Pertarungan Mematikan

4 2 0
                                    

Yohan pun melayangkan pukulan kea rah Alfi terlebih dahulu karena dia yang
memiliki keadaan paling tidak prima. Setelah tersungkurnya Alfi ia lanjut mengayunkan
tendangan keras kepada Dika, saat mereka berdua terjatuh ia tidak berhenti dan mencoba
melayangkan high kick kearah Yudha, tetapi hebatnya Yudha bisa menepis tendangan keras
Yohan, dan sekarang Yohan lanjut melayangkan jab beruntun layaknya machine gun, tetapi tidak
mempan pada Yudha. Muka dengan banyak bekas luka menandakan banyaknya pertarungan
yang telah ia lalui. Setelah semua serangan yang Yohan lontarkan kini giliran Yudha
melancarkan satu pukulan keras pada rahang bawah Yohan, pukulan keras itu mengakibatkan
pusing sesaat bagi Yohan, Yohan pun sempat berlutut ditanah. Momen ini sebenarnya sangat
menguntungkan bagi Yudha, tetapi karena kesombongan yang memenuhi kepala kosongnya ia
malah mulai mencemooh Yohan.

"Cuih.. kau kira siapa kau berani-beraninya menyerang kami!? Kami baru saja
membicarakan monyet sepertimu yang akan mati dalam keadaan tragis!"

Ocehan yang Yudha lontarkan memberi Yohan sedikit waktu singkat untuk berfikir. Saat
itulah ia melihat kunci sepeda motor milik Yudha tergeletak di tanah. Tidak berfikir panjang
Yohan langsung berdiri dan mulai melancarkan pukulan dengan kuci yang berada ditengahtengah jarinya.

"Cleppp"

Suara itulah yang terdengar, suara kunci motor sepanjang 8,5 centi menancap menembus
pipinya kanannya.

Keadaan itu membuat Yudha sangat syok dan mundur menjaga jarak pada Yohan, tidak melepas
kesempatan ini begitu saja Yohan lanjut dengan tendangan telak diperut, bahkan saking kerasnya
tendangan Yohan sampai membuat Yudha muntah. Semua isi makanan yang Yudha makan pada
siang itu keluar semua bercampur darah. Setelah penyerangan itu berakhir Yohan pun pergi
pulang untuk beristirahat, saat perjalanan pulang menaiki bus Yohan tertawa liar ditengah
kerumunan,

"HAHAHHAHA.."

mungkin itu adalah bukti kepuasannya atas apa yang ia pendam selama ini.

Hanya berselang satu pekan setelah peristiwa itu Yohan mulai diteror oleh orang, ia
menduga pasti orang itu adalah kelompok geng berandalan dari Yudha, maka ia mulai bersiapsiap dengan menyiapkan banyak sekali senjata, bahkan diantaranya ia buat dari barang-barang
sepele seperti pensil yang diraut tajam, bolpoin yang ujung penanya diganti jarum, koran tebal
yang dilubangi dengan paku, bahkan ia telah menyiapkan bom tepung maizena yang ia campur
dengan bubuk mesiu buatannya sendiri. Dengan menyampurkan larutan arang, kalium nitrat, dan
isopropil alcohol yang ia curi dari lab kimia sekolahnya. Itu semua ia buat dengan perhitungan
dan perkiraan akan semua kemungkinan yang bisa saja terjadi pada dirinya saat menghadapi
pertarungan. Tetapi semua hal yang ia buat dengan penuh perhitungan hanyalah sia-sia ketika
dihadapan senapan api.

Simfoni Jiwa TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang