"Jangan menjadi orang yang gampang percaya, karena siapa pun bisa menjadi apa pun."
***
***
"Jangan, gua gamau. Jangan paksa gua." Ketlin berusaha menghalangi tangan cowok bejat di depannya ini. Dengan tatapan nyalang ke arah laki-laki yang sedang berniat melecehkannya.Laki-laki bernama Putra seolah tuli dan terus berupaya menyentuh buah dada Ketlin. Ide gila pun melintas di benaknya, jika ia tak bisa menyentuh payudaranya. Maka ia akan mengesap bibir manisnya itu, alias bibir ranum Ketlin.
Putra memegang kepala Ketlin sehingga Ketlin menghadap ke atas, ia pun langsung menyambar bibir Ketlin. Namun, bibir Ketlin tak mau terbuka, Ketlin menutup bibirnya sekuat tenaga. Putra menjulurkan lidah berusaha masuk ke dalam rongga mulut Ketlin, tetapi usahanya sia-sia kala Ketlin kekeh menutup mulutnya.
Putra pun melepaskan tautan bibirnya. "Buka dulu mulutnya, bentar doang abis ini kita pulang." Ketlin menggelengkan kepala tanda tak mau. Ia memberontak untuk dilepaskan, kedua tangannya digenggam oleh tangan besar Putra. Ketlin sangat takut...
"Lepasin sialan, gua gamau. Mending kita pulang aja." Putra tak mengindahkan permintaan Ketlin, ia membungkam mulut Ketlin dengan mulutnya, berusaha masuk tetapi gagal lagi. Putra marah lalu dengan sekuat tenaga ia memasukkan tangannya ke dalam celana Ketlin.
Ketlin berusaha menghalangi tangan Putra, ia menatap Putra memohon untuk tidak melakukan hal kotor itu. Ketlin menghimpit tangan Putra dengan badannya, ia tak bisa melakukan apa-apa selain itu. Sebab tangannya digenggam oleh tangan kiri Putra.
"Jangan plss, gua gak mau, lepasin tangan gua sialan." Muka Ketlin cemas, dan runtuh sudah pertahanan Ketlin. Tangan Putra berhasil memasuki celana Ketlin, ia memasukkan 1 jarinya ke arah vagina Ketlin.
"Argh sakit sialan." Mendapat kesempatan, ia pun melepaskan tangan Putra dari kemaluannya. Putra terkekeh melihat wajah Ketlin. Merasa sudah puas ia pun pulang mengantarkan Ketlin. Namun, Ketlin meminta turun di gang bukan di rumahnya. Sebelum sampai gang, Putra membelikan Ketlin susu Milku. Sedangkan Ketlin membeli susu Ultramilk.
Saat turun di gang dan Putra pergi meninggalkannya, Ketlin pun menangis tanpa suara. Ia bingung dengan cara apa ia menuju rumahnya, sedangkan rumahnya cukup mempunyai jarak yang jauh dari gang. Ia teringat temannya yang bernama Syifa, ia pun mengechat untuk menghampiri Ketlin yang berada di dekat rumahnya.
Syifa pun menghampiri Ketlin, ia menaikkan alisnya bingung. "Lu kenapa? Sini cerita, ada masalah apa." Melihat kondisi Ketlin yang memprihatinkan, Syifa pun menanyakan keadaannya.
Ketlin pun menceritakan dari awal hingga akhir, tak lupa dengan kejadian menjijikkan yang terjadi di area taman Sater. Ketlin merasa gagal dan kotor, ia gagal menjaga tubuh miliknya, ia menangis kala mengingat tragedi ciuman dan tangan Putra yang berhasil meremas payudara serta memasukkan tangannya ke dalam vagina Ketlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Kurzgeschichten"Tolong, aku capek dengan semuanya, mengapa aku tak bisa mendapatkan keadilan di dunia ini?" "Aku hanya ingin didengar dan dihargai, kenapa begitu sulit untuk mendapatkan 2 hal itu? Aku juga tak mau hidup dengan takdir seperti ini..." Dunia itu adil...