya dengan kedua tangannya .
"Mang, Bagja hanjat duluan yah. Mau mandi di bilik weeeh"
"Aaah katanya tadi mau mandi disungai aja gak mau dibilik, asal baseuh tadi kata kamu"
" Hehehe berubah pikiran mang"
Bagja Naik dan masuk kedalam bilik mandi.
Kontolnya terus mengembang hingga keras maksimal. Tangannya tidak cukup untuk menutupi kontolnya. Didalam Bilik, Bagja langsung melempar Sempak Basahnya. Kontolnya sudah berkedut deras. Kepalanya merah padam dan mengkilap. Kontol coklat selaras dengan kulitnya. Diumurnya yang 18 Tahun, kontolnya sangat tidak Normal. Sangat besar. Panjang 22cm yang bisa memuaskan siapa saja yang menikmatinya.
Bagja mengambil sabun yang tersedia di Bilik. Sabun itu melicini kontol jumbonya. Perlahan dikocok dengan tempo teratur.
Ada perasaan hangat saat Bagja mengocok kontolnya sendiri
"Aaaaah anjiiir, seksi pisan Mang Atep. Pantatnya nonjol, kontolnya ngejendol"
"Mmmmppphhh ....sssshhhhh Aaaaaahhh"
Tangan kananya mengocok batang Jumbo yang berkedut. Tangan kirinya menjamah perut dan dadanya sendiri
"Ooooohhh Aaaaaahhh.... Sssshhhh"
Kontolnya kini dimain-mainkan dengan memukul-mukul ke tangan kirinya
"Andai aja disepongin Mang Ateep... Pasti Angeeet kontol ini"
"Aaaah Mang Atep... Bool mang atep enak kayanya kalau di ewe"
"mmmppphhhh yeah"
Racau desahnya terus berlanjut.
Tidak lama, Atep pun Naik untuk membilas diri di bilik. Bilik untuk mandi ada dua. Namun hanya ada satu atap. Sehingga hanya terbatas tembok yang tidak rapat sampai atas. Kalau mau, bahkan orang bisa saling mengintip lewat pembatas dinding.
Dibilik satunya, Atep mendengar racauan dan desahan Bagja. Bagja terlalu larut dengan kenikmatan kocokan Tangannya.
"Aaaah Mang ateep, terus sepongin kontol Bagja Kang... mmmppphhh mmmhhhh mmmmhhhh"
Atep kaget mendengar racauan Bagja. Bagja menyebut nama Atep saat coli. Rasanya aga aneh bagi atep
Atep nai keatas mandi, kemudian mengintip Bagja. Benar saja. Bagja sedang Asik coliii dengan tangannya. Tangan satunya memilin-milin putting nya. Asep terbelalak melihat kontol Atep yang Besar
"Gila, bocah segede gitu kontolnya Gede banget" dalam Hati Atep
Semenjak tadi, atep terus fokus memperhatikan Kontol Bagja dan lekuk tubuhnya. Kontol atep menegang tanpa sadar. Tenggorokannya berulang kali menelan Ludahnya sendiri.
Kontolnya indah dan mengkilap. Berkedut dengan dihiasi bulu halusnya. Badan Bagja terbentuk dengan baik karena kerja kasar yang sering dilakukannya. Beda dengan Atep yang hasil gym.
"Aaaaah..... Aaaaahhhh... aaaaahhhhh enak banget"
Jantung Atep berdebar melihat kelakuan Bagja, titik titik keringat mulai keluar melalu pori pori kulitnya. Tangannya mulai meraba-raba kontol nya yang tegang akibat apa yang dilihatnya.
Kocokan bagja semakin cepat, perkakas besar nya membengkak lebih besar dan berkedut. Gerakannya memanas. Bagja membuat gerakan seolah-olah sedang mengentot dengan tangannya sendiri. Lenguh Panjang keluar dari tenggorokannya. Matanya terpejam sambal melihat keatas.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh........"
Crot...crooottt... crooot... croooott....
Kontol bagja menembakan lahar kenikmatan perwarna putih kental. Tubuhnya mengejang diterpa kenikmatan. Tangannya berhenti mengocok, tapi kontolnya masih terus menembakan peju berkali-kali.
Atep masih terbelalak. Seolah nafsunya memuncak ketika melihat Bagja coli apalagi kontolnya yang sangat besar. Ada keinginan dan hasrat yang belum pernah Atep rasakan sebelumnya.
Sadar Bagja sudah selesai, Atep buru-buru turun.
Atep pulang, tanpa membilas badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG KAMPUNG
خيال (فانتازيا)ADULT CONTENT ALERT!!! Pulang kampung memberikan kisah baru bagi Atep. Ada kenakalan kenalan baru yang Atep rasakan yang berawal dari diperkosa oleh perampok dirumahnya hingga Atep ketagihan untuk negntot dengan laki-laki... Inilah perjalanan Atep...